Alasan Jari Telunjuk Diangkat saat Tahiyat Awal dan Akhir

Alasan Jari Telunjuk Diangkat saat Tahiyat Awal dan Akhir

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Senin, 18 Nov 2024 17:45 WIB
Duduk tahiyat saat sholat
Ilustrasi mengangkat jari telunjuk saat tahiyat (Foto: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)
Jakarta -

Mengangkat jari telunjuk kanan termasuk salah satu gerakan salat dalam rangkaian tahiyat. Seperti diketahui, tahiyat terbagi atas awal dan akhir, keduanya disyariatkan untuk mengangkat jari telunjuk kanan.

Lantas, mengapa muslim disyariatkan mengangkat jari telunjuk ketika salat? Apa alasannya?

Alasan Muslim Disyariatkan Mengangkat Telunjuk Kanan saat Tahiyat

Menukil dari buku Kupas Tuntas Salat karya HM Masykuri Abdurrahman dan Mokh Syaiful Bahri, muslim mengangkat jari telunjuk kanannya ketika tahiyat saat mengucap illa Allah. Ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak dan pantas disembah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, alasan disyariatkannya mengangkat jari telunjuk kanan ketika tahiyat awal dan akhir yaitu menunjukkan bahwa orang yang salat menyelaraskan antara ucapan, pekerjaan, dan keyakinan dalam mengesakan Allah SWT. Ketika mengangkat jari telunjuk, di sana ada urat penyambung dengan urat tali jantung. Dengan demikian, seakan-akan jari telunjuk menjadi penyebab hadirnya hati.

Sampai Kapan Telunjuk Kanan Diangkat?

Masih dari sumber yang sama, ketika tahiyat awal jari telunjuk kanan diangkat sambil menghadap kiblat. Ketika berdiri, maka jari telunjuk sudah tidak diangkat.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, saat tahiyat akhir, jari telunjuk kanan diangkat sampai salam atau selesainya rangkaian salat. Perlu dipahami, yang diangkat adalah telunjuk kanan dan bukan kiri. Hukum mengangkat telunjuk kiri untuk tahiyat adalah makruh.

Sunnah Mengangkat Telunjuk Kanan Menurut Mazhab Syafi'i

Mengutip buku Amaliah Aswaja Nahdliyah susunan A Fatih Syuhud, menurut mazhab Syafi'i setidaknya ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan tahiyat. Pertama, hendaknya tangan kanan diletakkan di atas pangkal lutut kanan sementara jari-jari digenggam kecuali jari telunjuk yang dibiarkan dengan posisi menunduk.

Posisi ujung ibu jari diletakkan di bawah jari telunjuk. Saat sampai pada huruf hamzah kalimat illallah maka jari telunjuk terus diangkat. Jari tidak diturunkan sampai bangun untuk rakaat ketiga tahiyat awal atau sampai salam pada tahiyat akhir.

Makruh hukumnya menggerakkan jari telunjuk ketika tahiyat menurut mazhab Syafi'iyyah. Dengan demikian, jari sebaiknya dibiarkan diam tanpa digerakkan.

Selain itu, sunnah meletakkan tangan kiri di atas lutut kiri dalam keadaan terbuka.

Bacaan Tahiyat Awal

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ

Arab latin: Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad.

Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkahNya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad."

Bacaan Tahiyat Akhir

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي مُحَمّدْ وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلعَلَي مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

Arab latin: At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. as salaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.

Allaahumma shalli'alaa muhammad, wa'alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. wabaarik'alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya: "Ya Allah, limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkaulah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam."




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads