Niat Tayamum dan Tata Caranya yang Bisa Dilakukan saat Perjalanan Mudik

BRI Teman Mudik 2025

Niat Tayamum dan Tata Caranya yang Bisa Dilakukan saat Perjalanan Mudik

Indah Fitrah - detikHikmah
Jumat, 28 Mar 2025 07:00 WIB
Infografis Syarat dan Tata  Cara Tayamum
Ilustrasi berniat tayamum. Foto: Tim Infografis detikcom
Jakarta -

Ketika dalam perjalanan mudik lebaran, kita mungkin mendapati kondisi ketika tidak ada air. Tayamum diperbolehkan dalam beberapa kondisi, antara lain ketika perjalanan jauh seperti mudik.

Tayamum adalah cara bersuci yang diperbolehkan dalam Islam ketika tidak bisa menggunakan air. Dalam buku Seri Fikih Kehidupan karya Ahmad Sarwat, dijelaskan bahwa secara bahasa, tayamum berarti "bermaksud". Sedangkan menurut syariat, tayamum adalah bersuci dengan menggunakan tanah sebagai pengganti wudhu atau mandi wajib, baik untuk menghilangkan hadas kecil maupun besar.

Tayamum dapat dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki akses ke air atau berada dalam kondisi tertentu yang membolehkan penggunaannya. Jika seseorang dalam keadaan junub, ia tidak perlu menggosokkan tubuh ke tanah, cukup bertayamum untuk bersuci.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dasar diperbolehkannya tayamum terdapat dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 43, sebagaimana firman Allah SWT:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكٰرٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًا

ADVERTISEMENT

Arab latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā taqrabuṣ-ṣalāta wa antum sukārā ḥattā ta'lamū mā taqūlūna wa lā junuban illā 'ābirī sabīlin ḥattā tagtasilū, wa in kuntum marḍā au 'alā safarin au jā'a aḥadum minkum minal-gā'iṭi au lāmastumun-nisā'a falam tajidū mā'an fa tayammamū ṣa'īdan ṭayyiban famsaḥū biwujūhikum wa aidīkum, innnallāha kāna 'afuwwan gafūrā(n).

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan,156) sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:

"Seluruh permukaan bumi telah dijadikan untukku dan umatku sebagai tempat shalat dan alat bersuci. Maka di mana pun seseorang dari umatku mendapati waktu shalat, di situlah terdapat tempat ibadah dan sarana bersuci baginya." (HR. Ahmad, dari Abu Umamah RA).

Bacaan Niat Tayamum

نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitut tayammuma lisstibaahatish shalaati fardlol lillaahi ta'aalaa

Artinya: "Aku berniat tayamum agar diperbolehkan salat karena Allah ta'ala."

Tata Cara Tayamum

Berikut tata cara tayamum berdasarkan Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al Ghazali.

1. Menyiapkan Media untuk Tayamum

Tayamum dilakukan dengan menggunakan tanah berdebu atau debu yang bersih. Ulama membolehkan penggunaan debu yang terdapat pada tembok, kaca, atau permukaan lain selama dipastikan bersih dari najis. Debu yang digunakan harus cukup halus agar mudah menempel pada tangan dan wajah saat diusap.

2. Menghadap Kiblat dan Meletakkan Tangan pada Debu

Sebelum memulai tayamum, disunnahkan untuk menghadap kiblat sebagai bentuk kesungguhan dalam beribadah. Selanjutnya, letakkan kedua telapak tangan di atas debu dengan jari-jari dalam keadaan rapat. Cara ini memastikan debu menempel secara merata pada permukaan tangan, yang nantinya akan digunakan untuk mengusap wajah dan tangan.

3. Membaca Basmalah dan Niat

Saat tangan masih berada di atas debu, ucapkan basmalah dan niatkan tayamum dalam hati. Niat ini penting agar tayamum sah sebagai pengganti wudhu atau mandi wajib. Bacaan niat cukup diucapkan dalam hati tanpa perlu dilafalkan secara keras.

4. Mengusap Wajah

Setelah berniat, angkat kedua telapak tangan dari debu dan usapkan ke seluruh wajah. Tidak seperti dalam wudhu, dalam tayamum tidak diwajibkan debu mencapai bagian bawah rambut atau bulu wajah, baik yang tipis maupun tebal. Usapan cukup dilakukan sekali dengan meratakan debu di wajah. Secara umum, luas wajah tidak melebihi lebar dua telapak tangan, sehingga cukup dengan sekali usapan untuk memastikan debu merata.

5. Mengusap Kedua Tangan hingga Siku

Selanjutnya, usap kedua tangan hingga siku. Jika mengenakan cincin atau perhiasan, lepaskan terlebih dahulu agar debu dapat menyentuh kulit dengan sempurna. Letakkan kembali kedua telapak tangan pada debu, kali ini dengan posisi jari-jari sedikit direnggangkan.

Mulailah dengan tangan kanan terlebih dahulu. Gunakan telapak tangan kiri untuk mengusap lengan kanan dari ujung jari hingga siku. Kemudian, balik posisi tangan kanan agar bagian lainnya juga terusap dengan debu. Setelah itu, jempol kiri digunakan untuk mengusap jempol kanan. Lakukan langkah yang sama pada tangan kiri.

6. Mengusap Sela-sela Jari

Setelah kedua tangan diusap hingga siku, pertemukan kedua telapak tangan dan gosokkan jari-jari satu sama lain. Ini bertujuan agar debu merata hingga ke sela-sela jari.

Membaca Doa Setelah Tayamum

Setelah tayamum selesai, dianjurkan untuk membaca doa bersuci, seperti halnya doa setelah wudhu. Berikut salah satu doa yang dapat dibaca:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Asyhadu an laa Ilaaha illalloh wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj'alni minat tawwaabiina, waj'alni minal mutatohhirina, waj'alni min 'ibaadikas sholihiina. Subhanaka allahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika.

Artinya: "Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Mahasuci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu."




(inf/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads