Gencatan Senjata Resmi Berlaku, Puluhan Ribu Warga Palestina Pulang ke Rumah

Gencatan Senjata Resmi Berlaku, Puluhan Ribu Warga Palestina Pulang ke Rumah

Indah Fitrah - detikHikmah
Sabtu, 11 Okt 2025 20:00 WIB
Palestinians walk among rubble following Israeli forces withdrawal from the area, amid a ceasefire between Israel and Hamas in Gaza, in Gaza City October 11, 2025. REUTERS/Ebrahim Hajjaj
Warga Gaza pulang ke rumah. Foto: REUTERS/Ebrahim Hajjaj
Jakarta -

Puluhan ribu warga Palestina mulai bergerak kembali ke wilayah utara Jalur Gaza yang porak-poranda setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi diberlakukan pada Jumat (10/10/2025).

Pemandangan luar biasa tampak di jalan-jalan Gaza. Ribuan keluarga, termasuk anak-anak dan lansia, berjalan kaki menuju Kota Gaza sambil membawa perabotan sederhana dengan mobil, van, hingga gerobak keledai.

Banyak warga membongkar tenda darurat mereka di wilayah pengungsian untuk dipasang kembali di atas reruntuhan rumah masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesepakatan yang dimediasi Amerika Serikat ini menumbuhkan harapan baru bagi berakhirnya perang yang telah berlangsung selama dua tahun dan menewaskan puluhan ribu orang.

ADVERTISEMENT

Kembalinya Warga Palestina ke Gaza

Dilansir dari Arab News, sejak Jumat pagi, ribuan warga mulai berjalan kaki menuju reruntuhan rumah mereka di Jalur Gaza bagian utara, sementara yang lain bergerak ke arah selatan Palestina. Banyak yang hanya menemukan puing-puing di lokasi rumah mereka dulu berdiri.

"Kami datang ke tempat yang tak bisa dikenali lagi. Kota ini seperti hilang dari peta," ujar Hani Omran, salah satu warga yang kembali.

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip dari Al Jazeera, perang panjang yang dimulai sejak tanggal 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina dan melukai hampir 170.000 lainnya, serta sekitar 90 persen dari dua juta penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal.

Gencatan senjata ini disepakati setelah tekanan diplomatik dari berbagai pihak internasional, termasuk Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar. Presiden AS Donald Trump menyebut perjanjian ini sebagai "langkah pertama menuju perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah".

"Tidak banyak kebahagiaan, tapi gencatan senjata ini sedikit mengurangi rasa sakit akibat kematian dan penderitaan," kata Jamal Mesbah, salah satu warga Palestina yang berencana kembali ke bagian utara.

Namun, kondisi di lapangan sangat memprihatinkan. Hampir tidak ada bangunan yang masih berdiri, dan kebutuhan mendesak seperti tenda sangat diperlukan bagi keluarga yang telah kembali.

Di wilayah Khan Younis, bagian selatan Gaza juga banyak warga yang menemukan rumah mereka telah rata dengan tanah.

"Yang tersisa hanya pakaian, kayu, dan alat masak," ujar Fatma Radwan, warga yang sebelumnya mengungsi dari Khan Younis.

Ia menambahkan bahwa bahkan masih ada orang yang mencoba mengevakuasi jenazah dari bawah reruntuhan.

Upaya Bantuan untuk Palestina

Israel telah memberikan izin kepada PBB untuk mulai menyalurkan bantuan ke Gaza mulai hari Minggu (12/10/2025). Sekitar 170.000 metrik ton pasokan telah disiapkan di Yordania dan Mesir, menunggu izin akhir untuk dikirim.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa ada 6.000 truk bantuan yang siap berangkat dan dapat mencapai Gaza dalam hitungan jam setelah jalur perbatasan dibuka.

Sejak Oktober 2023, lembaga-lembaga kemanusiaan hanya mampu menyalurkan sekitar 20 persen dari total bantuan yang dibutuhkan di wilayah tersebut.

Mengutip Arab News, lima jalur perbatasan juga akan dibuka kembali, termasuk perlintasan Rafah antara Gaza dan Mesir. Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses pengiriman bantuan dan sedikit mengurangi krisis kemanusiaan yang tengah terjadi.




(inf/erd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads