Trump Akan Ambil Alih Gaza, Bagaimana Nasib Muslim Palestina?

Trump Akan Ambil Alih Gaza, Bagaimana Nasib Muslim Palestina?

Kristina - detikHikmah
Kamis, 06 Feb 2025 14:45 WIB
U.S. President Donald Trump looks on as he holds a joint press conference with Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu in the East Room at the White House in Washington, U.S., February 4, 2025. REUTERS/Leah Millis Purchase Licensing Rights
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers di Gedung Putih, Selasa (4/2/2025). Foto: REUTERS/Leah Millis Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut negaranya akan mengambil alih Jalur Gaza. Ia akan merelokasi warga Palestina dan membangun 'Reviera of Middle East'.

Rencana Trump itu disampaikan dalam konferensi pers dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa (4/5/2025) malam waktu setempat, dilansir New York Times. Trump mengatakan dua juta warga Palestina di Gaza akan dipindahkan.

"AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana," kata Trump dan menyebut AS akan "memilikinya dan bertanggung jawab".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Palestina di Gaza akan dipindahkan ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania. Setelah itu, wajah baru Gaza menjadi apa yang disebut Trump 'Reviera of Middle East.'

Pada Rabu (5/2/2025) siang waktu setempat, Gedung Putih klarifikasi soal rencana pemindahan warga Palestina dari Gaza. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, dilansir NBC News, mengatakan meskipun Trump yakin AS akan terlibat dalam pembangunan kembali Gaza, penduduknya hanya akan direlokasi untuk sementara waktu.

ADVERTISEMENT

Dalam hukum internasional, pemindahan paksa orang dari rumahnya termasuk pelanggaran.

Negara Palestina dan Arab Tolak Rencana Trump

Pernyataan mengejutkan Trump itu menuai kecaman dari Palestina dan negara Arab. Dalam laporan BBC, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak keras dan memberi peringatan kepada AS.

"Kami tidak akan membiarkan hak-hak rakyat kami...dilanggar," kata Mahmoud sambil memperingatkan bahwa Gaza adalah "bagian integral dari Negara Palestina" dan pemindahan paksa akan menjadi pelanggaran serius di mata hukum internasional.

Rencana Trump itu juga mendapat penolakan dari Mesir dan Yordania, termasuk Arab Saudi.

"Arab Saudi mengatakan warga Palestina tidak akan pindah dari tanahnya dan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina," lapor BBC seperti dikutip, Kamis (6/2/2025).

Bagaimana Nasib Muslim Palestina?

Mayoritas warga Palestina di Gaza adalah muslim. Menurut data Population Reference Bureau (PRB), hampir semua penduduk Gaza adalah Arab Palestina, 99 persen dari mereka Muslim Sunni . Mereka menolak pergi dari wilayah kantong tersebut.

"Kami telah melalui semua perang, beberapa di antaranya buruk, tetapi ini adalah perang terburuk yang pernah kami alami dan saksikan karena perang ini tidak berfokus pada satu kelompok, perang ini akan menelan korban beberapa pun, tidak peduli muda atau tua, baik atau buruk, ini adalah perang yang sengit," kata warga Khan Younis, Gaza, Rashad Mansour dalam tayangan video Reuters yang diunggah 20Detik.

Rashad adalah warga Palestina yang menjadi saksi hidup peristiwa Nakba. Ia menolak pergi dan ingin terus tinggal di Palestina.

"Kami tinggal di sini ke mana lagi kami harus pergi? Kami tidak ingin pergi ke Amerika atau tempat lain. Kami akan tinggal di tanah dan negara asal kami, kami tinggal di sini dan mati di sini," ucap pria yang mengenakan kopiah putih itu.

Gagasan mengambil alih wilayah di Timur Tengah akan menjadi pembalikan yang dramatis bagi Trump. Diketahui, saat pertama kali mencalonkan diri pada 2016, dirinya bersumpah menarik AS dari wilayah tersebut setelah perang Irak dan mengecam pembangunan negara yang dilakukan para pendahulunya.




(kri/lus)

Hide Ads