14 Adab Makan dan Minum Sesuai Anjuran Rasulullah Lengkap dengan Penjelasannya

14 Adab Makan dan Minum Sesuai Anjuran Rasulullah Lengkap dengan Penjelasannya

Indah Fitrah - detikHikmah
Jumat, 10 Jan 2025 17:45 WIB
Islamic women friends dining together with happiness
Adab makan dan minum. Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel
Jakarta -

Makan bukan sekadar memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga bisa menjadi bentuk ibadah jika disertai dengan niat yang benar. Ketika kita menyantap makanan dengan tujuan untuk memperkuat diri dalam beribadah kepada Allah SWT dan menjalankan ketaatan kepada-Nya, setiap suapan yang masuk menjadi bernilai pahala.

Sebagaimana dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mu'minun ayat 51,

يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ۗ
Arab latin: Yā ayyuhar-rusulu kulū minaṭ-ṭayyibāti wa'malū ṣāliḥā(n), innī bimā ta'malūna 'alīm(un).
Artinya: Allah berfirman, "Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan beramal shalehlah. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adab Makan dan Minum Sesuai Anjuran Rasulullah

Adab makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW mengandung nilai-nilai keutamaan, baik dari sisi kesehatan, kebersihan, maupun etika. Dilansir dari laman Kemenag, berikut beberapa adab makan dan minum sesuai sunnah Rasulullah SAW yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Berwudhu (Mencuci Tangan) ketika Hendak Makan

Jika kita makan semata-mata karena Allah, hendaknya diawali dengan mencuci tangan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa kebiasaan ini agar kita selalu menjaga kebersihan fisik. Beliau bersabda,

ADVERTISEMENT

"Wudhu (mencuci tangan) sebelum makan dapat menghilangkan kefakiran, dan wudhu setelah makan dapat menghapus dosa-dosa kecil." (HR. Abu Daud, As-Sunan: 3761; At-Tirmidzi, As-Sunan: 1846)

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kebersihan, baik lahir maupun batin. Mencuci tangan sebelum makan dapat menjaga kita dari penyakit akibat kotoran, sementara mencuci tangan setelah makan adalah bentuk penghormatan terhadap nikmat rezeki yang telah Allah berikan.

Selain itu, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan juga memiliki nilai ibadah. Dengan melakukannya, kita tidak hanya mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan keberkahan dalam rezeki serta ampunan dari dosa-dosa kecil.

2. Membaca Basmalah

Sebelum makan atau minum, dianjurkan untuk mengucapkan bismillah. Rasulullah SAW bersabda,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ » . فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ

"Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah "Bismillah"), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu." Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

3. Membaca Hamdalah setelah Makan

Setelah makan, dianjurkan untuk mengucapkan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan.

4. Berkumur setelah Makan

Berkumur setelah makan menjaga kebersihan mulut dan mencegah sisa makanan yang tertinggal, yang bisa menyebabkan bau mulut.

5. Makan dengan Tangan Kanan

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan adab makan dan minum menggunakan tangan kanan, yang memang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Beliau sangat menghargai penggunaan tangan kanan dalam segala aktivitas, termasuk makan dan minum.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya, setan makan dan minum dengan tangan kirinya." (HR Muslim)

6. Makan Menggunakan Tiga Jari

Dikutip dari buku Mukjizat Makanan dan Minuman Kesukaan Rasulullah SAW karya Moch. Syahrowi Yazid, bahwa dalam Shahih-nya, Imam Muslim berkata, "Menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, mengabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah dari His-yam bin Urwah dari Abdurrahman bin Sa'ad dari Ka'ab bin Malik dari bapaknya yang berkata, 'Rasulullah SAW itu makan menggunakan tiga jari (ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah), dan menjilati jari-jari tersebut sebelum membasuhnya."

Lalu, apa alasan Rasulullah SAW. makan menggunakan tiga jari, bukan empat atau lima jari?

Sebenarnya, makan dengan lebih dari tiga jari diperbolehkan, terutama jika makanan tersebut mengandung kuah atau hal lain yang sulit dimakan dengan tiga jari. Namun, para ahli hikmah menjelaskan bahwa makan dengan tiga jari ini bukan hanya sebuah kebiasaan, tetapi mengandung makna mendalam. Penggunaan tiga jari ini mencerminkan ketawadhuan dan menghindarkan sifat rakus.

Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumiddin menjelaskan bahwa makan dengan satu jari bisa mencegah sifat marah, dua jari menghindarkan kesombongan, tiga jari mencegah sifat lupa, dan makan dengan empat atau lima jari dapat menghindarkan sifat rakus.

Selain itu, makan dengan tiga jari juga membantu kita mengatur porsi makanan dengan lebih bijak, sehingga setiap suapan lebih tercampur baik dengan air liur dan mendukung pencernaan yang sehat.

7. Mengambil Makanan yang Terdekat

Mengutip buku 165 Kebiasaan Nabi Saw karya Abduh Zulfidar Akaha dijelaskan bahwa salah satu etika makan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah memulai makan dari pinggir tempat makan atau dari makanan yang terdekat, bukan dari tengah.

As-Samarqandi menyatakan, "termasuk dalam sunnah adalah, hendaknya janganlah seseorang mulai makan dari tengah-tengah makanan. Karena Rasulullah melarang hal ini dan menyuruh umatnya agar mulai makan dengan mengambil yang terdekat atau yang berada di pinggir tempat makan." (Bustan Al-'Arifin/As-Samarqandi/Dar Ihya' Al-Kutub Al-Arabiyah/hal 344)

Dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Abdullah bin Busr Radhiyallahu Anhu, Nabi memiliki tempat makan besar yang disebut al-gharra'. Suatu hari, beliau mengundang sahabat makan bersama. Ketika mereka mengelilingi tempat makan, beliau bersabda:

"Makanlah kalian dari sekelilingnya dan biarkanlah atasnya, maka makanan ini akan diberkahi." (Al-Hadits)

"Dari sekelilingnya" maksudnya adalah pinggirnya, dan "biarkanlah atasnya" berarti bagian tengahnya, karena berkah Allah turun di sana.

8. Tidak Makan Sambil Berbaring

Makan sambil berbaring dapat berdampak buruk bagi pencernaan dan meniru kebiasaan yang tidak sesuai dengan sunnah. Dikutip dari buku Adab Makan Minum, Adab Mencari Nafkah dan Adab Bergaul: Seri Ringkasan Ihya' Ulumuddin, yang diterbitkan oleh Hikam Pustaka, dijelaskan bahwa ketika makan, sebaiknya meletakkan hidangan di atas soprah, karena itu lebih sesuai dengan sunnah.

Sebagaimana yang dicontohkan dalam sebuah riwayat, jika Rasulullah SAW membawa makanan, beliau meletakkannya di atas tanah. Hal ini menunjukkan kerendahan hati. Beliau bersabda,

"Aku tidak makan dengan bersandar, dan sesungguhnya aku adalah seorang hamba yang makan dan minum seperti layaknya seorang hamba." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam bab makanan: 5398, Abu Dawud dalam bab makanan: 3277, Ibnu Majah dalam bab makanan: 3253, Ad-Darimi dalam bab makanan: 1982).

9. Tidak Mencaci Makanan

Ketika makanan yang disajikan tidak sesuai dengan selera atau harapan kita, kita dianjurkan untuk tidak mencaci atau mengeluh tentangnya. Sebaliknya, kita diajarkan untuk bersyukur atas apa yang ada di depan kita. Sebab setiap makanan, terlepas dari bentuk atau rasanya, merupakan rezeki yang diberikan Allah SWT.

10. Tidak Membiarkan Makanan yang Jatuh

Rasulullah tidak pernah membiarkan makanan yang jatuh. Dari Anas ra., Rasulullah SAW bersabda,

"Jika suapan salah seseorang di antara kalian jatuh, maka ambillah (jangan dibiarkan) dan buanglah yang kotor, setelah itu makanlah kembali. Jangan biarkan makanan untuk setan. Jangan membersihkan tangan dengan alat pembersih sebelum menjilat jari-jari tangan, karena tiada yang mengetahui makanan mana yang terdapat keberkahannya." (H.R. Muslim).

11. Tidak Berlebih-lebihan dalam Makan

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk makan secukupnya dan menghindari kekenyangan yang berlebihan. Makan secukupnya membantu tubuh tetap sehat dan bugar, serta menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak terkendali.

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an, Surat Al-A'raf ayat 31,

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ

Arab latin: Yā banī ādama khużū zīnatakum 'inda kulli masjidiw wa kulū wasyrabū wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīn(a).

Artinya: Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.

12. Minum dengan Tiga Tegukan dan Membaca Basmalah

Minum dengan tiga tegukan adalah cara yang dianjurkan dalam Islam untuk menjaga adab dan kesehatan saat minum. Rasulullah SAW bersabda,

"Janganlah kalian minum seperti minumnya hewan. Tetapi minumlah kalian dengan dua atau tiga kali tegukan, dan jika kalian minum, sebutlah nama Allah (membaca basmalah), kemudian pujilah Dia (membaca hamdalah) ketika kalian mengangkatnya (setelah selesai minum)." (HR. At-Tirmidzi)

13. Tidak Bernafas dalam Bejana (Tempat Minum)

Islam mengajarkan adab yang baik dalam segala aspek kehidupan, termasuk ketika makan dan minum. Salah satu adab yang diajarkan adalah tidak bernafas di dalam bejana saat minum.

Melarang bernafas di dalam bejana bertujuan untuk menjaga kesucian minuman dan menghindari pencemaran. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

"Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya, bahwasanya Nabi saw. melarang (kita) bernapas di dalam bejana atau meniup di dalamnya." (H.R. Muslim)

14. Tidak Makan dan Minum dengan Berdiri

Mengutip buku Membangun Akhlak dengan Mengamalkan Hadits, Adab & Doa oleh Bagas Wahyudi, dijelaskan bahwa makan dan minum sambil berdiri tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits, Anas bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah SAW menyebut perbuatan makan sambil berdiri sebagai perbuatan yang buruk. Rasulullah SAW bersabda,

"Kalau makan (sambil berdiri) maka itu lebih buruk dan keji." (HR. Muslim)




(inf/lus)

Hide Ads