Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebut rangkaian operasi militer Israel di Gaza sebagai "genosida total" dan secara langsung menyalahkan perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas kematian puluhan ribu warga Palestina.
"Saya rasa kita tidak bisa menjelaskan dengan cara lain. Ini benar-benar genosida," kata Erdogan kepada pembawa acara Fox News, Bret Baier pada Senin malam (22/9/2025) di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York.
Presiden Turki tersebut menyatakan bahwa Netanyahu melakukan pembunuhan "tanpa ampun" dan menekankan bahwa Turki "menentang sepenuhnya genosida ini."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erdogan menyebutkan lebih dari 120.000 warga Palestina yang terluka di Gaza dan mencatat bahwa Turki telah membawa banyak warga sipil yang terluka ke negaranya untuk perawatan medis. Ia menekankan krisis kemanusiaan dengan menampilkan foto-foto kehancuran dalam pidatonya di forum-forum internasional.
"Saya tidak melihat Hamas sebagai organisasi teroris. Sebaliknya, saya melihatnya sebagai kelompok perlawanan," ujarnya ketika ditanya tentang hamas yang menyandera, Erdogan menolak tuduhan sepihak.
"Ini bukan kejahatan sepihak. Bagaimana kita bisa mengesampingkan apa yang telah dilakukan Netanyahu?" katanya.
Erdogan berkata kepada Fox News Amerika, "Saya ditanyai pertanyaan yang sama ketika saya datang ke sini sekitar 20 tahun yang lalu dan saya memberikan jawaban yang sama saat itu."
Erdogan juga menyoroti adanya ketidakseimbangan militer antara Israel dan Hamas. Ia menganggapnya tidak masuk akal bila menyamakan kekuatan senjata Hamas dengan militer Israel.
"Bisakah kita menyebut Hamas lebih kuat persenjataannya daripada Israel? Mustahil!" tegasnya.
Ia juga menuduh Israel menggunakan kekuatan senjata superiornya tanpa ampun dan tanpa memandang usia. Baik itu anak-anak, perempuan, maupun lansia.
Erdogan menyatakan skeptisismenya untuk segera mengakhiri konflik, membandingkannya dengan perang Rusia-Ukraina yang belum terselesaikan. Ia merujuk pada janji Presiden Donald Trump untuk mengakhiri kedua konflik tersebut dan menyatakan bahwa keduanya belum berakhir.
Dikutip dari Turkiye Today (23/9/2025), menurut otoritas kesehatan, rangkaian serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023.
Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada bulan November atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
(lus/inf)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
MUI Konfirmasi Dugaan Nampan MBG Terpapar Minyak Babi
Isi Deklarasi New York: Upaya PBB Damaikan Palestina-Israel