Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis menegaskan peran ulama tak bisa digantikan oleh teknologi kecerdasan buatan atau AI.
"Kita ingin tetap ulama itu yang memberikan panduan kepada masyarakat aspek moral dan keagamaan, tak tergantikan oleh mesin," kata Kiai Cholil Nafis kepada wartawan usai acara Konferensi Pers Musyawarah Nasional XI MUI 2025 di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).
Lebih lanjut dia menjelaskan ulama harus menjadi garda depan untuk menjaga kemandirian bangsa. "Demikian juga ulama harus menjadi garda depan untuk menjaga kemandirian bangsa ini, untuk keadilan pasar, keadilan ekonomi. Kemudian ulama tetap bersama dengan pemerintah untuk membangun kemajuan republik ini," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugas-tugas seperti itu, lanjut Kiai Cholil, menjadikan kemajuan teknologi sebagai alat. Dia menekankan jangan sampai teknologi yang memperalat kita.
"Tugas-tugas seperti ini kita menjadikan kemajuan teknologi itu sebagai sebuah media alat, jangan sampai di balik kita menjadi pupus dan kita menjadi tak lagi untuk bisa memberikan arti karena selalu digantikan oleh media informasi seperti artificial intelligence (AI), akal imitasi," tegasnya.
Meski demikian, Kiai Cholil menjelaskan AI bisa digunakan sebagai alat untuk memudahkan seseorang belajar. "Akal imitasi ini pada proses alat memudahkan kita mengerti dan belajar tapi bukan dijadikan guru," jelasnya.
Peran ulama yang tak tergantikan oleh AI juga menjadi salah satu isu strategis yang akan dibahas dalam MUNAS ke-XI MUI pada 20-23 November 2025. Topik ini dimaksudkan agar para ulama, ustaz, dan ustazah tidak terdisrupsi oleh sistem digital informasi.
(aeb/kri)












































Komentar Terbanyak
Potret Keluarga Cendana Syukuran Gelar Pahlawan Nasional, Dihadiri Menag
Video Cium Anak Kecil di Panggung Viral, Gus Elham Minta Maaf
Masjid Palestina Dibakar Pemukim Israel, Kecaman Dunia Menggema