Sering kali kita mendengar istilah mandi junub dan mandi wajib digunakan secara bergantian, seolah keduanya adalah hal yang sama. Keduanya memang bertujuan untuk membersihkan diri dari hadas besar.
Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya ada perbedaan makna di balik kedua istilah tersebut? Mari kita ulas lebih dalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Junub dan Mandi Wajib?
Secara harfiah, junub atau janabah merujuk pada kondisi seseorang setelah mengalami keluarnya air mani atau setelah melakukan hubungan suami istri. Kondisi ini mewajibkan seseorang untuk melakukan mandi besar agar bisa kembali beribadah, seperti salat.
Dalam bahasa, janabah juga diartikan sebagai kondisi seseorang yang berada "jauh" dari tempat peribadatan salat sebelum bersuci, sebagaimana dijelaskan dalam buku Fiqh Bersuci dan Sholat sesuai Tuntunan Nabi oleh Abu Utsman Kharisman.
Perintah untuk mandi ketika dalam keadaan junub ini bahkan secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an, yaitu pada Surah Al-Maidah ayat 6:
ÙÙØ§ÙÙÙ ÙÙÙÙØªÙ٠٠جÙÙÙØšÙا ÙÙØ§Ø·ÙÙÙÙÙØ±ÙÙÙØ§Û...
Artinya: "...Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah..."
Lalu, bagaimana dengan mandi wajib? Mandi wajib memiliki makna yang lebih luas. Mandi wajib adalah mandi yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang mengharuskan seseorang bersuci dari hadas besar, seperti junub, haid, nifas, dan juga ketika seorang muslim meninggal dunia.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa mandi junub adalah salah satu jenis dari mandi wajib, yang penyebabnya adalah junub. Ini sesuai dengan pandangan Muhammad Jawad Mughniyah dalam kitab Al-Fiqh 'ala al-madzahib al-khamsah (terjemahan Masykur A.B dkk), yang menjelaskan bahwa mandi junub termasuk mandi wajib karena disebabkan oleh keadaan junub.
Mazhab Syafi'i bahkan berpendapat bahwa keluarnya mani, baik disengaja karena syahwat maupun tidak, tetap mewajibkan mandi. Demikian pula, berhubungan suami istri meskipun tanpa keluarnya mani, tetap mengharuskan mandi wajib. Meskipun cakupan maknanya berbeda, tata cara pelaksanaan mandi junub dan mandi wajib adalah sama.
Tata Cara Mandi Wajib yang Benar
Kunci kesucian seorang muslim adalah melakukan mandi wajib dengan benar. Berikut adalah langkah-langkah mandi wajib dari awal hingga akhir, yang dinukil dari buku Fiqih Ibadah susunan Zaenal Abidin:
- Membaca niat mandi wajib. Niat ini diucapkan di dalam hati sesuai dengan penyebab mandi.
- Membersihkan kedua telapak tangan sebanyak tiga kali dengan air mengalir.
- Membersihkan kotoran yang tersembunyi menggunakan tangan kiri, seperti area kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar, dan bagian tubuh lainnya yang mungkin terdapat kotoran.
- Mencuci tangan kembali dengan sabun atau tanah untuk menghilangkan sisa kotoran.
- Berwudu seperti hendak salat.
- Menyela pangkal rambut dengan jari-jari tangan yang sudah dibasahi air hingga menyentuh kulit kepala. Hal ini dianjurkan bagi pria muslim, sementara bagi wanita berambut panjang tidak perlu mengurai rambutnya, cukup dengan mengguyurkan air tiga kali ke kepala.
- Membasuh seluruh tubuh dengan air, dimulai dari sisi kanan, kemudian dilanjutkan ke sisi kiri.
- Memastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tubuh yang tersembunyi ikut terbasuh dan bersih sempurna.
Bacaan Niat Mandi Wajib Sesuai Penyebabnya
Niat adalah kunci dalam setiap ibadah. Berikut adalah bacaan niat mandi wajib sesuai dengan penyebabnya, yang dikutip dari sumber yang sama:
1. Niat Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami-Istri
ÙÙÙÙÙÙØªÙ اÙÙØºÙسÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙØ¹Ù اÙÙØÙØ¯Ùث٠اÙÙØ§ÙÙÙØšÙر٠ÙÙØ±ÙØ¶ÙØ§ ÙÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ
Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta'ala."
2. Niat Mandi Wajib Setelah Haid
ÙÙÙÙÙÙØªÙ اÙÙØºÙسÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙØ¹Ù اÙÙØÙØ¯Ùث٠اÙÙØ£ÙÙÙØšÙر٠عÙÙ٠اÙÙØÙÙÙØ¶Ù ÙÙÙÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ
Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin haidhi lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan haid karena Allah Ta'ala."
3. Niat Mandi Wajib Setelah Melahirkan (Wiladah)
ÙÙÙÙÙÙØªÙ اÙÙØºÙسÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙØ¹Ù اÙÙØÙØ¯Ùث٠اÙÙØ£ÙÙÙØšÙر٠عÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙØ§Ø¯Ùة٠ÙÙÙÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ
Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin wilaadati lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan wiladah karena Allah Ta'ala."
4. Niat Mandi Wajib Setelah Nifas
ÙÙÙÙÙÙØªÙ اÙÙØºÙسÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙØ¹Ù اÙÙØÙØ¯Ùث٠اÙÙØ£ÙÙÙØšÙر٠عÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙØ§Ø³Ù ÙÙÙÙÙÙÙ ØªÙØ¹ÙاÙÙÙ
Arab latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin nifaasi lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta'ala."
Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami perbedaan antara mandi junub dan mandi wajib, serta tata cara pelaksanaannya yang benar. Dengan begitu, ibadah dapat diterima dengan sempurna oleh Allah SWT.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi