Madinah Kota Nabi Jadi Destinasi Utama Kawasan, Al Ula Diminati Wisman

Madinah Kota Nabi Jadi Destinasi Utama Kawasan, Al Ula Diminati Wisman

Devi Setya - detikHikmah
Senin, 03 Nov 2025 06:30 WIB
Umat Islam berjalan menuju Masjid Quba di Madinah, Arab Saudi, Rabu (18/6/2025). Masjid Quba yang berada sekitar empat kilometer dari Masjid Nabawi merupakan masjid yang pertama dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/nym.
Kota Madinah Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Jakarta -

Madinah kembali menegaskan posisinya sebagai kota suci pilihan wisatawan di kawasan ini. Berdasarkan laporan terbaru Madinah Chamber of Commerce, sekitar 73,7 persen wisatawan memilih Madinah sebagai destinasi utama mereka.

Sebagian besar wisatawan tertarik pengalaman ibadah dan hubungan historis yang mendalam dengan Nabi Muhammad SAW.

Dilansir dari Arab News, Senin (3/11/2025), indikator pariwisata menunjukkan bahwa Madinah berada di antara 100 destinasi global teratas dan menempati posisi ketujuh dunia dalam indeks kinerja pariwisata. Capaian ini mencerminkan status Madinah sebagai destinasi yang menggabungkan makna religius, daya tarik budaya, dan nilai ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertumbuhan Pariwisata di Madinah dan Kawasan Sekitarnya

Selain Madinah, laporan tersebut mencatat beberapa destinasi lain yang menarik wisatawan:

Provinsi Al-Ula: 47,2 persen wisatawan mancanegara mengunjungi Al Ula untuk menikmati acara budaya, pengalaman sejarah, dan situs Warisan Dunia UNESCO.

ADVERTISEMENT

Provinsi Yanbu: 14,1 persen wisatawan domestik memilih Yanbu karena keindahan pantai, layanan bahari, dan fasilitas rekreasi keluarga.

Data ini menunjukkan pertumbuhan pesat sektor pariwisata di wilayah Madinah, didukung oleh upaya terpadu sistem pariwisata nasional untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata dan posisi Arab Saudi di kancah global, sejalan dengan Visi Saudi 2030.

Otoritas Pengembangan Wilayah Madinah mendapat apresiasi atas proyek pembangunan dan pariwisata berkualitas. Ahmad Al-Otaibi, warga Taif, mengatakan, "Madinah selalu dekat di hati kami. Tidak ada kota yang dapat menandingi suasana damai Madinah, penduduknya menjaga kota ini tetap hidup 24 jam dan 365 hari, namun suasananya tetap menenangkan."

Ia juga memuji peningkatan infrastruktur dan layanan sektor perhotelan, yang memberikan pengalaman wisata religi lebih nyaman bagi pengunjung dan meningkatkan kualitas hidup warga lokal.

Dominasi Madinah di Sektor Perhotelan

Madinah menduduki peringkat teratas kota-kota di Arab Saudi dalam tingkat hunian fasilitas perhotelan selama paruh pertama 2025, angkanya mencapai 74,7 persen, menurut Kementerian Pariwisata.

Sektor perhotelan berlisensi mengalami pertumbuhan substansial:

  • Total fasilitas berlisensi: 538 hotel, termasuk 69 lisensi baru.
  • Total kamar hotel: 64.569 kamar, termasuk 6.628 kamar baru.

Pertumbuhan ini menegaskan Madinah sebagai destinasi utama wisata religi, sekaligus mencerminkan dampak proyek pembangunan berskala besar yang meningkatkan kapasitas akomodasi dan kualitas layanan, sejalan dengan target Visi Saudi 2030.

Dalam sejarah Islam, Madinah adalah kota yang lekat dengan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Kota ini menjadi tujuan hijrah Nabi SAW dan umat Islam Makkah, pusat pemerintahan Islam pertama, dan peradaban awal Islam.

Dulu, Madinah dikenal dengan sebutan Yatsrib. Kota ini kemudian berubah nama menjadi al-Madinah al-Munawwarah setelah Rasulullah SAW tiba dan memimpin di sana. Kini, Madinah populer dengan sebutan "Kota Nabi".




(dvs/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads