Sejarah Pesantren di Indonesia dan Asal-usul Nama Pondok Ternama

Sejarah Pesantren di Indonesia dan Asal-usul Nama Pondok Ternama

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 04 Okt 2025 16:00 WIB
Masjid Jami Ponpes Gontor
Masjid Jami' Ponpes Gontor (Foto: Charolin Pebrianti)
Jakarta -

Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran penting pondok pesantren. Sejak zaman dahulu, para ulama menggunakan pesantren sebagai pusat pendidikan untuk menyebarkan ajaran agama Islam.

Pondok pesantren menjadi model khas pendidikan Islam tertua yang tumbuh dan berkembang di Nusantara. Melalui sistem ini, para santri dididik langsung oleh para kiai agar kelak mampu menjadi pendakwah maupun pemimpin umat.

Dari generasi ke generasi, pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan budaya Islam di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia

Dijelaskan dalam buku Menelusuri Jejak Pesantren oleh Suismanto, sejarah pondok pesantren di Indonesia bermula dari tradisi pengajaran agama Islam yang dilakukan secara sederhana. Para ulama atau kiai mengajarkan ilmu fiqih, hadits, tauhid, akhlak, dan tasawuf di surau, masjid, atau rumah mereka.

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu, kiai yang memiliki ilmu agama mendalam semakin dikenal masyarakat luas. Santri dari berbagai daerah pun berdatangan untuk berguru, hingga terciptalah sistem pendidikan berbasis pondok.

Terdapat dua versi pendapat mengenai asal-usul pondok pesantren di Indonesia. Pendapat pertama menyebutkan bahwa pesantren berakar dari tradisi Islam sendiri, khususnya dari perkembangan tarekat dan pengajian sufi.

Sementara itu, pendapat kedua beranggapan bahwa pesantren merupakan adopsi dari sistem pendidikan Hindu yang sudah ada sebelumnya di Nusantara. Lembaga serupa pondok digunakan untuk mengajarkan ajaran agama Hindu sebelum Islam datang.

Menurut sebagian catatan sejarah, pondok pesantren pertama di Indonesia mulai muncul bersamaan dengan masuknya Islam ke Nusantara. Pesantren tertua diyakini berada di Aceh pada masa awal penyebaran Islam.

Selain itu, ada pula pandangan yang menyebut Syekh Maulana Malik Ibrahim sebagai pendiri pondok pesantren pertama di Jawa. Beliau mendidik santri di Gresik, Jawa Timur, yang kemudian menyebarkan Islam ke berbagai daerah.

Pada masa awal berdirinya, pondok pesantren berfungsi sebagai pusat islamisasi. Melalui pendidikan, lembaga ini tidak hanya menanamkan iman dan ilmu, tetapi juga memperkuat kehidupan sosial masyarakat.

Setelah periode Wali Songo, keberlangsungan pendidikan Islam melalui pesantren diteruskan oleh para kiai. Mereka mendirikan pondok di berbagai wilayah, sehingga pesantren menjadi basis dakwah sekaligus pusat pembentukan ulama.

Hingga kini, pondok pesantren tetap eksis sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang berpengaruh di Indonesia. Selain menjadi pusat ilmu agama, pesantren juga berperan dalam membentuk karakter, budaya, dan peradaban Islam di Nusantara.

Asal-usul Nama Pondok Pesantren di Indonesia

Di Indonesia terdapat banyak pesantren besar yang menjadi pusat pendidikan Islam dan melahirkan ulama-ulama berpengaruh. Tidak sedikit orang yang penasaran dengan asal-usul nama pesantren-pesantren besar tersebut karena biasanya memiliki sejarah unik di baliknya.

1. Pondok Pesantren Gontor

Dikutip dari arsip pemberitaan detikJatim, asal-usul nama Pesantren Gontor berasal dari istilah "Ontoran Banyu" yang berarti banyak sumber air. Seiring waktu, kata "Ontor" berkembang menjadi "Gontor" karena kawasan tersebut memang dikenal memiliki banyak sumber air.

Menurut Kepala Desa Gontor, Prihandoko, keberadaan sumber air ini menjadi alasan utama masyarakat mendirikan permukiman di daerah tersebut. Meskipun Sulaiman Jamaluddin dikenal sebagai tokoh penting dalam penyebaran Islam di Gontor, beliau bukanlah pendiri desa, melainkan santri menonjol yang menikah dengan putri Kiai Khalifah.

2. Pondok Pesantren Sidogiri

Pondok Pesantren Sidogiri adalah pesantren salaf yang terletak di Jalan Raya Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. Pesantren ini didirikan pada awal abad ke-18 oleh tokoh bernama Sayyid Sulaiman.

Asal-usul nama Pesantren Sidogiri terkait dengan peristiwa kedatangan Sunan Giri atau utusannya ke tanah Kanjengan Sidogiri. Saat kunjungan itu, tongkat yang dibawa Sunan Giri tertinggal di luar kawasan, sehingga penduduk setempat berkata, "Sido kari tongkate Sunan Giri," yang berarti "Tertinggal sudah tongkat Sunan Giri."

Seiring waktu, sebutan panjang tersebut disingkat menjadi "Sidogiri" dan menjadi nama tempat maupun pesantren. Ketika tongkat itu akhirnya dicabut oleh Sunan Giri, muncul sumber air bersih dari bekas cabutannya, yang kemudian dijadikan sumur dan lokasi Balai Pengobatan Santri.

Selain versi tersebut, ada pula pendapat yang mengatakan nama "Sidogiri" berasal dari kata "Sayyidul-Qurâ," yang berarti "tuan beberapa desa." Nama ini menggambarkan Sidogiri sebagai pusat ilmu dan ulama besar, yang menarik santri dari berbagai daerah untuk menuntut ilmu dan menjadi markas perjuangan saat masa kemerdekaan.




(hnh/inf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads