Puasa Idris Adalah Ibadah Menahan Makan-Minum Setiap hari

Puasa Idris Adalah Ibadah Menahan Makan-Minum Setiap hari

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 28 Jan 2025 10:00 WIB
breakfast time concept with alarm clock plate, fork, knife, spoon,
Ilustrasi puasa Nabi Idris (Foto: Getty Images/Kseniya Ovchinnikova)
Jakarta -

Nabi Idris AS merupakan salah satu nabi yang dikenal dengan kesalehan dan ketekunannya dalam beribadah, termasuk dalam menjalankan puasa sepanjang hidupnya. Puasa Nabi Idris tidak hanya menjadi bentuk ibadah pribadi, tetapi juga menginspirasi umatnya untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri.

Dalam Islam, puasa yang dilakukan oleh Nabi Idris AS sepanjang siang hari tanpa pernah terputus yang merupakan bentuk penghambaan kepada Tuhannya. Kisah puasa Nabi Idris yang penuh keteguhan ini menjadi teladan bagi umat manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketakwaan.

Bagaimana Bentuk Puasa Idris?

Dalam buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat sejak Adam A.S Hingga Muhammad SAW karya Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syam, disebutkan bahwa Nabi Idris AS adalah sosok yang sangat konsisten dalam beribadah. Salah satu ibadah utama yang beliau tekuni adalah puasa, yang dijalankannya setiap hari sepanjang hidupnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nabi Idris AS senantiasa menahan diri dari makan dan minum di siang hari tanpa henti, bahkan sehari pun tak terlewatkan. Setelah berbuka, beliau menghabiskan malamnya dengan melaksanakan salat hingga waktu fajar, menjadikan rutinitas ini sebagai cara untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pada suatu waktu, Malaikat Izrail mengunjungi Nabi Idris AS dengan membawa makanan surga sebagai hadiah. Meski sedang berpuasa, Nabi Idris AS menyambut tamunya dengan penuh kebahagiaan dan bahkan mengajaknya makan bersama, tetapi Malaikat Izrail menolak, sementara Nabi Idris AS melanjutkan ibadah malamnya dengan khusyuk.

ADVERTISEMENT

Kisah Nabi Idris dan Malaikat Izrail

Diceritakan dalam buku Insan Pilihan Tuhan: Meneladani 25 Nabi dan Rasul oleh M. Arief Hakim, amalan ibadah Nabi Idris AS yang luar biasa selalu dicatat dan diangkat ke langit setiap malam yang menarik perhatian Malaikat Izrail.

Karena kagum, Izrail memohon izin kepada Allah SWT untuk bertemu dengan Nabi Idris AS, dan permintaan itu pun dikabulkan.

Izrail turun ke bumi dengan menjelma sebagai seorang lelaki dan mendatangi Nabi Idris AS sambil mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum ya Nabiyallah." Nabi Idris AS menjawab dengan penuh penghormatan, "Wa'alaikum salam wa rahmatullah," tanpa mengetahui identitas asli tamunya.

Saat mereka berjalan di sebuah kebun, Izrail menguji Nabi Idris AS dengan berkata, "Bolehkah aku memetik buah ini?" Nabi Idris AS dengan tegas menjawab, "Tidak, karena buah-buahan ini bukan milik kita. Semalam engkau menolak makanan halal, tapi sekarang engkau menginginkan yang haram?"

Merasa semakin penasaran, Nabi Idris AS bertanya, "Siapakah engkau sebenarnya?" Izrail pun mengungkapkan jati dirinya, dan Nabi Idris AS terkejut, "Apakah engkau datang untuk mencabut nyawaku?" Izrail menjelaskan, "Tidak, aku hanya diizinkan untuk mengunjungimu."

Mendengar penjelasan itu, Nabi Idris AS mengajukan permintaan, "Jika engkau diizinkan, cabutlah nyawaku dan hidupkan aku kembali agar aku dapat merasakan bagaimana kematian itu."

Izrail melaksanakan permintaan tersebut dengan izin Allah SWT dan Nabi Idris AS pun merasakan sakit yang luar biasa.

Setelah dihidupkan kembali, Izrail bertanya, "Bagaimana rasanya mati, wahai Nabiyallah?" Nabi Idris AS menjawab dengan getir, "Rasanya seperti seribu kali lebih sakit daripada dikuliti saat masih hidup."

Hikmah dari Nabi Idris AS

Kembali mengutip dari buku Insan Pilihan Tuhan: Meneladani 25 Nabi dan Rasul karya M. Arief Hakim, dijelaskan bahwa Nabi Idris AS menyarankan umatnya untuk berpuasa sebagai upaya untuk mengontrol hawa nafsu yang buruk dan dapat merusak diri manusia.

Hikmah dari anjuran Nabi Idris AS untuk berpuasa terletak pada pentingnya mengendalikan hawa nafsu demi menjaga kebaikan diri dan lingkungan. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran, kedisiplinan, dan pengendalian diri dari godaan yang dapat merusak hati serta perilaku manusia.

Sebagai ibadah yang mendekatkan manusia kepada Allah SWT, puasa mengajarkan nilai keikhlasan dan ketakwaan yang mendalam.

Apakah Masih Boleh Puasa Setiap Hari Dilakukan?

Dijelaskan dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq, puasa setiap hari sepanjang tahun hukumnya adalah haram. Sebab, terdapat hari-hari di mana kita sebagai umat Islam dilarang untuk melakukan puasa, seperti pada hari Idul Fitri, Idul Adha, dan Hari Tasyrik.

Namun, Sayyid Sabiq juga menambahkan apabila seseorang berniat berpuasa sepanjang tahun tetapi pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha serta hari-hari Tasyrik tidak berpuasa maka seperti ini hukumnya tidak makruh, jika memang sanggup melakukannya.

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads