Jangan Mencela, Ini yang Dilakukan Rasulullah Saat Tak Suka dengan Makanan

Jangan Mencela, Ini yang Dilakukan Rasulullah Saat Tak Suka dengan Makanan

Devi Setya - detikHikmah
Sabtu, 14 Des 2024 16:00 WIB
Young muslim woman eating date to break fast at home
Ilustrasi makan Foto: Getty Images/rachasuk
Jakarta -

Dalam Islam, makanan adalah bagian dari rezeki yang patut disyukuri. Mencela makanan termasuk salah satu perbuatan buruk yang harus dihindari muslim.

Mengonsumsi makanan yang baik adalah perintah dari Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 57. Allah SWT berfirman,

ΩˆΩŽΨΈΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩ„Ω’Ω†ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩΩ…Ω Ω±Ω„Ω’ΨΊΩŽΩ…ΩŽΨ§Ω…ΩŽ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ†Ψ²ΩŽΩ„Ω’Ω†ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩΩ…Ω Ω±Ω„Ω’Ω…ΩŽΩ†Ω‘ΩŽ ΩˆΩŽΩ±Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ„Ω’ΩˆΩŽΩ‰Ω° Ϋ– ΩƒΩΩ„ΩΩˆΨ§ΫŸ مِن Ψ·ΩŽΩŠΩ‘ΩΨ¨ΩŽΩ°Ψͺِ Ω…ΩŽΨ§ Ψ±ΩŽΨ²ΩŽΩ‚Ω’Ω†ΩŽΩ°ΩƒΩΩ…Ω’ Ϋ– ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ§ ΨΈΩŽΩ„ΩŽΩ…ΩΩˆΩ†ΩŽΨ§ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΩ°ΩƒΩΩ† ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩΩˆΩ“Ψ§ΫŸ Ψ£ΩŽΩ†ΩΩΨ³ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω’ ΩŠΩŽΨΈΩ’Ω„ΩΩ…ΩΩˆΩ†ΩŽ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Tak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seorang manusia selain perutnya. Dia sebenarnya hanya membutuhkan beberapa suap untuk menopang hidupnya. Karena itu, perut perlu dibagi menjadi tiga bagian; sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, sepertiga untuk udara." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim)

ADVERTISEMENT

Larangan Mencela Makanan

Mengutip buku Amalan Kecil Berpahala Besar: Meraih Keberkahan Hidup ala Rasulullah SAW karya Ustadz Arif Rahman, salah satu adab terhadap makanan adalah bersyukur dengan makanan tersebut. Islam melarang umatnya untuk mengeluh atau mencela makanan.

Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah mencela satu makanan pun seumur hidupnya, jika beliau menyukainya, beliau akan memakannya. Namun, jika beliau tidak menyukainya, beliau akan meninggalkannya. (Muttafaqun 'alaih)

Rasulullah tidak pernah menolak makanan yang disediakan dan tidak meminta makanan yang tidak disediakan.

Mengutip buku Etika Bermuamalah: Berdasarkan Alquran dan Sunnah karya Haryanto Al-Fandi, diceritakan dalam sebuah kisah dari Abdullah bin Abbas, ia menceritakan, "Khalid bin Walid bersama Rasulullah SAW masuk ke rumah Maimunah istri Rasulullah yang juga menjadi bibinya Khalid dan Ibnu Ibbas. Di rumah Maimunah terdapat daging dhabb (sejenis kadal gurun) yang dipanggang dan telah disediakan oleh saudaranya, bernama Hufaidah binti al Haris dari Najd. Daging itu kemudian dihulurkan kepada Rasulullah dan jarang sekali dihulurkan makanan kepada baginda tanpa memberitahu lebih dahulu tentangnya. Rasulullah lalu menghulurkan tangan pada dhabb tersebut. Seorang wanita yang juga bertamu di situ berkata, "Beritahu kepada Rasulullah apa yang kamu berikan kepada baginda itu." Mereka lalu mengatakan, "Itu adalah daging dhabb wahai Rasulullah." Rasulullah kemudian menarik kembali tangannya. Kemudian Khalid bin Walid bertanya, "Haramkah dhabb itu wahai Rasulullah?" Baginda menjawab, "Tidak. Tetapi ia tidak terdapat di bumi kaumku lalu aku merasa jijik." Khalid berkata, "Aku mengambil lalu memakannya, Rasulullah melihatnya tetapi tidak melarang kami." (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits ini Rasulullah SAW menegaskan bahwa ketika seorang muslim tidak menyukai makanan tertentu maka cukup untuk tidak memakannya. Jangan sekalipun mencela makanan karena bisa jadi sesuatu menurutmu buruk, ternyata disukai orang lain.

Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam bukunya yang berjudul Wasiat-Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Umatnya, menjelaskan bahwa menolak sesuatu yang baik-baik tanpa adanya sebab yang disyariatkan adalah perbuatan tercela.

Jika seseorang setelah Allah SWT menganugerahkan atas umat kekayaan dan berbagai tumbuh-tumbuhan dan buah buahan berkata, "Kami tidak akan makan ini semua karena enggan, bukan karena tidak ada keinginan," dia keliru dan perbuatannya bertentangan dengan perbuatan Salafus Shalihin.

Salafus Shalih ketika menaklukkan berbagai negeri, mereka menikmati makanan dan minuman yang tidak ada di zaman Nabi SAW. Barangsiapa yang menghindari sesuatu yang baik-baik tanpa adanya sebab yang disyariatkan, dia tercela karena menolak anugerah Allah SWT kepadanya. Diketahui secara akal bahwa menolak anugerah adalah adab yang buruk. Rasulullah SAW tidak pernah menolak hadiah meskipun sesuatu yang sedikit. Beliau menerima dan membalasnya.




(dvs/lus)

Hide Ads