Dalam membaca Al-Qur'an, terdapat berbagai macam kaidah yang mengatur cara melafalkan setiap huruf dan kata agar bacaan terdengar indah dan sesuai aturan. Kaidah ini bukan hanya membuat lantunan lebih merdu, tetapi juga menjaga agar makna ayat tetap sesuai dengan maksudnya.
Ilmu yang mengatur hal tersebut dikenal dengan sebutan tajwid, dan di dalamnya terdapat pembahasan penting mengenai waqaf dan washal. Keduanya mengatur kapan pembaca harus berhenti dan kapan harus menyambung bacaan, sehingga makna ayat tidak berubah. Lantas, apa sebenarnya perbedaan waqaf dan washal dalam ilmu tajwid?
Pengertian Waqaf
Waqaf dan washal adalah bagian dari ilmu tajwid yang mengatur kapan pembaca Al-Qur'an harus menghentikan atau melanjutkan bacaannya sesuai kaidah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut buku Juz Amma dan Tajwidnya untuk Semua Usia karya Ustadz Rusdianto, secara bahasa waqaf berarti menahan (al-habsu). Secara istilah, waqaf adalah menghentikan bacaan atau suara sejenak untuk mengambil napas, lalu melanjutkan kembali bacaan tersebut.
Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Tajwid karya Marzuki & Sun Choirol Ummah, waqaf juga diartikan sebagai diam, berhenti, atau menahan gerakan. Secara istilah, hal ini merujuk pada memutus suara di akhir kata saat membaca ayat Al-Qur'an, untuk mengambil napas sebentar dengan tujuan melanjutkan bacaan setelahnya.
Dalam ilmu tajwid, tanda waqaf membantu pembaca Al-Qur'an mengetahui di mana harus berhenti atau melanjutkan bacaan. Misalnya, tanda mim (Ų ) disebut waqaf lazim atau waqaf tam, yang berarti berhenti di akhir kalimat sempurna tanpa kaitan dengan lafaz berikutnya, karena jika diteruskan dapat mengaburkan makna ayat.
Ada juga tanda laa (ŲØ§) yang memberi petunjuk berbeda tergantung posisinya; jika berada di akhir ayat, pembaca boleh berhenti atau melanjutkan, tetapi jika di tengah ayat, tidak diperbolehkan berhenti. Tanda shad-lam-ya (ØĩŲŲ) singkatan dari al-wasl awla, artinya lebih baik melanjutkan bacaan tanpa berhenti pada posisi tersebut.
Selain itu, tanda jim (ØŦ) disebut waqaf jaiz, di mana berhenti diperbolehkan, tetapi melanjutkan juga sah. Tanda qaf-lam-ya (ŲŲŲ) disebut waqaf aula, yang membolehkan berhenti namun lebih utama untuk meneruskan, sedangkan waqaf mu'anaqah (Ø Ø) berarti pembaca boleh berhenti di salah satu dari dua tanda yang berpasangan, tetapi tidak pada keduanya.
Pengertian Washal
Dalam bahasa Arab, washal berasal dari kata ŲØĩŲ yang artinya menyambung atau terus. Sementara itu, istilah ilmu tajwidnya adalah meneruskan bacaan pada tanda washal atau melanjutkannya tanpa mengambil napas, sebagaimana ditulis Nidlomatum Mukhlisotur Rohmah dalam Al-Quran Hadis.
Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan washal dalam istilah tajwid adalah menyambungkan bacaan ayat Al-Quran dengan memperhatikan tanda-tanda washal atau langsung pada akhir ayat dengan melanjutkannya ke ayat seterusnya.
Dalam ilmu tajwid, washal jaiz adalah tanda yang menunjukkan pembaca boleh memilih untuk melanjutkan atau berhenti tanpa mengubah makna ayat. Contohnya, washal jaiz kafi (ŲŲŲ) yang berarti sebaiknya berhenti meskipun melanjutkan juga diperbolehkan, dan washal jaiz hasan atau waslu aula (ØĩŲŲ) yang dianjurkan untuk melanjutkan bacaan, meskipun berhenti tetap dibolehkan.
Selain itu, ada washal jaiz tasawi (ØŦ) yang memberi pilihan setara antara berhenti atau melanjutkan bacaan tanpa perbedaan keutamaan. Ada juga washal mujawwaz (Ø˛) yang mengisyaratkan agar pembaca melanjutkan bacaan dan hanya berhenti jika terpaksa, seperti ketika kehabisan napas.
Washal juga dapat dilakukan meski tanpa tanda khusus, asalkan kaidah penyambungan dijaga. Misalnya, harakat akhir ayat pertama disambung dengan ayat berikutnya, atau jika berakhir dengan tanwin, ditambahkan huruf nun (Ų) sebelum melanjutkan ke ayat selanjutnya.
Perbedaan Waqaf dan Washal
Dari pembahasan di atas, waqaf adalah aturan tajwid yang mengharuskan pembaca Al-Qur'an menghentikan bacaannya pada titik tertentu, baik karena alasan kaidah maupun kebutuhan seperti mengambil napas. Saat melakukan waqaf, pembaca berhenti sejenak di akhir kata, lalu melanjutkan dari posisi yang tepat agar makna ayat tetap terjaga.
Sementara itu, washal adalah aturan tajwid yang mengatur penyambungan bacaan tanpa berhenti atau mengambil napas di tengah ayat. Dalam washal, lantunan dibaca mengalir dari satu kata atau ayat ke kata atau ayat berikutnya sehingga keindahan dan kesinambungan makna tetap terjaga.
Contoh Bacaan Waqaf dan Washal
Berikut contoh bacaan waqaf dan washal yang dapat membantu memahami cara berhenti dan menyambung ayat sesuai kaidah tajwid.
1. Contoh Waqaf
(QS Al-Lahab ayat 1) ØĒŲØ¨ŲŲØĒŲ ŲŲØ¯ŲØĸ Ø§ŲØ¨ŲŲŲ ŲŲŲŲØ¨Ų ŲŲŲØĒŲØ¨ŲŲÛ
(QS Al-Maidah ayat 41) ŲŲŲŲŲ Ų ØĒŲØ¤ŲŲ ŲŲŲ ŲŲŲŲŲŲØ¨ŲŲŲŲ Ų Û ŲŲŲ ŲŲŲ Ø§ŲŲŲØ°ŲŲŲŲŲ ŲŲØ§Ø¯ŲŲŲØ§ Û
(QS Al-Ikhlas ayat 1) ŲŲŲŲ ŲŲŲŲ Ø§ŲŲŲŲ°ŲŲ Ø§ŲØŲØ¯ŲÛ
2. Contoh Washal
(QS. Al-Fatihah ayat 1-2) Ø¨ŲØŗŲŲ Ų ŲąŲŲŲŲŲŲ ŲąŲØąŲŲØŲŲ ŲŲ°ŲŲ ŲąŲØąŲŲØŲŲŲ Ų ŲąŲŲØŲŲ ŲØ¯Ų ŲŲŲŲŲŲŲ ØąŲØ¨ŲŲ ŲąŲŲØšŲŲ°ŲŲŲ ŲŲŲŲ
(QS. Al-ikhlas ayat 1-2) ŲŲŲŲ ŲŲŲŲ ŲąŲŲŲŲŲŲ ØŖŲØŲØ¯Ų Ų ŲŲŲŲŲŲŲ ŲąŲØĩŲŲŲ ŲØ¯Ų
Wallahu a'lam.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Turki Desak Negara Islam Kompak Boikot Israel di Sidang PBB