Menuntut Ilmu Lebih Utama daripada Ibadah Sunnah, Ini Haditsnya

Menuntut Ilmu Lebih Utama daripada Ibadah Sunnah, Ini Haditsnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 11 Jan 2025 10:00 WIB
Hadis menuntut ilmu
Ilustrasi menuntut ilmu (Foto: Getty Images/iStockphoto/.shock)
Jakarta -

Menuntut ilmu merupakan salah satu amalan yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Bahkan, menuntut ilmu dianggap lebih utama dibandingkan dengan ibadah sunnah.

Keutamaan ini menunjukkan betapa pentingnya peran ilmu dalam mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki amal perbuatan. Sebab, dengan ilmu, seseorang dapat menjalankan ibadahnya dengan benar dan sesuai tuntunan syariat.

Kewajiban Menuntut Ilmu

Dalam buku 1100 Hadits Terpilih karya Muhammad Faiz Almath, disebutkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Artinya, kewajiban harus didahulukan daripada yang sunnah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

ADVERTISEMENT

Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim." (HR Muslim)

Dijelaskan dalam buku Kitab Ilmu oleh Muhammad Yajid Kalam, keutamaan menuntut ilmu lebih utama dibandingkan ibadah sunnah telah dijelaskan dalam berbagai ajaran Islam. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu memiliki peran penting dalam membimbing seseorang.

Imam Asy Syafi'i rahimahullah mengatakan,

طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ

Artinya: "Menuntut ilmu itu lebih utama dari salat sunnah."

Dalam perkataan lainnya, Imam Asy Syafi'i berkata,

لَيْسَ بَعْدَ الْفَرَائِضِ أَفْضَلُ مِنْ طَلَبِ الْعِلْمِ

Artinya: "Tidak ada setelah berbagai hal yang wajib yang lebih utama dari menuntut ilmu."

Hikmah Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu memberikan banyak hikmah bagi seorang muslim. Dirangkum dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Muhammad Khoirul Niam dan Machnunah Ani Zulfah, berikut ini adalah hikmah menuntut ilmu:

1. Menjadi Orang yang Takut Hanya kepada Allah

Dengan menuntut ilmu, seorang muslim akan lebih memahami kebesaran dan kekuasaan Allah, sehingga tumbuh rasa takut yang hanya ditujukan kepada-Nya. Ketakwaan ini menjadi pendorong untuk selalu taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Fathir ayat 28 yang berbunyi:

وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Artinya: "Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

2. Memudahkan Jalan Meraih Surga

Ilmu membantu seorang muslim memahami amal-amal yang diridhai Allah dan menjadikannya lebih mudah menjalankan ibadah sesuai tuntunan syariat. Jalan menuju surga menjadi terang bagi orang berilmu karena amalnya dilandasi dengan ilmu yang benar.

Dari Abu al Darda RA mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga, dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya kepada pencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang ia perbuat.

Sesungguhnya, penghuni langit dan bumi sampai ikan-ikan di laut pun memintakan ampun bagi orang yang berilmu. Keutamaan seorang berilmu dibandingkan ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama dibandingkan semua bintang-bintang. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah mendapatkan bagian yang banyak." (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

3. Pahala Ilmu yang Diajarkan Mengalir Selamanya

Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, meskipun seseorang telah meninggal dunia. Ilmu yang bermanfaat akan terus menjadi bekal kebaikan bagi generasi berikutnya dan memberikan nilai keberkahan.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya." (HR Muslim)

4. Derajatnya Diangkat oleh Allah

Allah menjanjikan bahwa derajat orang-orang yang berilmu akan diangkat lebih tinggi dibanding mereka yang tidak berilmu. Kehormatan ini tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga menjadi keutamaan besar di akhirat.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

5. Memiliki Kualitas yang Berbeda di Mata Allah

Orang yang berilmu memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah karena mereka memahami tujuan hidup dan menjalani syariat dengan penuh kesadaran. Dengan ilmu, seorang muslim dapat memanfaatkan hidupnya untuk kebaikan dan lebih dekat kepada Allah.

Allah SWT berfirman,

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya: ...Katakanlah: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS Az Zumar: 9)

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads