Tidur adalah salah satu nikmat Allah SWT yang diberikan kepada manusia sebagai sarana istirahat setelah beraktivitas. Al-Qur'an menyebutkan tidur sebagai tanda kekuasaan Allah SWT dan rahmat-Nya bagi manusia.
Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Rum ayat 23,
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan."
Meskipun tidur merupakan kebutuhan alami, Islam memberikan tuntunan adab yang harus diperhatikan, termasuk mengenai posisi tidur. Ada posisi yang dianjurkan karena membawa kebaikan, dan ada pula posisi tidur yang dibenci Allah SWT karena tidak sesuai dengan fitrah atau menimbulkan dampak buruk.
Posisi Tidur yang Dibenci Allah SWT
1. Posisi Tengkurap
Posisi tidur tengkurap (menelungkup dengan dada dan perut menempel di kasur dan wajah menghadap ke bawah) adalah salah satu posisi yang dibenci Allah SWT. Dalam hadits, Nabi Muhammad SAW secara tegas melarang posisi ini.
Dikutip dari Syarah Riyadhus Shalihin jilid 2 karya Imam an-Nawawi, dari Abu Hurairah RA, suatu hari Rasulullah SAW melihat seorang lelaki tidur tengkurap, kemudian beliau bersabda:
إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ يُبْغِضُهَا اللَّهُ
Artinya: "Sesungguhnya posisi tidur seperti ini adalah posisi tidur yang dibenci Allah." (HR Abu Dawud, dinilai hasan oleh al-Albani)
Disebutkan dalam buku Etika Tidur Nabi: Agar Tidur Kita Bear dan Berpahala karya Muhammad Hasan Yusuf, dalam hadits dari Ya'isy bin Thikhfah Al-Ghifari, dari bapaknya, ia berkata, "Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, 'Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.' Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah SAW." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
Dalam riwayat lain, dari Abu Dzarr RA, beliau berkata, "Nabi SAW lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda, 'Wahai Junaidib, ini adalah cara berbaringnya penghuni neraka'." (HR Ibnu Majah)
2. Posisi Telentang
Selain posisi tengkurap, Rasulullah SAW juga melarang tidur dengan posisi telentang di atas punggungnya seraya meletakkan satu kakinya di atas kaki lainnya jika khawatir tersingkap auratnya.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah melarang perbuatan seseorang mengangkat kakinya di atas kaki lainnya dalam keadaan berbaring telentang.
Dalam riwayat dari Abdullah bin Zaid RA bahwa ia melihat Rasulullah SAW terlentang di masjid sambil menaikkan salah satu kaki lainnya. Maka ini menunjukkan bahwa orang tersebut khawatir aurat tersingkap, jika mereka aman dari tersingkapnya aurat maka tidur seperti ini tidak mengapa.
Posisi Tidur yang Dianjurkan
Dikutip dari buku 354 Sunnah Nabi Sehari-hari karya Dr. Raghib As-Sirjani, Rasulullah SAW sering kali tidur miring kanan sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata, "Jika Rasulullah SAW selesai dari salat dua rakaat sunnah fajar maka beliau akan berbaring di atas sisi kanan badannya." (HR Bukhari)
Diriwayatkan dari Al-Barra' bin Azib, berkata, "Jika Rasulullah SAW hendak tidur maka beliau berbaring di atas sisi kanan badannya lalu mengucapkan, "Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu dan aku menghadapkan wajahku kepada-Mu." (HR Bukhari)
Rasulullah SAW menyeru kaum muslimin untuk melakukan apa yang beliau lakukan sebagaimana yang diriwayatkan dari Al-Bara bin Azib, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika engkau mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah sebagaimana engkau berwudhu untuk salat lalu berbaringlah di atas sisi kanan badanmu seraya mengatakan, "Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu dan aku menghadapkan wajahku kepada-Mu."
Posisi inilah yang paling disukai Rasulullah SAW dalam tidurnya dan juga kemudian menjadi sunnah untuk umatnya.
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Cerita Khalid Basalamah Mengaku Jadi Korban dalam Kasus Kuota Haji