Israel Larang Khatib Al Aqsa Masuk Masjid gegara Kecam Perang Gaza

Israel Larang Khatib Al Aqsa Masuk Masjid gegara Kecam Perang Gaza

Kristina - detikHikmah
Selasa, 15 Apr 2025 14:45 WIB
Arched South gateway with Siliver dome of Al-Aqsa Mosque at the square of Golden Dome of the Rock, in an Islamic shrine located on the Temple Mount in the Old City Jerusalem, Israel
Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Foto: Getty Images/iStockphoto/ZZ3701
Jakarta -

Israel mengeluarkan larangan masuk Masjid Al Aqsa terhadap Syekh Muhammad Salim selama tujuh hari. Larangan ini menyusul khutbah Jumat Syekh Muhammad yang menentang perang di Gaza.

Dilansir Anadolu Agency, larangan tersebut dikeluarkan pada Jumat (12/4/2025). Sumber-sumber menyebut polisi Israel menangkap Syekh Muhammad di salah satu gerbang masjid dan menginterogasinya di sebuah pusat polisi di Yerusalem Timur sebelum akhirnya dibebaskan.

Syekh Muhammad kemudian dilarang masuk masjid seminggu sejak hari itu. Seorang pejabat dari Departemen Wakaf Islam, yang mengawasi Masjid Al Aqsa, mengatakan kepada Anadolu bahwa larangan tersebut bisa diperpanjang oleh otoritas Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam khutbah Jumatnya, khatib Masjid Al Aqsa itu mengutuk perang Israel di Gaza yang menewaskan hampir 51.000 warga Palestina dan membuat daerah kantong itu hampir tidak bisa dihuni. Pernyataannya itu tampaknya memicu larangan sementara dari Israel.

Larangan serupa sebelumnya pernah dialami Syekh Ekrima Sabri, Imam Besar Masjid Al Aqsa. Dia lantang membela masjid dan mengkritik kebijakan pendudukan Israel terhadap warga Palestina. Hal tersebut membuat Israel melarangnya masuk Masjid Al Aqsa selama 6 bulan.

ADVERTISEMENT

Korban Serangan Israel di Gaza

Berdasarkan sumber medis, seperti dilansir kantor berita WAFA, Senin (14/4/2025), setidaknya 39 warga Palestina tewas dan 118 lainnya luka-luka akibat serangan Israel di Gaza selama 24 jam terakhir.

Sumber tersebut mengatakan, total korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah meningkat menjadi 50.983 orang dan 116.274 orang lainnya dilaporkan luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Layanan darurat belum bisa menjangkau lebih banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan karena pasukan Israel terus menargetkan ambulans dan kru pertahanan sipil.

Diketahui, perang di Gaza yang berubah menjadi genosida ini meletus sejak 7 Oktober 2023. Serangan dari Israel terus berlanjut meski ada seruan gencatan senjata dari Dewan Keamanan PBB dan desakan dari Mahkamah Internasional untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan di Gaza.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads