Sebuah insiden mencekam terjadi di perairan Mediterania. Armada Global Sumud Flotilla melaporkan telah diserang oleh drone saat berada di lepas pantai Yunani.
"Beberapa drone, benda tak dikenal dijatuhkan, komunikasi macet dan ledakan terdengar dari sejumlah kapal," demikian pernyataan resmi Armada Global Sumud, seperti dilansir dari Aljazeera, Rabu (24/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak ada laporan korban, serangan ini disebut-sebut sebagai operasi psikologis. Tiago Avila, salah satu aktivis asal Brasil, menyebut total ada 10 serangan yang menargetkan beberapa kapal dengan bom suara dan suar peledak.
Bahkan, kapal-kapal tersebut juga disemprot dengan bahan kimia yang mencurigakan. Seperti diketahui, Armada Global Sumud Flotilla sedang menuju ke Gaza untuk membawa bantuan kemanusiaan.
"Kapal kami diserang oleh quadcopter yang menjatuhkan popper kecil di dek. Beberapa kapal lain juga mengalami hal itu," kata aktivis AS, Greg Stoker, yang kapalnya berada di lepas pantai Kreta, juga menceritakan pengalamannya di Instagram.
"Radio VHF [frekuensi sangat tinggi] kami dibajak oleh komunikasi yang bermusuhan, dan mereka mulai memainkan Abba," lanjutnya.
Israel Belum Berkomentar
Hingga berita ini ditulis, pihak berwenang Israel belum memberikan komentar resmi terkait laporan serangan drone, ledakan, atau gangguan komunikasi tersebut.
Namun, sehari sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel melalui postingan di akun X (sebelumnya Twitter) mengklaim bahwa kapal-kapal tersebut "mengejar tindakan kekerasan" dan menuduh misi mereka "melayani Hamas, bukan untuk rakyat Gaza."
Israel meminta agar bantuan dari armada tersebut diserahkan ke Marina Ashkelon, agar bisa ditransfer ke Gaza "dengan cara yang terkoordinasi dan damai." Namun, permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh para penyelenggara armada.
Avila menyebut tawaran tersebut sebagai "manipulasi dari rezim Zionis". Menurutnya, tidak mungkin mempercayai pihak yang melakukan genosida untuk mendistribusikan bantuan.
Armada Global Sumud Flotilla terdiri dari 51 kapal. Salah satunya diikuti oleh aktivis lingkungan terkenal, Greta Thunberg.
Mereka berlayar awal bulan ini untuk memecahkan blokade Israel di Gaza dan mengirimkan bantuan. Sebelumnya, armada ini juga menjadi sasaran dua dugaan serangan drone saat berlabuh di Tunisia, sebelum melanjutkan pelayarannya.
Artis Wanda Hamidah menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang ikut dalam pelayaran tersebut. Kini, ia terdampar di Portopalo, Italia, karena kapal Kaiser yang ditumpanginya mengalami kerusakan.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
MUI Konfirmasi Dugaan Nampan MBG Terpapar Minyak Babi
Isi Deklarasi New York: Upaya PBB Damaikan Palestina-Israel