Israel dan Hamas telah menyetujui perjanjian gencatan senjata setelah lebih dari 460 hari agresi brutal Israel yang menghancurkan Gaza.
Dilansir Aljazeera, Rabu (15/1/2025), Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan bahwa gencatan senjata ini akan dimulai pada Minggu 19 Januari 2025.
Kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas di Gaza mencakup gencatan senjata sementara yang untuk saat ini akan mengakhiri kehancuran yang terjadi di Gaza. Pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza juga termasuk dalam kesepakatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari AFP News, Kamis (16/1/2025), terdapat tiga fase perjanjian gencatan senjata Israel dan Hamas di Gaza. Fase kedua dan ketiga akan dilaksanakan setelah fase pertama bisa dijalankan.
Tiga Fase Gencatan Senjata Israel-Hamas
Fase Pertama Gencatan Senjata Israel-Hamas
Berikut adalah poin perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas fase pertama yang akan berlangsung selama 42 hari:
- Hamas membebaskan 33 sandera termasuk warga sipil dan tentara perempuan, anak-anak dan warga sipil berusia di atas 50 tahun.
- Israel membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 untuk setiap tentara perempuan.
- Penghentian pertempuran, pasukan Israel bergerak keluar dari daerah berpendudukan ke pinggiran Jalur Gaza.
- Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah, lebih banyak bantuan memasuki Jalur Gaza.
- Pada tahap pertama, pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke sisa-sisa rumah mereka saat bantuan masuk.
Fase Kedua
Berikut adalah poin perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas fase kedua yang akan berlangsung selama 42 hari:
- Deklarasi "Ketenangan berkelanjutan". Pengumuman kembalinya ketenangan yang berkelanjutan atau penghentian operasi militer dan permusuhan.
- Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang belum dinegosiasikan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Fase Ketiga
- Jenazah sandera Israel yang telah meninggal ditukar dengan jenazah pejuang Palestina yang telah meninggal.
- Pelaksana rencana rekonstruksi di Gaza yang akan dilakukan di bawah pengawasan internasional
- Penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali
Adapun pihak-pihak yang menjamin perjanjian gencatan senjata tersebut adalah Qatar, Mesir, Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Warga Palestina di Gaza sejauh ini telah kehilangan puluhan ribu orang syuhada serta banyak yang tidak memiliki rumah untuk kembali. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, hingga hari ini setidaknya perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 46.707 warga Palestina. Sementara itu 1.600 keluarga dihapuskan dari catatan sipil. Sebanyak 17.841 anak terbunuh dan 44 orang meninggal karena kekurangan gizi.
Delapan orang termasuk tujuh anak-anak syahid akibat hipotermia. Ada 12.298 wanita terbunuh, 1.068 petugas medis syahid, 202 jurnalis syahid, 109.274 orang luka-luka. Selain itu ada 35.074 anak kehilangan kedua orang tuanya, 161.600 unit rumah hancur total serta 34 rumah sakit tidak lagi beroperasi.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi