Batu Surga di Makkah Berubah Warna, Menghitam karena Dosa Manusia

Batu Surga di Makkah Berubah Warna, Menghitam karena Dosa Manusia

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 19 Jul 2025 12:04 WIB
Pemerintah Arab Saudi merilis foto jarak dekat dari batu hitam Hajar Aswad. Ini adalah gambar langka yang belum pernah dipertunjukkan karena beresolusi sangat tinggi.
Hajar Aswad (Foto: dok. Pemerintah Arab Saudi)
Jakarta -

Di tengah hiruk pikuk ibadah di Tanah Suci Makkah, terdapat sebuah peninggalan bersejarah yang penuh misteri. Adalah Hajar Aswad.

Batu yang dipercaya berasal langsung dari surga ini menarik perhatian jutaan umat Islam setiap tahunnya. Namun, tahukah kalian jika Hajar Aswad awalnya berwarna putih bersih? Kenapa sekarang menjadi hitam pekat?

Perubahan warna Hajar Aswad ini erat kaitannya dengan sebuah riwayat. Riwayat itu menyebutkan bahwa dosa-dosa manusia yang menyentuhnya lah yang menyebabkan batu ini berubah warna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, perubahan ini sama sekali tidak mengurangi kemuliaan dan kedudukannya sebagai salah satu simbol kebesaran Allah SWT yang dijaga dan dihormati oleh seluruh umat Islam.

Sejarah Hajar Aswad

Dalam Buku Sejarah Hajar Aswad & Maqam Ibrahim: Kisah Lengkap Batu dari Surga dan Jejak Kaki Nabi Ibrahim, Prof.Dr.Said Muhammad Bakdasy mengatakan kisah Hajar Aswad dimulai jauh di masa Nabi Ibrahim AS.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan riwayat Al-Azraqi yang mengutip Ibnu Ishaq, saat Nabi Ibrahim AS membangun Ka'bah, bangunan tersebut semakin tinggi. Nabi Ismail AS kemudian menyiapkan Maqam (tempat berdiri) agar ayahnya bisa menyelesaikan pembangunan.

Nabi Ismail AS memindahkan Maqam itu dari satu sudut Ka'bah ke sudut lainnya, hingga akhirnya ditempatkan di Rukun Hijr. Pada saat itulah Nabi Ibrahim AS meminta Nabi Ismail AS untuk mencari sebuah batu yang akan dijadikan penanda awal untuk memulai tawaf.

"Ambilkan saya sebuah batu untuk diletakkan di sini, agar nanti menjadi tanda dimulainya tawaf untuk umat manusia," kata Nabi Ibrahim AS.

Malaikat Jibril sudah lebih dulu menemui Nabi Ibrahim AS dengan membawa Hajar Aswad, bahkan sebelum Nabi Ismail AS kembali dengan batu temuannya. Batu mulia ini sebelumnya telah dipercayakan Allah SWT kepada Gunung Abu Qubais saat banjir bandang di masa Nabi Nuh AS.

Allah berfirman kepada gunung itu, "Jika kau melihat kekasih-Ku sedang membangun rumah-Ku, maka keluarkanlah Hajar Aswad untuknya."

Ketika Nabi Ismail AS kembali dengan batunya, ia terkejut melihat batu lain sudah ada di tempatnya. "Wahai ayahku, dari mana engkau mendapatkan batu ini?" tanyanya. Nabi Ibrahim AS menjawab, "Batu ini didatangkan oleh orang yang tidak membuatku harus bersusah payah untuk mendapatkan batumu. Batu ini dibawa oleh Jibril."

Begitu Jibril menempatkan Hajar Aswad di posisinya, dan Nabi Ibrahim AS memulai pembangunan Ka'bah, batu suci itu langsung memancarkan cahaya yang memukau. Sinar terangnya begitu kuat, menerangi setiap penjuru dari Timur hingga Barat, bahkan menjangkau Yaman dan Syam. Menurut catatan Al-Azraqi, cahaya itu menyebar hingga meliputi seluruh area al-Haram, menyinari setiap sudutnya.

Karakteristik dan Transformasi Warna Hajar Aswad

Merujuk pada sumber yang sama, Hajar Aswad, atau "batu surga", diyakini turun dari langit, sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadits Nabi Muhammad SAW. Ditempatkan di sudut tenggara Ka'bah, batu ini berfungsi sebagai penanda awal bagi umat Islam saat melakukan tawaf. Sudut tersebut kini dikenal sebagai Rukun Hajar Aswad.

Awalnya, Hajar Aswad memiliki warna putih yang cemerlang, bahkan lebih terang dari salju dan susu. Seiring berjalannya waktu, batu Hajar Aswad berubah menjadi hitam pekat. Perubahan warna ini diyakini terjadi akibat dosa-dosa kaum musyrik yang menyentuhnya.

Menurut riwayat dari Abdullah bin Amr bin 'Ash RA, ukurannya sekitar satu hasta. Ia berkata, "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan panjangnya seukuran tulang hasta."

Kini, hanya permukaan luar Hajar Aswad yang tampak menghitam, sementara bagian dalamnya yang masih tertanam dalam struktur Ka'bah diyakini tetap berwarna putih aslinya. Bukti ini diperkuat oleh kesaksian Mujahid, yang dikutip Al-Fakihi, bahwa ia melihat seluruh bagian batu di dalam Ka'bah berwarna putih saat Ibnu Zubair merobohkan bangunan tersebut.

Pemerintah Arab Saudi merilis foto jarak dekat dari batu hitam Hajar Aswad. Ini adalah gambar langka yang belum pernah dipertunjukkan karena beresolusi sangat tinggi.Pemerintah Arab Saudi merilis foto jarak dekat dari batu hitam Hajar Aswad. Ini adalah gambar langka yang belum pernah dipertunjukkan karena beresolusi sangat tinggi. (Foto: dok. Pemerintah Arab Saudi)

Keistimewaan dan Keutamaan Hajar Aswad

Hajar Aswad memiliki banyak keistimewaan yang membuatnya sangat dihormati dalam Islam. Apabila tidak memungkinkan untuk menyentuh atau menciumnya, umat Islam cukup memberikan isyarat lambaian tangan ke arahnya sebagai bentuk penghormatan. Berikut adalah beberapa keistimewaannya.

1. Tangan Kanan Allah SWT di Muka Bumi

AIbnu Abu Umar dan l-Azraqi, melalui sanad sahih, meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas RA berkata, "Sesungguhnya rukun ini adalah tangan kanan Allah di muka bumi, ia disalami oleh hamba-hamba-Nya layaknya seseorang yang menyalami saudaranya."

Pada kesempatan lain, saat tiba di sudut batu surga atau Hajar Aswad, Ibnu Hisyam bertanya, "Wahai Abu Muhammad, apa alasanmu mendatangi Rukun Aswad ini?" Atha' menjawab, "Abu Hurairah RA menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa yang menyentuhnya, seakan-akan dia sedang menyentuh tangan Tuhan Yang Maha Penyayang'."

2. Disunnahkan Mencium atau Melambaikan Tangan

Mencium atau mengisyaratkan tangan ke Hajar Aswad adalah sunnah, menandai awal dari tawaf.

3. Memberikan Syafaat pada Hari Kiamat

Batu ini dipercaya akan memberikan syafaat bagi mereka yang menyentuhnya di hari kiamat kelak.

4. Penanda Memulai Tawaf

Memulai tawaf dari Hajar Aswad merupakan salah satu ketentuan syariat yang wajib dipatuhi dalam ibadah haji dan umrah.

5. Bagian Paling Mulia Ka'bah

Karena letaknya di bagian Ka'bah yang paling mulia, Hajar Aswad menjadi simbol yang sangat dihormati.

6. Bagian dari Batu Yakut Surga

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, Rasulullah SAW bersabda, "Rukun dan Maqam Ibrahim merupakan dua batu yakut yang menjadi bagian dari batu yakut surga. Jika saja Allah tidak menghapus cahayanya, maka kedua batu itu akan menerangi Timur dan Barat."

Rukun yang dimaksud adalah Hajar Aswad. Sedangkan Maqam adalah batu yang dipijak oleh Nabi Ibrahim AS ketika membangun Ka'bah.

Peristiwa Bersejarah yang Membentuk Hajar Aswad Kini

Hajar Aswad telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah yang mengubah fisiknya. Insiden seperti kebakaran, percobaan pencurian, dan vandalisme telah meninggalkan jejak berupa retakan dan pecahan pada batu ini.

Berikut adalah beberapa kejadian penting yang membentuk kondisi Hajar Aswad saat ini:

Kebakaran Ka'bah

Ka'bah pernah dilanda dua kebakaran besar. Kebakaran pertama menimpa Ka'bah di era pra-Islam, pada masa Quraisy, yang menyebabkan Hajar Aswad semakin menghitam karena sambaran api. Lalu, kebakaran kedua terjadi di era Islam, saat kepemimpinan Abdullah bin Zubair RA, ketika Ka'bah dikepung, yang memperparah kerusakan pada batu mulia itu.

Lapisan Perak Menipis

Di masa pemerintahan Amirul Mukminin Harun al-Rasyid, lapisan perak pelindung Hajar Aswad mulai menipis dan terkikis, menyebabkan batu itu menjadi tidak kokoh lagi di posisinya.

Pencurian oleh Qaramithah

Kisah sekte Qaramithah yang mencuri Hajar Aswad pada tahun 317 H/929 M dan menyimpannya selama 22 tahun merupakan salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah Islam.

Aksi Vandalisme dan Perusakan

Beberapa insiden perusakan tercatat dalam sejarah:

  • Tahun 363 H/974 M: Seorang Nasrani dari Kekaisaran Romawi memukul Hajar Aswad menggunakan martil.
  • Tahun 413 H/1022 M: Seseorang berusaha merusak Hajar Aswad dengan pedang dan tongkat pemukul di Masjidil Haram.
  • Tahun 990 H/1582 M: Seorang pria Irak menghantam Hajar Aswad dengan tongkat besi.
  • Tahun 1351 H/1932 M: Seorang pria asal Persia dari Afghanistan mencuri satu potongan Hajar Aswad, serta kain penutup Ka'bah dan potongan perak dari tangga Ka'bah.


Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Hide Ads