Kaum Anshar adalah sebutan bagi penduduk asli Madinah yang memeluk Islam. Mereka dengan sepenuh hati membantu kaum Muhajirin yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Kaum Anshar dikenal karena kemurahan hati dan pengorbanannya dalam menyambut saudara seiman yang datang untuk menghindari penindasan kaum Quraisy di Makkah.
Istilah "Anshar" yang berarti "penolong" mencerminkan peran mereka yang sangat penting dalam sejarah Islam, terutama dalam memperkuat persaudaraan antara umat Muslim di Madinah. Kecintaan dan keikhlasan mereka telah diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai teladan yang patut ditiru oleh generasi Muslim selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa itu Kaum Anshar?
Kaum Anshar adalah istilah yang merujuk kepada kaum Muslimin Madinah yang memberikan bantuan, perlindungan, dan tempat tinggal bagi kaum Muslimin Makkah (Muhajirin) yang hijrah ke Madinah.
Menurut penjelasan M. Yusni Amru dan rekan-rekan dalam Ensiklopedia Al-Qur'an dan Hadis Per Tema: Bagian 1 Khalik dan Makhluk, kaum Anshar membantu kaum Muhajirin untuk menyelamatkan mereka dari kekejaman dan kejahatan yang dilakukan oleh kaum Quraisy di Makkah.
Kaum Anshar adalah penduduk asli Madinah yang telah memeluk Islam dan berkomitmen melalui dua kali baiat di Aqabah. Peran mereka sebagai penolong kaum Muhajirin juga ditegaskan dalam firman Allah SWT di dalam Al-Qur'an.
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ ٩
Artinya: "Orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota (Madinah) dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka. Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan (kepada Muhajirin). Mereka mengutamakan (Muhajirin) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung." (QS Al-Hasyr: 9)
Sifat Penolong Kaum Anshar
Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam Sirah Nabawiyah Jilid 1 mengisahkan tentang kaum Anshar yang memberikan bantuan luar biasa kepada kaum Muhajirin. Dengan hati yang ikhlas, kaum Anshar menyambut kedatangan Muhajirin, menyediakan tempat tinggal, dan memberikan pelayanan terbaik yang mereka mampu.
Kaum Anshar bahkan mendahulukan kebutuhan kaum Muhajirin di atas kepentingan mereka sendiri, termasuk dalam hal kebutuhan duniawi.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa kaum Anshar pernah menyampaikan sesuatu kepada Nabi Muhammad SAW, "Bagikanlah kebun kurma kami, untuk kami dan saudara kami, kaum Muhajirin."
Beliau bersabda, "Tidak." Maka mereka berkata, "Kami akan mencukupi pemeliharaannya, lalu kami akan bersama-sama dalam menikmati hasil panen." Mereka berkata, "Kami mendengar dan kami menaatinya."
Rasulullah SAW pun menolak tawaran kaum Muhajirin untuk tidak memberatkan kaum Anshar dan menjaga kesetaraan antara keduanya dalam berbagi hasil panen. Kaum Anshar dengan murah hati selalu membantu dan berbagi dengan kaum Muhajirin, yang pada akhirnya membuat mereka sangat berterima kasih atas kebaikan tersebut.
Persaudaraan Anshar dan Muhajirin
Dalam buku Di Bawah Panji Muhammad karya Supriyadi, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengambil langkah strategis saat tiba di Madinah. Langkah awal yang beliau lakukan adalah menjalin persaudaraan antara kaum Muhajirin, yaitu para Muslim dari Makkah yang berhijrah, dengan kaum Anshar, yakni penduduk Madinah yang memberikan bantuan kepada mereka.
Rasulullah SAW menyatukan kedua kelompok ini dan membimbing mereka dalam semangat keislaman yang harmonis dan penuh kasih.
Berikut adalah daftar sahabat Nabi Muhammad SAW yang dipersaudarakan dengan kaum Anshar:
- Hamzah bin Abdul Muthalib, yang dijuluki Singa Allah dan Rasul serta merupakan paman Nabi Muhammad SAW, dipersaudarakan dengan Zaid bin Haritsah, seorang mantan budak Rasulullah SAW.
- Ja'far bin Abi Thalib, yang diriwayatkan sebagai pemilik dua sayap yang terbang di surga, dipersaudarakan dengan Mu'adz bin Jabal, saudara dari Bani Salimah.
- Abu Bakar ash-Shiddiq bin Abi Quhafah dipersaudarakan dengan Kharijah bin Zuhair, yang berasal dari saudara Baharits bin Khazraj.
- Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itban bin Malik, saudara dari Bani Salim bin Auf bin Amru.
- Abu Ubaidah bin Abdillah bin Jarrah, yang bernama lengkap Amir bin Abdillah, dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Mu'adz bin Nu'man dari Bani Abdil Asyhal.
- Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi', saudara dari Balharits bin Khazraj.
- Zubair bin Awwam dipersaudarakan dengan Salamah bin Salamah bin Waqqasy dari Bani Abdil Asyhal. Ada pula pendapat yang mengatakan Zubair dipersaudarakan dengan Abdullah bin Mas'ud, sekutu Bani Zuhrah.
- Utsman bin Affan dipersaudarakan dengan Aus bin Tsabit bin al-Mundzir dari Bani Najjar.
- Thalhah bin Ubaidillah dipersaudarakan dengan Ka'ab bin Malik dari Bani Salimah.
- Sa'ad bin Zaid bin Amru dipersaudarakan dengan Ubay bin Ka'ab dari Bani Najjar.
- Mushab bin Umair bin Hasyim dipersaudarakan dengan Abu Ayyub Khalid bin Zaid dari Bani Najjar.
- Abu Hudzaifah bin Uthah bin Rabi'ah dipersaudarakan dengan Abbad Bisyr bin Waqqasy dari Bani Abdil Asyhal.
- Ammar bin Yasir, sekutu Bani Makhzum, dipersaudarakan dengan Hudzaifah bin Yaman dari Bani Abdi Abs, sekutu Bani Abdil Asyhal. Pendapat lain menyebutkan bahwa Tsabit bin Qais bin Syammas dari Bani Khazraj, penceramah Rasulullah SAW, dipersaudarakan dengan Ammar bin Yasir.
- Abu Dzar, yang dikenal juga sebagai Burair bin Junadah al-Ghifari, dipersaudarakan dengan Mundair bin Amru, seorang dari Bani Sa'idah bin Ka'ab bin Khazraj. Ibnu Hisyam menambahkan bahwa nama asli Abu Dzar adalah Jundab bin Junadah.
- Hathib bin Abi Balta'ah, sekutu Bani Asad bin Abdil Uzza, dipersaudarakan dengan Uwaim bin Sa'idah dari Bani Amru bin Auf.
- Salman al-Farisi dipersaudarakan dengan Abu Darda (Uwaimir bin Talabah) dari Balharits bin Khazraj.
- Pendapat lain menyebutkan bahwa Uwaimir bin Amir atau Uwaimir bin Zaid juga termasuk yang dipersaudarakan.
- Bilal, mantan budak Abu Bakar dan muadzin Rasulullah SAW, dipersaudarakan dengan Abu Ruwaihah alias Abdullah bin Abdirahman al-Khats'ami, seorang dari al-Faza.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan