Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib bagi umat Muslim yang mampu. Namun, sebelum anak-anak dewasa dan benar-benar menjalankannya, mereka perlu diperkenalkan sejak dini melalui kegiatan manasik haji. Kegiatan ini biasanya dilakukan di sekolah, terutama di tingkat TK, agar anak-anak mengenal makna dan tahapan ibadah haji dengan cara yang menyenangkan.
Melalui manasik haji, anak belajar tentang pentingnya niat, ketertiban, serta kekhusyukan dalam beribadah. Guru dan orang tua berperan penting dalam membantu anak memahami setiap rukun haji, seperti tawaf, sai, hingga wukuf di Arafah. Biasanya kegiatan ini juga dilengkapi dengan pembacaan doa yang mudah diingat dan disesuaikan dengan usia anak.
Nah, berikut penjelasan lengkap mengenai tata cara manasik haji untuk anak TK beserta bacaan doa dan artinya yang bisa dijadikan panduan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tata Cara Manasik Haji dan Bacaan Doanya
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, penting bagi anak untuk mengenal urutan ibadah haji melalui kegiatan manasik. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak mempraktikkan setiap tahapan ibadah haji disertai dengan bacaan doa yang sederhana dan mudah diingat. Berikut ini tata cara manasik haji dan bacaan doanya yang dilansir dari beberapa sumber:
1.Ihram dari Miqat yang Telah Ditentukan
Dalam laman resmi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), tahap pertama dalam pelaksanaan ibadah haji adalah ihram. Ihram adalah niat memasuki ibadah haji yang dimulai dari miqat, yaitu tempat yang telah ditentukan untuk memulai ihram. Berikut adalah tahapan pelaksanaan ihram:
- Mandi Sunah
- Wudhu sebelum Berihram
- Memakai Ihram
- Salat Sunah Ihram Dua Rakaat
- Mengucapkan Niat Haji
- Menuju Arafah dengan Membaca Talbiyah
Dalam manasik haji, anak-anak cukup diberi pemahaman dan dipandu untuk memakai ihram serta mengucapkan niat haji. Sesuai syariat, anak laki-laki mengenakan dua lembar kain putih yang tidak dijahit, sedangkan anak perempuan memakai gamis dan kerudung putih yang sopan.
Adapun bacaan niat ihram haji yang bisa diajarkan anak TK saat manasik haji, mengutip buku Ringkasan Doa Manasik Haji dan Umrah terbitan Kemenag RI sebagai berikut:
Bacaan Niat Haji
نَوَيْتُ الحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ اللَّهِ تَعَالَى
Nawaitul hajja wa ahromtu bihillahi ta'aalaa.
Artinya: Aku niat haji dengan berihram karena Allah Ta'ala.
Setelah berniat untuk melaksanakan haji, disunnahkan untuk membaca talbiyah. Bacaan ini selalu diulang-ulang setiap langkah selama di Masjidil Haram ataupun selama perjalanan haji. Dari buku Ringkasan Doa Manasik Haji dan Umrah terbitan Kemenag RI berikut adalah bacaan doanya:
Bacaan Doa Talbiyah
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لا شَرِيكَ لَكَ
Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal mulk, laa syariika lak.
Artinya: "Aku sambut panggilan-Mu Ya Allah, aku sambut panggilan-Mu, aku sambut panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, kemuliaan dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu."
2. Wukuf di Arafah
Merujuk sumber sebelumnya, yaitu laman BPKH, wukuf di Arafah merupakan puncak dari ibadah haji dan dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Selama wukuf, jemaah dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan, antara lain:
- Salat Zuhur dan Asar yang diqasar serta dijamak.
- Mendengarkan khutbah wukuf.
- Banyak berzikir.
- Banyak berdoa.
- Membaca Al-Quran.
Bagi anak-anak yang mengikuti kegiatan manasik haji, mereka dianjurkan untuk memperbanyak bacaan zikir, tahmid, istighfar, serta doa-doa lainnya. Namun, saat kegiatan haji yang sebenarnya, berikut bacaan doa saat wukuf di Arafah dari buku Ringkasan Doa Manasik Haji dan Umrah:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِي تَقُوْلُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقولُ اللَّهُمَّ لَكَ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَإِلَيْكَ مَابِي وَلَكَ رَبُّ تُرَاثِي، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ القَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الْأَمْرِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَجِيْءُ بِهِ الريحُ
Allahuma lakal hamdu kalladzii taquulu wa khoiron mimma naquulu, allahuma sholaati wa nusukii wa mahyayaa wa mamaatii wailaika maabii walaka robbu turootsii, Allahuma innii a'uudzubika min 'adzaabil qobri wa waswasatish shodri wa syataatil amri, Allahuma innii a'uudzubika min syarri maa tajii u bihirriih.
Artinya: "Ya Allah, segala puji bagi-Mu seperti Engkau memuji (diri-Mu) dan pujian terbaik yang kami ucapkan. Ya Allah, bagi-Mu salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, dan kepada-Mu tempat kembaliku dan kepada-Mulah pemeliharaan apa yang aku tinggalkan. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur dan keragu-raguan dalam hati serta kesulitan-kesulitan dalam segala urusan. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang dihembuskan oleh angin."
3. Mabit di Muzdalifah
Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, tahapan berikutnya adalah mabit di Muzdalifah. Mabit berarti bermalam di Muzdalifah hingga menjelang subuh, sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji.
Selama berada di Muzdalifah, jemaah dianjurkan untuk mengumpulkan batu kerikil, yang nantinya digunakan untuk melontar jamrah di Mina. Selain itu, malam di Muzdalifah juga dimanfaatkan untuk beristirahat sejenak dan memperbanyak zikir serta doa.
Bagi anak-anak yang mengikuti kegiatan manasik haji, mabit ini dapat dijelaskan saja supaya mereka tetap memahami tahapan-tahapan melaksanakan ibadah Haji yang sebenarnya.
4. Melontar Jamrah Aqabah
Dalam buku Inti Fiqih Haji dan 'Umrah: Terjemah Kitab al-Manasik al-Shughra li Qashid karya KH. Muhammad Hasyim Asy'ari, melempar Jamrah adalah kegiatan melontar batu kerikil ke arah jamrah Aqabah. Jemaah melemparkan tujuh batu kerikil ke arah jamrah aqabah sebagai simbol melempar setan dan menolak godaan. Melontar jamrah ini merupakan bagian dari peringatan akan kisah Nabi Ibrahim yang menolak godaan setan.
Kegiatan melontar jamrah untuk anak-anak TK bisa dilakukan secara simbolis menggunakan gulungan kertas atau benda yang aman. Sambil melempar, guru dapat menjelaskan makna setiap lemparan, yaitu menolak sifat buruk dan menanamkan ketaatan kepada Allah.
Selain itu, dijelaskan pula bacaan doa yang dianjurkan Rasulullah saat melempar jumrah merujuk buku Rahasia Haji & Umrah: Mengungkap Hikmah Tersembunyi di Balik Setiap Tahapan karya Imam al-Ghazali:
اللَّهُ أَكْبَرُ عَلَى طَاعَةِ الرَّحْمَنِ وَرَغْمَ الشَّيْطَانِ اللَّهُمَّ تَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ وَاتْبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ
Allāhu akbar 'alā thā'atir-Raḥmān wa raghmanasy-syaithān, Allāhumma taṣdīqan bikitābika wattibā'al lisunnati nabiyyika.
Artinya: "Allah Maha Besar. Aku berjalan di atas jalan ketaatan kepada Allah meski setan datang menghadang. Ya Allah, aku mempercayai kitab suci-Mu dan mengikuti sunah Nabi-Mu."
5. Tahalul Awal
Setelah melontar jamrah, tahapan berikutnya dalam rangkaian haji adalah tahalul awal. Berdasarkan laman resmi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), tahalul awal dilakukan dengan mencukur rambut atau memotong sebagian rambut sebagai tanda berakhirnya larangan ihram.
Tahalul menandai bahwa jemaah sudah diperbolehkan melakukan aktivitas yang sebelumnya dilarang selama ihram, seperti memakai pakaian biasa dan aktivitas sehari-hari, kecuali beberapa hal tertentu seperti akad nikah, bercumbu dengan syahwat, dan jimak.
Bagi anak-anak yang mengikuti manasik haji, tahalul dapat dijelaskan sebagai simbol bahwa larangan ihram sudah selesai, sambil dipandu secara simbolis dengan memotong rambut boneka atau menggunakan gambar ilustrasi.
6. Tawaf Ifadhah
Melansir dari situs resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, tawaf Ifadhah adalah salah satu rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan berjalan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran dan dilaksanakan di Masjidil Haram.
Anak-anak TK yang mengikuti manasik haji, tawaf dilakukan secara simbolis dengan miniatur Ka'bah dan hanya beberapa putaran saja, agar mudah dipahami dan tetap aman.
Saat memulai tawaf, anak-anak diajarkan untuk berdiri menghadap Hajar Aswad, mengangkat tangan, dan membaca "Bismillahi Allahu Akbar". Selama tawaf berlangsung, mereka juga dipandu untuk mencium Hajar Aswad secara simbolis, sambil mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim".
7. Sai
Melansir buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya Zainal Muttaqin, MA , Drs. Amir Abyan, MA, sa'i adalah berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Satu kali perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, atau sebaliknya dari Marwah ke Shafa dihitung satu kali. Sa'i diakhiri di bukit Marwah. Rasulullah SAW bersabda:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ السَّعْيُ فَاسْعَوْا . (رواه أحمد)
Kutiba 'alaikumus-sa'yu fas'au.
Artinya: "Telah diwajibkan atas kamu sekalian berlari-lari kecil, maka bersa'ilah kamu." (HR. Imam Ahmad)
Saat manasik haji, anak-anak melakukan Sa'i antara Safa dan Marwah secara simbolis, sehingga tidak perlu menempuh jarak penuh seperti pada haji asli. Anak-anak diajarkan untuk membaca takbir dan tahlil setiap kali berpindah dari Safa ke Marwah.
Namun, saat ibadah Haji yang sesungguhnya, bisa membaca doa berikut ini mengutip buku Ringkasan Doa Manasik Haji dan Umrah:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ اسْتَعْمِلْنِي بِسُنَّةِ نَبِيِّيْكَ وَتَوَفَّنِي عَلَى مِلَّتِهِ وَأَعِذْنِي مِنْ مُضِلَّاتِ الفِتَنِ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhumma ista'milnī bisunnati nabiyyika, watawaffanī 'alā millatihi, wa a'idznī mim muḍillātil-fitan.
Artinya: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Ya Allah, bimbinglah kami untuk beramal sesuai dengan sunnah Nabi-Mu dan matikanlah kami dalam keadaan Islam serta hindarkanlah kami dari fitnah-fitnah yang menyesatkan."
8. Tahalul Kedua
Setelah menyelesaikan Sa'i, tahapan berikutnya adalah tahalul kedua. Tahalul merupakan kegiatan penutup dalam rangkaian ibadah haji. Tahalul dilakukan dengan memotong sedikitnya tiga helai rambut sebagai tanda simbolis. Berikut ini bacaan doa saat menggunting rambut dari buku Ringkasan Doa Manasik Haji dan Umrah:
اللَّهُمَّ اثْبُتْ لِي بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةً وَامْحُ عَنِّي بِهَا سَيِّئَةَ وَارْفَعْ لِيْ بِهَا عِنْدَكَ دَرَجَةً
Allāhummatsbut lī bikulli sya'ratin ḥasanah, wamḥu 'annī bihā sayyi'ah, warfa' lī bihā 'indaka darajah.
Artinya: "Ya Allah, tetapkan untukku setiap helai rambut dengan kebajikan dan hapuskan untukku setiap helai rambut dengan keburukan dan angkatlah derajatku di sisi-Mu."
Bagi anak-anak yang mengikuti manasik haji, tahalul kedua dapat dijelaskan sebagai tanda bahwa seluruh rangkaian ibadah inti telah selesai.
9. Mabit di Mina
Setelah tahalul kedua, guru pendamping bisa menjelaskan kepada anak-anak TK bahwa jemaah haji kembali ke Mina untuk mabit, yaitu bermalam selama beberapa hari.
Di Mina, jemaah akan melakukan melontar ketiga jamrah secara berturut-turut: Jamrah Ula, Jamrah Wusta, dan Jamrah Aqabah. Setiap jamrah dilontari dengan tujuh batu kerikil sebagai simbol menolak godaan setan dan melatih keteguhan hati.
10. Tawaf Wada
Tahap terakhir dari ibadah haji adalah tawaf wada, yaitu tawaf perpisahan yang dilakukan di Masjidil Haram sebelum jemaah meninggalkan Mekah. Tawaf wada dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali sebagai tanda perpisahan dan salam kepada Baitullah.
Untuk anak-anak yang mengikuti manasik haji, tawaf wada' bisa menggunakan miniatur Ka'bah, sambil diajarkan mengelilinginya beberapa putaran dan membaca "Bismillahi Allahu Akbar".
Tahap ini menutup rangkaian manasik haji anak-anak, sekaligus memberi pelajaran tentang kesabaran, ketaatan, dan rasa syukur selama menunaikan ibadah haji.
(inf/inf)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan