Amalan yang Pertama Kali Dihisab Adalah Salat, Ini Penjelasannya

Amalan yang Pertama Kali Dihisab Adalah Salat, Ini Penjelasannya

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 21 Jan 2025 14:45 WIB
Ilustrasi Sholat.
Ilustrasi salat (Foto: Rawpixel/Freepik)
Jakarta -

Setelah terjadinya hari kiamat, seluruh makhluk hidup akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Selanjutnya, manusia akan memasuki tahap Yaumul Hisab, yaitu proses perhitungan amal perbuatan yang sangat detail dan adil atas seluruh kehidupan duniawi mereka.

Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam surah Al-Anbiya ayat 47:

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan."

Dari sekian banyak amal yang dilakukan, ada satu yang menjadi perhatian utama dalam proses hisab. Amalan ini menjadi titik awal yang akan mempengaruhi hasil akhir perhitungan setiap insan.

ADVERTISEMENT

Amalan Apa yang Pertama Kali Dihisab: Salat

Dikutip dari buku Panduan Shalat Lengkap karya Said bin Ali bin Wahaf al-Qahthani, amalan yang pertama kali akan dihisab adalah salat.

Hal ini sesuai dengan sebuah riwayat yang berbunyi:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ - عَزَّ وَجَلَّ - : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari salat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari salat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Salat yang didirikan dengan baik akan memperbaiki amal lainnya. Sebaliknya jika salatnya buruk, seluruh amalnya pun akan rusak.

Lebih dari itu, Allah Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya dengan memberikan kesempatan untuk menyempurnakan amalan wajib melalui amalan sunnah. Kekurangan dalam amalan wajib dapat ditutup dengan kebaikan dari amalan sunnah, sehingga amal kebaikan bertambah dan kejelekan terhapus.

Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan untuk memperbanyak dan menjaga amalan sunnah sebagai pelengkap amalan wajib. Tidak cukup hanya mengutamakan yang wajib, tetapi juga perlu memanfaatkan kesempatan meningkatkan kebaikan dengan sunnah untuk meraih rahmat Allah.

Jagalah Salat

Dalam buku Ulumul Hadist karya Wahyu Khafidah dan tim, dijelaskan bahwa salat adalah kewajiban bagi setiap umat Islam yang telah mencapai usia baligh. Allah SWT mewajibkan pelaksanaan salat lima waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan, mulai dari terbitnya matahari hingga malam tiba.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, salat adalah amalan pertama yang dihisab pada hari kiamat, sehingga kualitas salat seseorang akan mempengaruhi penilaian terhadap amal lainnya. Menjaga salat berarti menjaga hubungan dengan Allah SWT, yang menjadi dasar keberhasilan hidup di dunia dan akhirat.

Selain itu, salat merupakan tiang agama yang menjadi fondasi utama keimanan seorang Muslim.

Dari Mu'adz bin Jabal, Nabi SAW bersabda,

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ

Artinya: "Inti segala perkara adalah Islam dan tiangnya yang merupakan salat." (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973.)

Dengan menjaga salat, seseorang tidak hanya memenuhi kewajiban utama dalam Islam tetapi juga memperkokoh keseluruhan praktik keagamaannya. Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads