Menurut pengertian bahasa, sabar adalah menahan dan mencegah. Yang dimaksud menahan adalah menahan lisan dari mengadu, menahan jiwa dari berkeluh-kesah, dan menahan anggota badan dari berbuat kemaksiatan. Hal ini sebagaimana dikutip dalam buku Tafsir Al-Asas: Tafsir Lengkap dan Menyentuh Ayat-ayat Seputar Islam, Iman dan Ihsan oleh H. Darwis Abu Ubaidah.
Sementara menurut buku Hidup Sehat dan Bahagia Dalam Perspektif Tasawuf oleh Muzakkir dan Hidup Berkah dengan Istikamah oleh Ratnani Latifah, sabar adalah kemampuan menahan diri dari perkara yang dilarang, konsisten dalam menjalankan kebaikan, serta menerima setiap ketetapan Allah SWT dengan hati yang lapang. Sikap ini termasuk akhlak mulia yang wajib dimiliki setiap muslim. Dalam Al-Qur'an pun ditegaskan bahwa Allah SWT mencintai hamba-hamba-Nya yang bersabar.
Hal ini disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 146, di mana Allah SWT berfirman:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
Latin: Wa ka'ayyim min nabiyyin qātal(a), ma'ahū ribbiyyūna kaṡīr(un), famā wahanū limā aṣābahum fī sabīlillāhi wa mā ḍa'ufū wa mastakānū, wallāhu yuḥibbuṣ-ṣābirīn(a).
Artinya: Betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(-nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar. (Āli 'Imrān [3]:146)
Kedudukan Sabar dalam Islam
Sabar memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Dijelaskan dalam buku Hak-Hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam oleh Syaikh Muhammad Hassan, Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah menggambarkan sabar sebagai "seekor kuda yang sangat bagus dan tidak mudah terjatuh, sebuah benteng kokoh yang tidak akan roboh, dan serdadu yang tidak terkalahkan." Ungkapan ini menunjukkan bahwa sabar adalah kekuatan besar yang melindungi dan menopang kehidupan seorang hamba.
Ibnu Qayyim al-Jauzziyah juga menyamakan posisi sabar bagi iman seperti kepala bagi tubuh. Jika kepala terpisah, tubuh tidak lagi memiliki kehidupan, demikian pula jika sabar hilang, maka hakikat iman seorang hamba pun melemah atau hilang. Ini menandakan bahwa iman dan sabar harus selalu berjalan bersama.
Untuk mempertegas pentingnya sabar, Allah SWT menyebutkan kedudukan orang-orang yang bersabar dalam firman-Nya. Setelah menggambarkan berbagai bentuk ujian yang pasti dialami manusia, Allah memberi kabar gembira khusus bagi mereka yang mampu bersabar. Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Latin: Wa lanabluwannakum bisyai'im minal-khaufi wal-jū'i wa naqaṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt(i), wa basysyiriṣ-ṣābirīn(a).
Artinya: Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar," (Al-Baqarah [2]:155)
Allah kemudian menjelaskan sifat orang yang sabar, yaitu mereka yang mampu menghadapi musibah dengan sikap yang benar. Allah SWT berfirman:
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
Latin: Allażīna iżā aṣābathum muṣībah(tun), qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn(a).
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). (Al-Baqarah [2]:156)
Jenis dan Tingkatan Sikap Sabar
Sikap sabar terdiri dari beberapa macam. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadits.
Rasulullah SAW bersabda, "Sabar ada tiga macam, yaitu sabar menghadapi musibah, sabar melakukan taat/beribadah, dan sabar mengekang diri dari perbuatan maksiat." (HR Ibnu Abi Dunya)
Dalam buku Hak-hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam, dijelaskan lebih lanjut mengenai tingkatan sabar, di antaranya:
1. Sabar atas Perintah
Jenis sabar ini adalah kesabaran untuk menjalankan perintah Allah dan istiqamah dalam ibadah. Ini merupakan bentuk sabar yang paling penting. Para rasul ulul azmi adalah teladan utama dalam kesabaran melaksanakan ketaatan. Allah SWT berfirman kepada Nabi Muhammad SAW,
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ
"Maka bersabarlah kamu seperti ulul azmi (orang-orang yang mempunyai keteguhan hati) dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka." (Al-Ahqaf: 35)
Sabar dalam menjalankan ketaatan adalah tingkatan sabar yang paling tinggi.
2. Sabar atas Larangan (Menahan Diri dari Maksiat)
Ini merupakan kesabaran untuk tidak melanggar larangan Allah. Orang yang benar-benar mencintai Rabbnya akan menjauhi maksiat karena merasa diawasi oleh-Nya.
Hatim Al-Asham pernah ditanya, "Dengan apa Anda mewujudkan tawakal kepada Allah?"
Ia menjawab dengan empat hal, salah satunya adalah merasa malu jika Allah SWT melihat dirinya dalam keadaan bermaksiat.
Menahan diri dari maksiat adalah ciri kecintaan seorang hamba kepada Allah, karena maksiat membawa akibat buruk di dunia maupun akhirat.
3. Sabar atas Takdir
Ini adalah kesabaran dalam menerima qadha dan qadar Allah berupa musibah, ujian, dan cobaan. Sabar pada bagian ini menjadi bukti kejujuran iman dan tingkat keridhaan seorang hamba kepada Rabbnya.
Keimanan kepada takdir yang baik maupun buruk adalah bagian dari rukun iman, sebagaimana dalam hadits Umar bin Al-Khaththab RA, yang antara lain disebutkan bahwa Jibril Alaihissalam bertanya kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang iman, dan beliau bersabda,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
"(Iman ialah) kamu percaya kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul utusan-Nya, kepada Hari Akhir, dan kamu percaya kepada takdir yang baik maupun yang buruk."
Mengutip sumber sebelumnya yaitu buku Hak-Hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam, dijelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat hamba yang bersabar dalam menghadapi cobaan, meskipun ia tetap mengadu kepada-Nya, karena mengadu kepada Allah tidak meniadakan kesabaran. Yang meniadakan kesabaran adalah mengadukan Allah, bukan mengadu kepada Allah.
Dengan memahami makna sabar, seorang hamba dapat menjalani cobaan hidup dengan lebih bijaksana dan tetap berada dalam ridha Allah SWT.
(inf/inf)












































Komentar Terbanyak
Penjelasan Kemenag soal Penetapan Waktu Subuh di Indonesia
7 Adab terhadap Guru Menurut Ajaran Rasulullah dan Cara Menghormatinya
Hukum Memelihara Anjing di Rumah Menurut Hadits dan Pendapat 4 Mazhab