Perjalanan Konflik Israel-Hamas di Gaza hingga Sepakat Akhiri Perang

Perjalanan Konflik Israel-Hamas di Gaza hingga Sepakat Akhiri Perang

Kristina - detikHikmah
Jumat, 10 Okt 2025 06:30 WIB
Serangan yang dilancarkan Israel mengakibatkan bangunan ambruk hingga menimpa warga di Jalur Gaza. Tim penyelamat Palestina pun harus kerja siang-malam untuk mencari korban serangan.
Serangan yang dilancarkan Israel mengakibatkan bangunan ambruk hingga menimpa warga di Jalur Gaza. Tim penyelamat Palestina kerja siang-malam untuk mencari korban serangan.Foto: Reuters/Mohammed Salem
Jakarta -

Bombardir membabi buta di Gaza yang menewaskan lebih dari 67 ribu warga Palestina mencapai titik terang usai Israel dan Hamas sepakat menuju perdamaian. Gencatan senjata akan diberlakukan, sandera dibebaskan, dan bantuan kemanusiaan diizinkan masuk.

Jika melihat ke belakang, apa yang terjadi di Gaza dalam dua tahun ini merupakan kejahatan kemanusiaan nyata. Komisi penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan penting yang dirilis pada Selasa, 16 September 2025, menyebut Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Galur Gaza. Komisi tersebut mengatakan Israel telah melakukan "empat dari lima" tindakan genosida menurut Konvensi 1948.

Menurut catatan detikcom, konflik berawal dari serangan mengejutkan Hamas di wilayah perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023 pagi. Setidaknya 1.200 orang Israel dilaporkan tewas dalam serangan yang dianggap sebagai yang terbesar yang pernah terjadi di negara itu. Israel mengaku gagal mencegah serangan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah salah satu peristiwa paling mengerikan yang pernah terjadi di Israel. Ini adalah salah satu kegagalan terbesar IDF," sebut pejabat militer senior Israel, dilansir Reuters.

Menanggapi apa yang dilakukan Hamas, Israel meluncurkan serangan besar dan tanpa henti ke wilayah Gaza. Militer Israel memborbardir daerah kantong itu, termasuk ke wilayah Tepi Barat.

ADVERTISEMENT
Smoke rises during an Israeli air strike in central Gaza Strip, June 3, 2024. REUTERS/Ramadan AbedAsap mengepul selama serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah, 3 Juni 2024. Foto: REUTERS/Ramadan Abed

Rumah-rumah penduduk, fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah, termasuk tempat ibadah seperti masjid dan gereja menjadi target serangan Israel. Drone-drone menghantam bangunan hingga rata dengan tanah.

Sempat Tercapai Gencatan Senjata

Sejumlah upaya perdamaian, seperti perundingan gencatan senjata, telah dilakukan para mediator. Namun, perundingan berakhir "buntu". Baru pada 19 Januari 2025, Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Warga Palestina yang tersisa sedikit bernapas lega. Mereka berbondong-bondong kembali ke rumahnya saat gencatan senjata dimulai.

Palestinians walk past the rubble of houses and buildings destroyed during the war, following a ceasefire between Israel and Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip, January 20, 2025. REUTERS/Hatem Khaled     TPX IMAGES OF THE DAYWarga Palestina berjalan melewati puing-puing rumah dan bangunan yang hancur selama perang, menyusul gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di Rafah di Jalur Gaza selatan, 20 Januari 2025. Foto: REUTERS/Hatem Khaled

Baru jalan dua bulan, pada 18 Maret 2025, Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata. Militer Israel melancarkan rentetan serangan yang makin membabi buta. Korban tewas terus bertambah.

Pada Jumat, 22 Agustus 2025 untuk pertama kalinya PBB mengumumkan bencana kelaparan di Gaza. Kematian warga Gaza tak hanya disebabkan karena bom yang menyasar tubuh mereka, tetapi juga terbatasnya pasokan makanan yang membuat kelaparan meluas hingga berakhir hilangnya nyawa.

Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Mata dunia tertuju ke Gaza. Pada Jumat, 12 September 2025, Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi New York untuk solusi damai Israel dan Palestina. Deklarasi ini menawarkan solusi dua negara, Palestina berdiri sebagai negara merdeka berdampingan dengan Israel dengan aman dan damai. Sebanyak 142 negara anggota PBB setuju, 10 menolak, dan 12 lainnya abstain.

Dalam Sidang ke-80 Majelis Umum PBB, negara-negara Barat yang menjadi sekutu Amerika Serikat (AS) dan Israel mengakui kemerdekaan Palestina. Prancis, Inggris, Australia, hingga Kanada secara resmi mengumumkan dukungan negaranya untuk Palestina.

Hal itu tampak membuat Israel dan sekutunya makin terpojok. Di sela-sela Sidang ke-80 Majelis Umum PBB itu, Presiden AS Donald Trump mengadakan pertemuan dengan para pemimpin negara Arab dan Muslim. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan hadir dalam pertemuan itu.

Pertemuan tersebut membahas upaya perdamaian di Gaza. Trump disebut menawarkan proposal perdamaian yang berisi sejumlah poin yang kemudian mendapat persetujuan dari negara-negara Arab dan Muslim yang hadir. Proposal ini yang kemudian dibahas dalam negosiasi gencatan senjata di Mesir pada Senin-Rabu, 6-8 Oktober 2025.

Kesepakatan Damai Tercapai

Delegasi Israel dan Hamas menghadiri perundingan yang dilakukan oleh AS, Qatar, Mesir, dan Turki di Sharm El-Sheikh, sebuah resor di tepian Laut Merah, Mesir. Pada hari ketiga, 8 Oktober 2025, Trump mengumumkan Israel dan Hamas sepakat untuk gencatan senjata.

"Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap pertama Rencana Perdamaian kami," tulis Trump di Truth Social miliknya, Rabu (8/10/2025), dilansir Al Jazeera.

"SEMUA sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati," sambungnya.

Pengumuman tersebut turut dikonfirmasi juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Anshari. Qatar adalah salah satu mediator dalam perundingan itu, bersama AS, Mesir, dan Turki.

"Para mediator mengumumkan bahwa malam ini telah dicapai kesepakatan mengencai semua ketentuan dan mekanisme implementasi fase pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang akan berujung pada diakhirinya perang, pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan. Detailnya akan diumumkan kemudian," tulis al-Anshari di X.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Qatar Beberkan Isi Proposal Gencatan Senjata Israel-Hamas"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/inf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads