Duduk tasyahud merupakan salah satu bagian dalam rangkaian gerakan salat yang dilakukan sebelum mengakhiri rakaat tertentu. Pada gerakan ini, umat Islam membaca bacaan tahiyat sebagai bentuk penghormatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Bacaan tahiyat sendiri terbagi menjadi dua, yaitu tahiyat awal yang dibaca pada rakaat kedua dan tahiyat akhir yang dibaca sebelum salam. Setiap muslim wajib memahami dan menghafal bacaan ini agar dapat melaksanakan salat dengan sempurna sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Bacaan Tahiyat Awal
Duduk tahiyat awal dilakukan pada rakaat kedua dalam salat. Dikutip dari buku Menyelami Makna Bacaan Shalat oleh Fajar Kurnianto, berikut ini adalah bacaan tahiyat awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اÙÙØªÙÙØÙÙÙÙØ§ØªÙ اÙÙÙ ÙØšÙارÙÙÙØ§ØªÙ Ø§ÙØµÙÙÙÙÙÙØ§ØªÙ Ø§ÙØ·ÙÙÙÙÙØšÙات٠ÙÙÙÙÙ. اÙÙØ³ÙÙÙØ§Ù٠٠عÙÙÙÙÙÙ٠أÙÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙØšÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙØÙÙ ÙØ©Ù اÙÙÙÙ ÙÙØšÙرÙÙÙØ§ØªÙÙÙ. اÙÙØ³ÙÙÙØ§Ù٠٠عÙÙÙÙÙÙÙØ§ ÙÙØ¹ÙÙÙÙ Ø¹ÙØšÙاد٠اÙÙÙÙ Ø§ÙØµÙÙØ§ÙÙØÙÙÙÙÙ. Ø£ÙØŽÙÙØ¯Ù اÙÙÙ ÙØ§ÙØ¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§Ù٠اÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙØŽÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ùا Ø±ÙØ³ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ
Arab latin: At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi.
Artinya: "Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan, serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
Bacaan Tahiyat Akhir
Secara umum, bacaan tahiyat akhir memiliki kesamaan dengan bacaan tahiyat awal. Perbedaannya terletak pada tambahan sholawat kepada Nabi. Kembali mengutip dari buku Menyelami Makna Bacaan Shalat oleh Fajar Kurnianto, berikut ini adalah bacaan tahiyat akhir.
Ø§ÙØªÙÙØÙÙÙÙØ§ØªÙ اÙÙÙ ÙØšÙارÙÙÙØ§ØªÙ Ø§ÙØµÙÙÙÙÙÙØ§ØªÙ Ø§ÙØ·ÙÙÙÙÙØšÙات٠ÙÙÙÙÙ Ø Ø§ÙØ³ÙÙÙØ§Ù٠٠عÙÙÙÙÙÙ٠أÙÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙØšÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙØÙÙ ÙØ©Ù اÙÙÙÙ ÙÙØšÙرÙÙØ§ÙتÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙÙØ§Ù٠٠عÙÙÙÙÙÙÙØ§ ÙÙØ¹ÙÙÙÙ Ø¹ÙØšÙاد٠اÙÙÙÙ Ø§ÙØµÙÙØ§ÙÙØÙÙÙÙÙ . Ø£ÙØŽÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙ ÙØ§Ù Ø¥ÙÙÙÙ٠إÙÙØ§Ù٠اÙÙÙ ÙÙØ£ÙØŽÙÙÙØ¯Ù Ø£ÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ùا Ø±ÙØ³ÙÙÙÙ٠اÙÙÙ
اÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙ٠عÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙØ¯Ù ÙØ¹Ù٠آÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯ ÙÙÙ ÙØ§ صÙÙÙÙØšÙت٠عÙÙÙÙ Ø¥ÙØšÙØ±ÙØ§ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ¹ÙÙÙ٠آÙÙ Ø¥ÙØšÙØ±ÙØ§ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØšÙارÙÙ٠عÙÙØ¹ÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ù ÙÙØ¹ÙÙÙ٠آÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙØ¯Ù ÙÙÙ ÙØ§ ØšÙØ§Ø±ÙÙÙØªÙ عÙÙÙÙ Ø¥ÙØšÙØ±ÙØ§ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ¹ÙÙÙ٠آÙÙ Ø¥ÙØšÙØ±ÙØ§ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ٠اÙÙØ¹ÙاÙÙÙ ÙÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ ØÙÙ ÙÙÙØ¯Ù Ù ÙØ¬ÙÙÙØ¯
Arab latin: At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. as salaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.
Allaahumma shalli'alaa muhammad, wa'alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. wabaarik'alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: "Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan, serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah, limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkaulah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam."
Menambahkan Sayyidina pada Bacaan Tahiyat
Dikutip dari penelitian Fadlillah berjudul Hukum Penambahan Kata Sayydina pada Sholawat Tasyahud Akhir Menurut Fatwa Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, dalam praktik ibadah salat, terdapat perbedaan pendapat antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mengenai penambahan kata sayyidinâ sebelum menyebut nama Nabi Muhammad dalam tasyahud akhir.
NU berpendapat bahwa menambahkan kata sayyidinâ, yang berarti "tuan" atau "baginda," merupakan bentuk penghormatan yang lebih tinggi kepada Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, dalam bacaan tasyahud akhir saat salat, warga NU umumnya mengucapkan Allahumma sholli 'ala sayyidinâ Muhammad sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah SAW.
Di sisi lain, Muhammadiyah berpandangan bahwa bacaan dalam salat harus mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tanpa penambahan atau pengurangan. Karena dalam hadits-hadits yang meriwayatkan bacaan tasyahud tidak ditemukan penggunaan kata sayyidinâ, maka Muhammadiyah tidak menggunakannya dalam sholawat saat salat.
Mereka berpendapat bahwa menambah atau mengubah bacaan salat tidak diperkenankan. Namun, di luar konteks salat, Muhammadiyah tidak melarang penggunaan kata sayyidinâ dalam penghormatan kepada Nabi, seperti dalam ceramah, doa, atau pengajian.
Wallahu a'lam.
(hnh/kri)












































Komentar Terbanyak
Innalillahi, Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Meninggal Dunia
Doa Bulan Rajab Sesuai Sunnah Rasulullah SAW: Arab, Latin dan Artinya
Ditjen PHU Pamit dari Kemenag setelah 75 Tahun Tangani Haji Indonesia