Apakah Maulid Nabi Libur Nasional?

Apakah Maulid Nabi Libur Nasional?

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Selasa, 02 Sep 2025 05:00 WIB
Cerdas Cermat Maulid Nabi
Ilustrasi Maulid Nabi. Foto: Getty Images/ngupakarti
Jakarta -

Dalam rangka perayaan Maulid Nabi, ada libur tanggal merah di bulan September. Kapan tanggalnya dan apakah jadi libur nasional?

Ketentuan libur Maulid Nabi Bulan September diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 933/2025, 1/2025 dan 3/2025 tentang perubahan sebelumnya yang mengatur Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025.

Berdasarkan SKB tersebut terdapat satu hari libur yang akan disambut dengan libur akhir pekan. Akan tetapi tidak ada cuti bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maulid Nabi Libur Nasional

Peringatan Maulid Nabi akan jatuh pada Jumat, 5 September 2025 dan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Sehingga masyarakat akan mendapatkan long weekend tiga hari libur berturut-turut.

ADVERTISEMENT

Berikut rincian libur tanggal merah bulan September 2025:

  • Jumat, 5 September 2025 : Libur Nasional Maulid Nabi SAW.
  • Sabtu, 6 September 2025 : Libur akhir pekan.
  • Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan.

Amalan Saat Maulid Nabi

Maulid Nabi adalah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Sebagai Ungkapan Rasa Senang dan Bahagia

Menurut buku Rasulullah Al-Mustafa tulisan Miftahur Rahman, kelahiran Rasulullah SAW merupakan nikmat terbesar bagi alam semesta ini, termasuk bagi umat manusia. Rasulullah SAW adalah cahaya petunjuk yang menunjukkan jalan kebenaran menuju cahaya hidayah ilahiah.

Diutusnya Rasulullah SAW ke muka bumi ini merupakan curahan dan limpahan rahmat yang tak terhingga. "Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi sekalian alam." Sekiranya kelahiran dan diutusnya Rasulullah SAW.

Hal itu merupakan sumber dari rahmat dan kasih sayang Allah SWT, maka kita lebih pantas bersyukur dan berterima kasih dengan memperingati hari kelahiran beliau.

Abu Lahab, paman Nabi SAW yang kelak menentang dakwah Islam, sangat bergembira ketika mendengar berita kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebagai ungkapan syukur atas kelahiran keponakannya itu, Abu Lahab membebaskan seorang budaknya.

Meskipun pada rentang perjalanan selanjutnya, Abu Lahab merupakan musuh utama yang berada di garis terdepan untuk merintangi dan berupaya menghalangi dakwah Nabi SAW bersama para pembesar Quraisy lainnya.

Namun lantaran kesukacitaan pernah menyambut kelahiran keponakannya yang bakal menjadi seorang nabi dan rasul itu, Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa di dalam kubur.

Riwayat ini masyhur diriwayatkan oleh Imam Bukhari pada KitΓ’b an-NikΓ’h yang dinukilkan oleh Imam Ibnu Hajar al Asqalany di dalam Al-Fah dan diriwayatkan pula Imam Abdur RazΓ’q dan Imam al-Baihaqy serta imam muhadits lainnya. Peristiwa ini diungkapkan oleh Imam Syamsudin Ad-Dimasyqi di dalam syairnya:

"Sekiranya orang kafir ini (Abu Lahab) Telah tampak kejahatannya (memusuhi Nabi) Dia orang yang celaka tangannya (Abu Lahab) yang berada di dalam api neraka yang kekal abadi. Setiap malam Senin (malam kelahiran Nabi) (masih) diringankan azab baginya disebabkan pernah bahagia dengan kelahiran Muhammad. Bayangkan seorang hamba yang sepanjang umurnya. Senang bahagia menyambut kelahiran Muhammad dan mati dalam keadaan beriman!."




(lus/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads