Tafsir Surah Al-An'am Ayat 103 tentang Penglihatan Manusia yang Terbatas

Tafsir Surah Al-An'am Ayat 103 tentang Penglihatan Manusia yang Terbatas

Indah Fitrah - detikHikmah
Kamis, 10 Apr 2025 11:45 WIB
Ilustrasi mengaji ayat Alquran. Al-quran.
Ilustrasi Alqura. nFoto: Freepik
Jakarta -

Manusia diberi kemampuan untuk melihat sebagai salah satu anugerah dari Allah. Melalui penglihatan, kita dapat mengenal lingkungan sekitar dan memahami banyak hal. Namun, kemampuan ini tetap memiliki batas. Tidak semua yang ada dapat dilihat oleh mata, termasuk keberadaan Allah.

Surah Al-An'am ayat 103 mengingatkan kita bahwa Allah tidak dapat dijangkau oleh penglihatan, sementara Dia mengetahui segala sesuatu, termasuk penglihatan itu sendiri.

Bacaan Surah Al-An'am Ayat 103

لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab latin: Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār(a), wa huwal-laṭīful-khabīr(u).

Artinya: Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Teliti.

ADVERTISEMENT

Tafsir Surah Al-An'am Ayat 103

Berdasarkan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, ayat ini menjelaskan bahwa penglihatan manusia tidak mampu melihat Allah, karena keterbatasan mata itu sendiri. Jangan sampai ketidakmampuan melihat membuat kita meragukan keberadaan-Nya.

Mata hanya bisa menangkap sebagian kecil dari alam semesta dan bahkan sering tertipu oleh apa yang dilihat. Sesuatu yang tampak indah dari jauh, seperti puncak gunung atau warna-warni awan, bisa saja tak seperti yang dibayangkan saat didekati.

Sementara itu, Allah melihat segala sesuatu, termasuk penglihatan manusia. Dia menciptakan kemampuan melihat dengan sangat halus, dari jaringan saraf, warna, bentuk, hingga jarak. Bahkan para ahli pun tak sepenuhnya memahami bagaimana mata bisa melihat.

Bayi yang baru lahir biasanya lebih dulu bisa melihat sebelum bisa mendengar. Ini menunjukkan betapa penting dan rumitnya indera penglihatan. Tapi, anehnya, banyak bagian tubuh kita sendiri seperti jantung atau bahkan mata yang kita pakai untuk melihat tidak bisa kita lihat langsung, padahal semuanya benar-benar ada.

Karena itu, mengenal Allah bukan dengan mata, melainkan dengan akal dan hati. Allah itu Lathif (Maha Halus), dan segala ciptaan-Nya pun penuh kehalusan yang menuntun kita untuk merenung dan percaya.

Asbabun Nuzul Surah Al-An'am Ayat 103

Berdasarkan buku Asbabun Nuzul: Sejarah, Peristiwa dan Latar Belakang Turunnya Ayat karya Suhaimi Harahap, bahwa menurut penjelasan Ibnu Abbas RA, ayat 100-103 dalam Surah Al-An'am diturunkan berkaitan dengan perilaku kaum musyrik yang menyekutukan Allah dengan jin.

Saat mereka ditanya, "Mengapa kalian menyembah jin, padahal yang kalian sembah adalah berhala?" Mereka menjawab, "Kami tidak menyembah berhala itu, tapi melalui berhala, kami menunjukkan ketaatan kepada jin."

Ayat ini juga menyinggung keyakinan keliru dari sebagian kelompok lain. Kaum Nasrani menganggap Nabi Isa AS sebagai anak Allah, sementara kaum Yahudi meyakini bahwa para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir)




(inf/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads