Hampir setiap masakan diolah dengan tambahan garam sebagai sumber rasa asin. Meski demikian, ada yang mencicip garam di luar masakan sebelum makan karena disebut merupakan anjuran Rasulullah SAW. Benarkah?
Garam menjadi salah satu bumbu masakan yang memiliki rasa asin. Biasanya orang menambahkan garam untuk membuat rasa masakan jadi lebih lezat.
Sebagian orang memilih untuk mencicipi sedikit garam sebelum menyantap makanan utama. Mereka berpendapat bahwa mencicip garam adalah salah satu adab makan Rasulullah SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip buku karya Imam al-Ghazali yang berjudul Makan Minum dan Memuliakan Tamu, dijelaskan adab makan minum ala Rasulullah SAW. Hendaknya makan dengan membaca bismillah pada awal makan dan membaca Alhamdulillah setelah selesai makan.
Imam Al-Ghazali juga menjelaskan, adab makan Rasulullah lainnya yakni makan dengan tangan kanan, mengawali dan mengakhiri makan dengan garam. Menyuap makanan dalam ukuran kecil dan dikunyah dengan baik.
Dari adab yang disebutkan Imam Al-Ghazali, salah satunya yakni makan garam.
Merujuk buku 40 Kisah Palsu Tetapi Masyhur karya Mustafar Mohd Suki menuliskan bahwa hadits mencicip garam sebelum makan adalah hadits bertaraf palsu atau lemah.
"Wahai Ali, hendaklah ke atas kamu (makan) garam, sesungguhnya ia adalah penawar dari 70 jenis penyakit. Penyakit yang paling ringan (yang akan diobati) adalah kusta, sopak dan gila."
Ini disebutkan oleh Imam Ibnu Al Jauzi dalam kitabnya Al-Maudhu'at, Imam Az Zahabi dalam kitabnya Talkhis Al Madhu'at, Imam As Syaukani dalam kitabnya Al Fawaid al-Majmu'ah. Hadits ini bertaraf palsu. Dilaporkan oleh Abdullah bin Ahmad bin Amir daripada ayahnya. Mereka berdua terkenal dalam melaporkan hadits batil daripada Ahlul Bait.
Wallahu a'lam.
Hadits tentang Garam
Merujuk buku Zadul Ma'ad: Panduan Lengkap Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat edisi Indonesia karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, disebutkan beberapa hadits yang menjelaskan tentang garam.
Ibnu Majah dalam Sunan-nya meriwayatkan hadits marfu' dari Anas RA bahwa Rasulullah bersabda, "Tuan lauk kalian adalah garam." (HR Ibnu Majah)
Tuan sesuatu artinya yang memperbaiki dan mengaturnya. Kebanyakan lauk menjadi baik dan enak dengan garam.
Dalam Musnad Al-Bazzar diriwayatkan hadits marfu' bahwa beliau bersabda, "Kalian di antara manusia nyaris seperti garam dalam makanan, makanan tidak baik kecuali dengan garam." (HR Al Haitsami)
Al-Baghawi dalam tafsirnya meriwayatkan hadits marfu' dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah menurunkan empat berkah dari langit ke bumi; besi, api, air, dan garam." Namun hadits ini lebih tepat dikategorikan sebagai hadits mauquf.
Manfaat Garam untuk Menetralkan Racun
Mengutip buku Halal-Haram Ruqyah: Tuntunan Syariah Mengatasi Sihir, Gangguan Jin dan Berbagai Penyakit Rohani dan Jasmani karya Musdar Bustamam, dijelaskan bahwa Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Ibnu Sina dan lainnya telah menyebutkan manfaat garam sebagai obat yang dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Garam juga disebut dapat menetralkan racun.
Dalam kitab Ath Thibb An-Nabawi, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan bahwa salah satu fungsi garam adalah untuk menetralkan racun. Ibnu Sina juga berpendapat bahwa garam berfungsi untuk menetralkan racun akibat sengatan kalajengking (dan binatang berbisa lainnya), karena garam mengandung zat yang bisa menyedot dan menetralkan racun.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW disebutkan pernah digigit kalajengking saat sedang salat. Seusai salat, beliau meminta air dan garam, lalu diusapkannya sembari membaca surah Al-Kafirun, surah Al-Falaq dan surah An-Nas. Hadits ini diriwayatkan Ath-Thabrani.
Racun akibat sengatan kalajengking mengandung unsur panas. Karena itulah Rasulullah SAW memadukan antara air yang dingin dan garam yang bisa menetralkan. Hal ini sekaligus menjadi pembelajaran bahwa pengobatan penyakit yang diakibatkan racun adalah dengan mendinginkan dan menetralkannya.
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina