Sains Ungkap Misteri Kenapa Tawaf Berlawanan Arah Jarum Jam

Sains Ungkap Misteri Kenapa Tawaf Berlawanan Arah Jarum Jam

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 17 Jun 2025 11:45 WIB
Muslim pilgrims perform Tawaf around the Kaaba during their annual haj, at the Grand Mosque in the holy city of Mecca, Saudi Arabia, June 28, 2023. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY
Potret jemaah haji sedang melakukan tawaf (Foto: Saudi Press Agency/Handout/REUTERS)
Jakarta -

Ketika menjalankan ibadah haji atau umrah, salah satu rangkaian ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim adalah tawaf. Tawaf merupakan aktivitas mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dengan arah berlawanan jarum jam, dimulai dari Hajar Aswad.

Ternyata, praktik tawaf dalam haji dan umrah bukan sekadar ritual fisik semata, melainkan memiliki sejarah yang panjang dan penuh makna spiritual. Lantas, bagaimana sebenarnya asal-usul tawaf dan mengapa dilakukan sebanyak tujuh kali dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam?

Sejarah Tawaf

Dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umroh karya Ahmad Sarwat, Lc., M.A., dijelaskan bahwa tawaf adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dengan posisi Ka'bah berada di sisi kiri atau bagian kiri tubuh pelaksana tawaf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di masa jahiliah, masyarakat Arab menjalankan tawaf dengan cara yang jauh berbeda dari tuntunan Islam. Mereka melakukan tawaf pada malam hari tanpa mengenakan pakaian, sambil bertepuk tangan dan bersiul, sebagaimana disinggung dalam Al-Qur'an surah Al-Anfal ayat 35.

ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ§ ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ Ψ΅ΩŽΩ„ΩŽΨ§Ψͺُهُمْ ΨΉΩΩ†Ψ―ΩŽ Ω±Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ψͺِ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‘Ψ§ Ω…ΩΩƒΩŽΨ’Ψ‘Ω‹ وَΨͺΩŽΨ΅Ω’Ψ―ΩΩŠΩŽΨ©Ω‹ ۚ ΩΩŽΨ°ΩΩˆΩ‚ΩΩˆΨ§ΫŸ Ω±Ω„Ω’ΨΉΩŽΨ°ΩŽΨ§Ψ¨ΩŽ Ψ¨ΩΩ…ΩŽΨ§ كُنΨͺُمْ ΨͺΩŽΩƒΩ’ΩΩΨ±ΩΩˆΩ†ΩŽ

ADVERTISEMENT

Artinya: "Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu."

Pada awalnya, pelaksanaan tawaf berbeda dengan tata cara haji yang kita kenal saat ini. Dalam buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El Fikri, dijelaskan bahwa setelah Ka'bah selesai dibangun, Nabi Adam AS diperintahkan untuk melakukan tawaf, yakni mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.

Amalan ini juga dilakukan oleh para malaikat, yang di bumi mengelilingi Baitullah, dan di sisi Allah SWT mereka melakukan tawaf di Bayt al-Ma'mur. Tradisi tawaf ini kemudian diteruskan oleh para nabi setelah Nabi Adam AS.

Ibnu Katsir dalam Bidayah wa an-Nihayah mengutip Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, dari perkataan Ibnu Abbas RA yang menceritakan bahwa saat Rasulullah SAW melewati lembah Usfan dalam perjalanan haji, beliau bertanya kepada Abu Bakar tentang nama lembah tersebut.

Setelah Abu Bakar menjawab, Nabi SAW mengatakan bahwa Nabi Hud dan Nabi Saleh AS pernah melewati tempat itu sambil melaksanakan haji ke Baitullah. Mereka mengenakan pakaian sederhana, mengendarai unta, dan bertalbiyah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, yang setelah menyelesaikan pembangunan Ka'bah, melakukan tawaf sebagai bentuk penghormatan kepada Baitullah, sebagaimana pula dilakukan oleh para nabi lainnya.

Mengapa 7 Kali dan Berlawanan Arah Jarum Jam?

Tawaf dilaksanakan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran. Pada tiga putaran pertama, dianjurkan untuk berjalan cepat, sementara empat putaran sisanya dilakukan dengan berjalan biasa.

Menurut keterangan dalam buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat: Petunjuk Nabi Muhammad SAW untuk Terkabulnya Semua Hajat karya M. Ghofur Khalil, tata cara ini mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW saat menunaikan ibadah haji.

Praktik tersebut juga termasuk bagian dari ketentuan dalam pelaksanaan tawaf, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.

Ibnu Umar RA masuk Makkah ketika waktu Dhuha. Lalu beliau mendatangi Ka'bah dan menyentuh Hajar Aswad sambil mengucapkan, "Bismillah, wallahu akbar." Kemudian, beliau lari-lari kecil 3 kali putaran, dan jalan antara rukun Yamani dengan rukun Hajar Aswad. Setelah sampai di Hajar Aswad, beliau menyentuhnya dan bertakbir, lalu keliling 4 tawaf sambil berjalan. Ibnu Umar mengatakan, bahwa Rasulullah SAW melakukan hal ini. (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Syuaib al-Arnauth)

Saat pelaksanaan haji dan umrah, tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah berlawanan arah jarum jam, yaitu dari kiri ke kanan. Cara ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan menjadi salah satu syarat sahnya tawaf.

Menariknya, di balik tata cara tersebut terkandung makna mendalam bagi kehidupan manusia. Mengutip buku Ka'bah Rahasia Kiblat Dunia karya Muhammad Abdul Hamid Asy-Syarqawi dan Muhammad Raja'i Ath-Thahlawi, sains modern menunjukkan bahwa arah perputaran ini mencerminkan pola gerak alami di alam semesta, dari yang terkecil hingga yang terbesar.

Contohnya, elektron mengelilingi dirinya sendiri lalu inti atom dalam arah yang sama dengan tawaf. Demikian pula bulan mengitari bumi, bumi mengorbit matahari, dan sistem tata surya berputar mengelilingi pusat galaksi. Bahkan, galaksi pun berputar mengelilingi gugusnya, dan gugusan galaksi bergerak mengelilingi pusat alam semesta.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads