Momen Perayaan Idul Fitri Pertama Nabi Muhammmad SAW, Dilaksanakan Usai Perang Badar

ADVERTISEMENT

Momen Perayaan Idul Fitri Pertama Nabi Muhammmad SAW, Dilaksanakan Usai Perang Badar

Tim detikHikmah, Devita Savitri - detikEdu
Senin, 31 Mar 2025 08:00 WIB
Ilustrasi Merayakan lebaran bersama keluarga
Ilustrasi lebaran. Begini momen perayaan Idul Fitri pertama di era Nabi Muhammad SAW. Foto: i-Stock
Jakarta -

Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya dirayakan secara gembira dan penuh dengan suka cita. Idul Fitri juga disebut sebagai hari kemenangan, bagi mereka yang berhasil menyelesaikan puasa Ramadan dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Tapi tahukah kamu kapan pertama kali Hari Raya Idul Fitri dirayakan? Momen tersebut terlaksana di era Nabi Muhammad SAW setelah Perang Badar berakhir.

Dirangkum detikEdu dari berbagai sumber, berikut momen perayaan hari raya Idul Fitri pertama di era Nabi Muhammad SAW selengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirayakan Pada Tahun Ke-2 Hijriah

Mengutip laman Kementerian Agama, Rasulullah SAW dan umat Islam pertama kali menggelar perayaan hari raya Idul Fitri pada tahun kedua Hijriyah atau 624 Masehi. Tepatnya setelah kemenangan Perang Badar 17 Ramadan 2 Hijriah.

Perang Badar terjadi pada 17 Ramadan tahun kedua Hijriah seperti yang dikutip dari detikHikmah. Pertempuran ini disebut yang terbesar pertama dalam sejarah Islam.

ADVERTISEMENT

Penyebab perang bisa tercetus karena perseteruan umat Islam dengan kaum Quraisy yang musyrik. Konflik ini dimulai saat pasukan Madinah menghadang kafilah dagang Quraisy yang pulang dari Syam menuju Makkah.

Mereka membawa harta kekayaan penduduk Makkah yang dirampas secara paksa. Jumlahnya melimpah termasuk seribu unta dan harta benda yang nilainya tidak kurang dari 5.000 dinar emas.

Untuk itu, Nabi Muhammad SAW memberikan pengumuman bila kafilah dagang Quraisy adalah sosok yang membawa harta orang-orang muslim. Rasulullah menyebut:

"Hadanglah kafilah itu, semoga Allah SWT memberikan barang rampasan itu kepada kalian."

Akhirnya, hal tersebut menyebabkan Perang Badar pecah. Tanpa rasa takut, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya berangkat dari Madinah menuju medan pertempuran.

Dengan taktik dan siasat dari Rasulullah SAW pasukan Islam sampai terlebih dahulu ke mata air Badar. Hal ini menjadi taktik dan siasat bagi pasukan muslim supaya mereka memiliki cadangan air di tengah lembah gurun Badar.

Perang Badar dimenangkan oleh pasukan muslim. Dengan bantuan para malaikat, pasukan muslim menang dan memukul mundur orang Quraisy dari pertempuran.

M Din Syamsuddin dalam buku Suluk Khutbah Lebaran Hingga Wukuf Arafah juga menyampaikan bila Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk pertama kalinya dirayakan oleh umat Islam setelah Perang Badar pada 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah.

Momen Perayaan Idul Fitri Pertama Nabi Muhammad SAW

Hari Raya Idul Fitri pertama Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dalam kondisi luka-luka yang masih belum pulih akibat Perang Badar. Dalam suatu riwayat disebutkan keadaan Rasulullah pada hari itu dalam kondisi lelah.

Sampai ia menyandarkan kepalanya kepada Bilal ketika menyampaikan khotbah Id. Bukan masjid, salat Id pertama dilaksankan Rasulullah di tanah lapangan terbuka dan terus dilakukan para sahabatnya.

Dari sinilah lahirnya ungkapan doa kaum muslim saat itu yang berbunyi dalam tulisan latin yakni:

Allahummaj' alna minal 'aidin walfaizin

Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan.

Pada suasana itu, para sahabat saling bertemu dengan mengucapkan doa Taqabbalallahu minna wa minkum. Di mana artinya menyatakan semoga Allah menerima ibadah dan amal kita semua.

Sejarah Penanggalan Kalender Hijriah

Penanggalan Hijriah sendiri ditetapkan khalifah Umar ibn Khattab RA setelah Rasulullah meninggal dunia.

Dalam Jurnal Cendekia Islam Vol 3 No 5 2024 dijelaskan ketika Umar ibn Khattab memimpin, kekuasaan Islam meluas dari Mesir sampai Persia. Pada 638, Gubernur Irak Abu Musa al-Asy'ari berkirim surat kepadanya yang menyarankan umat Islam punya tarikh sendiri dalam perhitungan tahun.

Khalifah Umar menyetujui usul tersebut dan membentuk panitia 6 orang yang berisikan sahabat Nabi terkemuka. Pertemuan itu memutuskan bila tahun berhijrahnya kaum muslimin dari Makkah ke Madinah menjadi awal tahun Hijriah yang diusulkan oleh Ali ibn Abi Thalib.

Setelahnya Khalifah Umar mengeluarkan keputusan bahwa taun hijrah Nabi adalah Tahun Satu. Sejak saat itu juga kalender Umat Islam disebut Tarikh Hijriyah.

Tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah bertepatan dengan 16 Tammuz 622 Rumi (16 Juli 622 Masehi). Keputusan Khalifah Umar keluar pada 638 Masehi yang langsung ditetapkan sebagai tahun 17 Hijriah.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads