Gencatan Senjata Dilanggar Lagi, 24 Warga Palestina Tewas Diserang Israel

Gencatan Senjata Dilanggar Lagi, 24 Warga Palestina Tewas Diserang Israel

Tia Kamilla - detikHikmah
Senin, 24 Nov 2025 12:30 WIB
A machinery operates next to a Red Cross vehicle at an area within the so-called yellow line to which Israeli troops withdrew under the ceasefire, as Hamas says it continues to search for the bodies of deceased hostages seized during the October 7, 2023, attack on Israel, in Gaza City November 2, 2025. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Jakarta -

Israel kembali melanggar gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak 10 Oktober lalu. Serangan udara menewaskan sedikitnya 24 warga Palestina dalam sehari.

Israel kembali melanggar kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober, dengan serangan udara pada Sabtu (22/11/2025) yang menewaskan sedikitnya 24 warga Palestina di Gaza. Melansir laporan Al Jazeera, serangan tersebut menghantam mobil, rumah penduduk, hingga kamp pengungsi di berbagai titik wilayah Gaza.

Dalam serangan di Deir el-Balah, Khalil Abu Hatab, saksi mata mengatakan, "Saya melihat ke luar dan melihat asap menutupi seluruh area. Aku tidak bisa melihat apapun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya menutup telinga saya dan mulai berteriak kepada yang lain di tenda untuk berlari." Ia menambahkan betapa gentingnya kondisi warga, "Ini adalah gencatan senjata yang rapuh. Ini bukan kehidupan yang bisa kita jalani. Tidak ada tempat yang aman."

Serangan drone di Kota Gaza juga menewaskan 11 orang dan melukai 20 lainnya, sementara ledakan lain di Nuseirat

ADVERTISEMENT

membuat warga panik dan berlarian menyelamatkan diri. Anas al-Saloul, saksi serangan di sana, menuturkan, "Ada luka-luka dan kematian, dan semua orang di jalan tertutup puing-puing."

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa Israel telah melanggar gencatan senjata setidaknya 497 kali sejak 10 Oktober, menewaskan 342 warga sipil, mayoritas adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua.

Dari sisi kemanusiaan, reporter Al Jazeera, Hani Mahmoud, menyebut serangan ini membuat warga Palestina menjadi trauma. "Ini adalah pengingat bahwa gencatan senjata cukup rapuh, dan pada kenyataannya, kekerasan tidak pernah berakhir sama sekali," ujarnya.

"Apa yang terjadi dengan kecepatan yang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir sekarang telah berubah menjadi pola pembunuhan yang lambat dan stabil," tambahnya.

Selain itu, kekerasan juga meluas hingga ke Tepi Barat, di mana pemukim Israel dan militer dilaporkan kembali menyerang warga Palestina. Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan hampir 70.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Mereka juga datang sebagai anggota pemerintah sayap kanan Israel yang mendorong untuk secara resmi mengambil wilayah tersebut.

PBB mengingatkan juga bahwa tindakan mengusir warga secara paksa dan meruntuhkan rumah mereka bisa masuk kategori "kejahatan perang".

Thameen al-Kheetan dari OHCHR menegaskan hal ini dengan mengatakan, "Mengusir penduduk Palestina secara permanen di dalam wilayah pendudukan sama dengan pemindahan yang melanggar hukum, yang merupakan kejahatan perang."




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads