Mushaf Nusantara Raih Dua Rekor MURI, Ditulis oleh 365 Kaligrafer Se-Indonesia

Mushaf Nusantara Raih Dua Rekor MURI, Ditulis oleh 365 Kaligrafer Se-Indonesia

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 20 Mar 2025 09:02 WIB
Mushaf Nusantara
Mushaf Nusantara raih rekor MURI Foto: Kemenag
Jakarta -

Kementerian Agama (Kemenag) baru saja menerima dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas penulisan Mushaf Nusantara. Dua rekor ini diberikan untuk dua kategori yakni kategori jumlah kaligrafer terbanyak yang menulis Al-Qur'an secara serentak dalam waktu 10 jam, dan kategori mushaf dengan corak iluminasi terbanyak.

Melansir laman resmi Kemenag, penghargaan Rekor MURI tersebut diserahkan oleh Senior Manager MURI, Triyono, kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam acara penutupan penulisan Mushaf Nusantara di Auditorium HM Rasyidi, Kemenag RI, Jakarta, Rabu (20/3/2025).

"Kami mengukuhkan bahwa kegiatan ini sangat layak dicatat sebagai rekor. Selain itu, dalam Mushaf Nusantara ini ada keunikan tersendiri, yaitu penggunaan ornamen dari 38 provinsi, dengan total 106 motif corak Nusantara. Maka kami juga memberikan apresiasi sebagai rekor yang berbeda," ujar Triyono.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa pencapaian ini menunjukkan semakin banyaknya kaligrafer Indonesia yang memiliki kualitas tulisan memenuhi standar nasional, bahkan internasional.

"Sebagian dari mereka adalah para juara di 14 kejuaraan kaligrafi tingkat internasional yang digelar hampir setiap tahun," kata Menag Nasaruddin.

ADVERTISEMENT

Menag Nasaruddin juga mengatakan bahwa penulisan Mushaf Nusantara ini menjadi momentum kebangkitan tradisi para seniman muslim masa lalu dalam mengekspresikan kecintaan mereka terhadap Al-Qur'an melalui penulisan mushaf secara manual.

"Setelah mesin cetak hadir, disusul mesin tik dan komputer, tradisi menulis mushaf memang seperti tergantikan. Mudah-mudahan Mushaf Nusantara menjadi pendulum awal sekaligus titik tolak lahirnya mushaf-mushaf lain karya anak-anak bangsa, dengan ragam keunikan tulisan dan corak iluminasinya," harapnya.

Menag yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini juga menambahkan bahwa Mushaf Nusantara ini nantinya akan direproduksi agar dapat dijadikan cenderamata bagi tamu-tamu luar negeri.

"Ini pertama di Indonesia. Kita nanti akan reproduksi, sehingga kalau ada tamu-tamu luar negeri, ini bisa kita hadiahkan," jelasnya.

"Dengan penampilan Nusantara ini, kita bisa menunjukkan kepada anak-anak muda bahwa ternyata tangan pun bisa menulis seperti komputer. Ini bagus sekali," tambah Menag.

Didin Sirojuddin, Direktur Lembaga Kaligrafi Al-Qur'an (Lemka) sekaligus inisiator penulisan Mushaf Nusantara berharap program ini dapat diikuti dengan penulisan mushaf-mushaf khas daerah atau provinsi.

"Sehingga kita akan memiliki makin banyak corak mushaf yang menggambarkan keanekaragaman budaya Nusantara," ujar Pengasuh Pesantren Kaligrafi Lemka Sukabumi, Jawa Barat ini.

Didin juga mengungkapkan, Mushaf Nusantara memiliki sejumlah keistimewaan dibanding mushaf lain yang pernah ditulis, seperti Mushaf Istiqlal dan Mushaf Sundawi.

"Mushaf Nusantara ditulis hanya dalam 10 jam, oleh 365 kaligrafer, dan serentak dari 30 provinsi di Indonesia. Ini pertama kali di Indonesia, bahkan di dunia. Penulisan mushaf-mushaf lain butuh waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun seperti Mushaf Istiqlal, dan ditulis hanya oleh beberapa kaligrafer dan iluminator saja," ujar Didin.

Menurut Didin, Mushaf Nusantara juga memiliki 106 corak iluminasi (hiasan pinggir mushaf), yang menggambarkan ragam warisan budaya lokal di 38 provinsi. "Corak iluminasi pada Mushaf Nusantara menyimbolkan keanekaragaman Indonesia, sekaligus meniupkan pesan kesatuan dalam keragaman, Bhinneka Tunggal Ika," tambah Didin.

Penulisan Mushaf Nusantara merupakan rangkaian peringatan ulang tahun ke-40 Lemka, yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI.

Mushaf Nusantara Ditulis Oleh 365 Kaligrafer Se-Indonesia

Penulisan Mushaf Nusantara dilakukan secara serentak oleh 365 kaligrafer dari 29 provinsi. Penulisan Mushaf Nusantara dimulai, Rabu, 19 Maret 2025 sejak pukul 08.00 WIB. Proses penulisan berlangsung selama 10 jam.

Wakil Menteri Agama H. Romo Muhammad Syafi'i hadir untuk melihat proses penulisan mushaf di Auditorium H.M. Rasjidi Kantor Kementerian Agama. Ia mengatakan, penulisan Mushaf Al-Qur'an Nusantara ini merupakan sesuatu yang sangat baik dan luar biasa.

"Sangat baik dan luar biasa, karena Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ternyata tidak hanya agamanya tapi juga memiliki kemampuan dalam penulisan Mushaf Al-Qur'an," kata Wamenag.

"Selain kemampuan, umat Islam juga memiliki kemauan untuk bersama-sama memelihara keaslian Mushaf Al-Qur'an dan kalau ini bisa ditulis di seluruh Indonesia, berarti anak bangsa yang memiliki kemampuan penulisan itu tidak hanya ada di satu tempat tapi ada di seluruh Indonesia," sambung Romo, panggilan akrab Wamenag.

Menurutnya, ini sebuah kesyukuran, karena umat Islam sumber utama hukum rujukannya itu adalah Al-Qur'an. "Jadi kalau masih ada mereka yang peduli dengan itu itu berarti kemurnian ajaran Islam itu akan tetap terpelihara," ujar Romo.

"Firman Allah SWT, Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan kamilah yang memelihara Al-Qur'an. Dan betapa berbahagianya kita karena menjadi bahagian dari mereka yang dipilih Allah memelihara Al-Qur'an di seluruh dunia ada di Indonesia," tutur Wamenag yang pada kesempatan tersebut menggoreskan noktah akhir di Surat Al Faatihah.

Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi menyampaikan, penulisan Mushaf Nusantara adalah bagian dari program layanan keagamaan berdampak oleh Kementerian Agama RI.
"Ini juga bagian dari penguatan tradisi seni dan budaya, sekaligus memperkaya khazanah kebudayaan Indonesia. Di negeri kita, posisi agama dan budaya tak bisa dipisahkan," ujar Zayadi.




(dvs/lus)

Hide Ads