12 Pahlawan Nasional dari Kalangan Santri dan Kiai yang Mengukir Sejarah Bangsa

12 Pahlawan Nasional dari Kalangan Santri dan Kiai yang Mengukir Sejarah Bangsa

Indah Fitrah - detikHikmah
Senin, 10 Nov 2025 05:45 WIB
Ilustrasi pahlawan nasional Indonesia
Ilustrasi Pahlawan. Foto: Freepik/freepik
Jakarta -

Banyak tokoh besar Indonesia tumbuh di lingkungan pesantren. Pendidikan agama yang mereka jalani membentuk karakter, wawasan, serta semangat juang yang tinggi dalam melawan penjajah. Karena dedikasi besar mereka terhadap bangsa, sejumlah kiai dan santri tersebut akhirnya mendapat gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah.

Salah satu sosok yang cukup dikenal adalah Pangeran Diponegoro. Pejuang asal Yogyakarta ini ternyata pernah menuntut ilmu agama di Pesantren Gebang Tinanar, Ponorogo, di bawah bimbingan Kiai Hasan Besari. Selain Diponegoro, masih banyak tokoh lain yang berlatar belakang pesantren dan diakui sebagai pahlawan bangsa.

Daftar Pahlawan Nasional dari Kalangan Santri dan Kiai

1. KH Hasyim Asy'ari

Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini memperoleh gelar Pahlawan Nasional pada 17 November 1964. Beliau menempuh pendidikan di beberapa pesantren besar, seperti Wonokoyo (Probolinggo), Langitan (Tuban), Trenggilis (Semarang), Kademangan (Bangkalan), dan Siwalan (Sidoarjo). KH Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai penggagas Resolusi Jihad, seruan yang menggerakkan rakyat untuk melawan penjajahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. KH Ahmad Dahlan

Pendiri Muhammadiyah ini mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1961 berdasarkan SK Presiden No. 657/1961. Laman resmi Muhammadiyah mencatat, sejak muda ia telah akrab dengan dunia pesantren dan belajar agama serta bahasa Arab. Tokoh yang bernama asli Muhammad Darwis ini juga sempat menimba ilmu di Makkah selama lima tahun sejak usia 15 tahun (1883).

3. Pangeran Diponegoro

Sejak kecil, Diponegoro dididik oleh GKR Ageng Tegalreja, keturunan ulama besar Ki Ageng Derpoyudo. Nama kecilnya adalah Bendara Raden Mas Mustahar, kemudian dikenal sebagai Bendara Raden Mas Antawirya dengan nama Islam Abdul Hamid.

ADVERTISEMENT

Diponegoro tumbuh di lingkungan santri dan menempuh pendidikan agama di pesantren. Latar keagamaannya yang kuat membentuk pribadi yang tegas dan berpegang pada nilai-nilai Islam. Ia dikenal sebagai sosok yang berani, cerdas, dan memiliki tekad besar untuk menentang penjajahan. Atas perjuangannya memimpin Perang Jawa, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87/TK/1973.

4. KH Wahid Hasyim

Putra KH Hasyim Asy'ari sekaligus ayah dari Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 24 Agustus 1964. Ia belajar di Pesantren Siwalan, Panji, dan Lirboyo (Kediri). Sepulangnya ke Tebuireng, KH Wahid Hasyim mengembangkan pendidikan dan mendirikan Madrasah Nidzmiyah.

5. KH Zainal Arifin

Pemimpin Laskar Hizbullah ini mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963. Dikenal dengan nama Lora Zainal, ia menuntut ilmu di Pesantren Karay (Sumenep) serta Pesantren KH Muhammad Kholil (Bangkalan). Di masa kemerdekaan, ia juga pernah menjabat Wakil Perdana Menteri Indonesia (1953-1955).

6. KH Zainal Mustafa

Ulama pejuang asal Tasikmalaya ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1972. Ia dikenal memimpin perlawanan terhadap penjajah di Singaparna dan pernah menjabat Wakil Rais Syuriyah NU. Semasa hidupnya, KH Zainal Mustafa menimba ilmu di berbagai pesantren, di antaranya Gunung Pari, Cilenga Leuwisari, Sukaraja Garut, Sukamiskin Bandung, dan Jamanis Rajapolah.

7. KH Noer Ali

Dikenal dengan julukan "Singa Karawang-Bekasi", KH Noer Ali menjadi simbol perjuangan masyarakat Bekasi. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2006. Semasa muda, ia belajar kepada Guru Maksum (Kampung Bulak), Guru Mughni, dan KH Marzuki. Kini namanya diabadikan sebagai salah satu jalan utama di Bekasi.

8. KH Idham Chalid

Menurut catatan resmi NU, KH Idham Chalid pernah menjabat Wakil Perdana Menteri di dua kabinet serta memimpin MPR dan DPR. Ia juga menjadi Ketua Umum PBNU terlama, sejak 1956 hingga 1984. Karena jasanya, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2011, dan potretnya dimunculkan pada uang kertas Rp5.000 edisi 19 Desember 2016.

9. KH Abdul Wahab Chasbullah

Pendiri NU lainnya ini aktif mendirikan lembaga seperti Tashwirul Afkar, Madrasah Nahdlatul Wathan, dan Nahdlatut Tujjar. Bersama KH Hasyim Asy'ari, ia turut membidani lahirnya NU pada 1926 dan menjadi Rais 'Aam PBNU. Tokoh dari Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang ini memperoleh gelar Pahlawan Nasional pada 8 November 2014.

10. KH As'ad Syamsul Arifin

Sebagai pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo, beliau berperan penting dalam perlawanan rakyat di Situbondo, Jember, dan Bondowoso. Dalam peristiwa 10 November 1945, KH As'ad memimpin para santri berjuang melawan penjajah. Setelah Indonesia merdeka, ia terus mendorong pemerataan pembangunan serta menegaskan keselarasan Pancasila dengan nilai-nilai Islam. Gelar Pahlawan Nasional diberikan pada 9 November 2016.

11. KH Syam'un

Ulama asal Serang, Banten ini dikenal cerdas dan menguasai tiga bahasa asing. Seusai menimba ilmu di Arab Saudi, KH Syam'un kembali ke tanah air dan bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) hingga berpangkat Brigadir Jenderal. Ia memimpin ribuan pasukan dalam perjuangan kemerdekaan dan gugur pada tahun 1949. Pemerintah menobatkannya sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018.

12. KH Masykur

Sebagai anggota BPUPKI, KH Masykur turut menyusun Pancasila dan berperan besar dalam pembentukan PETA, cikal bakal TNI. Tokoh NU ini dikenal memiliki kontribusi besar bagi kemerdekaan serta pertahanan Indonesia.




(inf/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads