Muslim Amerika Kecewa Pilih Trump Ternyata Kabinetnya Pro-Israel

Muslim Amerika Kecewa Pilih Trump Ternyata Kabinetnya Pro-Israel

Kristina - detikHikmah
Sabtu, 16 Nov 2024 13:27 WIB
Republican presidential nominee and former U.S. President Donald Trump takes the stage to address supporters at his rally, at the Palm Beach County Convention Center in West Palm Beach, Florida, U.S., November 6, 2024. REUTERS/Brian Snyder
Potret Trump Menangi Pilpres AS Usai Raih 276 Suara Elektoral. Foto: REUTERS/Brian Snyder
Jakarta -

Para pemimpin Muslim Amerika menyatakan kekecewaannya setelah mendukung Donald Trump dalam memenangkan pilpres AS. Mereka protes karena susunan kabinet Trump pro-Israel.

"Trump menang karena kami dan kami tidak senang dengan pilihannya sebagai menteri luar negeri dan yang lainnya," kata Rabiul Chowdhury, seorang investor Philadelphia yang memimpin kampanye Abandon Harris di Pennsylvania dan salah satu pendiri Muslims for Trump, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (16/11/2024).

Trump memilih senator Republik Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri. Diketahui, Rubio adalah pendukung setia Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataannya awal tahun ini, Rubio menyebut tidak akan mengupayakan gencatan senjata di Gaza. Ia yakin Israel harus menghancurkan "setiap elemen" Hamas.

Trump juga mencalonkan Mike Huckabee, mantan gubernur Arkansas dan konservatif pro-Israel. Huckabee mendukung pendudukan Israel di Tepi Barat dan menyebut solusi dua negara di Palestina "tidak bisa dilaksanakan."

ADVERTISEMENT

Para ahli strategi meyakini dukungan Muslim Amerika terhadap Trump membantunya menang di Michigan.

Direktur Eksekutif American Muslim Engagement and Empowerment Network (AMEEN) mengatakan Muslim pendukung Trump berharap Trump akan memilih kabinet yang bekerja untuk perdamaian, tapi tampaknya tak ada tanda-tanda untuk itu.

"Kami sangat kecewa," katanya.

"Tampaknya pemerintahan ini sepenuhnya diisi oleh kaum neokonservatif dan orang-orang yang sangat pro-Israel dan pro-perang, yang merupakan kegagalan di pihak Presiden Trump, terhadap gerakan pro-perdamaian dan anti-perang," sambungnya.

Dukungan Muslim Amerika kepada Trump dalam pilpres AS tak lepas dari janji-janji kampanye untuk mengakhiri perang Israel di Gaza.

Usai kemenangan Partai Republik, muslim Amerika mendesak Trump memenuhi janji untuk mengakhiri perang di Gaza. Desakan itu disampaikan Direktur Eksekutif Nasional Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Nihad Awad.

"Penting bagi Presiden Terpilih Trump untuk menyadari bahwa sebagian besar warga Amerika, termasuk Muslim Amerika yang mendukungnya, tidak ingin melihat lebih banyak kefanatikan di dalam negeri atau lebih banyak perang di luar negeri," ujar Awad dilansir Anadolu Agency beberapa waktu lalu.

"Presiden terpilih harus memenuhi janji kampanyenya untuk mengupayakan perdamaian di luar negeri, termasuk dengan mengakhiri perang di Gaza. Namun, ini harus menjadi perdamaian sejati yang didasarkan pada keadilan, kebebasan, dan negara bagi rakyat Palestina," sambungnya.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads