Perintah puasa bagi umat Islam tercatat dalam Al-Qur'an. Melalui surat Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman tentang kewajiban puasa di bulan Ramadan.
Umat Islam diwajibkan berpuasa satu bulan penuh saat Ramadan. Puasa menjadi ibadah yang telah disyariatkan jauh sebelum Islam datang.
Dalam Al-Qur'an, perintah puasa ditegaskan melalui surat Al-Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Mengutip buku Nikmatnya Ibadah: Tinjauan Psikologis & Medis Ibadah Sehari-hari karya H. Ahmad Zacky El-Syafa, puasa telah dikerjakan oleh orang-orang terdahulu.
Ibnu an-Nadim dalam al-Farasat menyebutkan bahwa agama penyembah bintang mengharuskan puasa 30 hari dalam setahun. Sementara orang Yahudi mengenal puasa selama 40 hari, bahkan dikenal beberapa macam puasa yang dianjurkan bagi penganut-penganut agama ini, khususnya untuk mengenang nabi-nabi atau peristiwa penting dalam sejarah mereka.
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 183
Dalam Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat 183 surat Al-Baqarah menjelaskan tentang puasa bulan Ramadan yang termasuk salah satu dari lima rukun Islam.
Dalam bahasa Arab puasa disebut shiyam atau shaum, yang pokok artinya ialah menahan. Secara syara' dijelaskan bahwa shiyam artinya menahan makan dan minum dan bersetubuh suami istri dari waktu fajar sampai waktu maghrib, karena menjunjung tinggi perintah Allah.
Firman Allah SWT, "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepada kamu puasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu."
Abdullah bin Mas'ud pernah mengatakan apabila suatu ayat telah dimulai dengan panggilan, sebelum sampai ke akhirnya kita sudah tahu bahwa ayat ini akan mengandung suatu perihal yang penting ataupun suatu larangan yang berat. Sebab Tuhan Yang Maha Tahu itu telah memperhitungkan terlebih dahulu bahwa yang bersedia menggalangkan bahu buat memikul perintah Ilahi itu hanya orang yang beriman.
Maka perintah puasa adalah salah satu perintah yang meminta pengorbanan kesenangan diri dan kebiasaan tiap hari. Kalau perintah tidak dijatuhkan kepada orang yang beriman tidaklah akan berjalan.
Puasa adalah syariat yang penting di dalam agama. Setelah Rasulullah SAW diutus, kemudian ditetapkanlah puasa untuk umat Islam pada bulan Ramadan dan dianjurkan pula menambah (t'athawwu') dengan hari-hari yang lain.
Kemudian Allah SWT berfirman, "Supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa."
Dengan puasa, orang beriman dilarang makan, minum, dan bersetubuh. Larangan ini terkait faedah besar di dalamnya. Orang yang beriman dapat menahan nafsunya karena melaksanakan perintah Allah. Dengan demikian orang mukmin mendidik kemauan dan dapat mengekang nafsu.
Syahwat faraj atau seks (kelamin) dan syahwat perut adalah dua hal yang sangat mempengaruhi hidup. Jika kedua syahwat itu tak terkendali, sifat kemanusiaan manusia menjadi runtuh dan bertukar menjadi kebinatangan. Namun, apabila dapat dikendalikan dengan puasa, sifat kemanusiaan tadi akan naik tingkatnya.
Kesabaran menahan adalah nilai yang amat penting bagi keteguhan jiwa. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Puasa adalah separuh dari sabar." (HR Ibnu Majah)
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!