5 Adab ketika Emosi dalam Islam, Muslim Catat Ya!

5 Adab ketika Emosi dalam Islam, Muslim Catat Ya!

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Jumat, 27 Des 2024 18:30 WIB
Ilustrasi sifat pemarah atau ghadab yang harus dihindari.
Ilustrasi marah (Foto: Getty Images/iStockphoto/Andranik Hakobyan)
Jakarta -

Emosi atau amarah yang tak terbendung bisa merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW mengingatkan muslim untuk menahan amarah.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "Jangan kamu marah, maka bagimu surga (akan masuk surga)." (HR Ath Thabrani)

Emosi merupakan sifat manusiawi. Namun, hanya orang-orang beriman yang tidak meluapkannya tanpa berpikir panjang dan membiarkan dirinya dikuasai amarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menukil dari buku Kuliah Adab oleh Aabidah Ummu Aziizah, Imam Al-Ghazali melalui Ihya Ulumuddin-nya mengatakan bahwa kondisi ketika seseorang emosi menjadi pintu bagi setan untuk memasuki hati seseorang dan menguasainya.

Jika sudah begitu, semuanya menjadi kacau. Manusia kehilangan fungsi pengendalian diri dan dikuasai oleh setan sepenuhnya.

ADVERTISEMENT

Berkaitan dengan itu, ada sejumlah adab ketika emosi yang dapat dipahami muslim. Adab ini bahkan dicontohkan Rasulullah SAW semasa hidupnya.

Adab saat Emosi yang Perlu Diperhatikan Muslim

Berikut beberapa adab saat emosi yang perlu diperhatikan oleh muslim.

1. Jangan Marah Kecuali karena Allah

Mengutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam oleh Arfiani, ketika melihat hukum Allah SWT dilanggar, agama dihina dan kemungkaran terjadi secara disengaja sudah sepantasnya seorang muslim marah. Sifat ini sesuai dengan apa yang melekat pada Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya. Dari Aisyah RA berkata,

"Bahwasanya Rasulullah SAW tidaklah beliau memilih dua perkara, melainkan beliau akan memilih yang paling ringan di antara kedua pilihan tersebut, selama tidak mengandung dosa. Namun jika mengandung dosa, maka beliau adalah manusia yang paling jauh darinya. Demi Allah, beliau tidak pernah marah karena kepentingan pribadi, dan jika kehormatan Allah dilanggar maka beliau marah karena-Nya." (HR Bukhari)

2. Tidak Berlebihan dan Bertujuan Jelas

Diterangkan dalam buku Edisi Indonesia: Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 oleh Ali Muhammad Ash-Shallabi yang diterjemahkan Faesal Saleh dkk, emosi yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah yang tidak berlebihan dan memiliki tujuan jelas.

Rasulullah SAW pernah marah sewaktu melihat Umar bin Khattab RA membawa lembaran dari Kitab Taurat. Dari Jabir bin Abdillah berkata,

"Umar RA datang kepada Rasulullah SAW dengan membawa lembaran dari Kitab Taurat sembari berkata, "Wahai Rasulullah ini adalah lembaran dari Kitab Taurat,"

Rasulullah SAW kemudian terdiam, lalu membacanya, hingga raut wajahnya pun berubah. Lalu, Abu Bakar Ash Shiddiq RA bertanya, "Apakah engkau tidak melihat raut muka Rasulullah?"

Umar RA pun melihat ke arah Rasulullah SAW, seraya berkata,"Aku berlindung kepada Allah dari kemarahan Allah dan rasul-Nya. Kami ridha Allah sebagai tuhan kami, Islam sebagai agama kami, Muhammad SAW sebagai nabi kami."

Lalu Rasulullah SAW pun bersabda, "Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, jika Musa hadir di hadapan kalian, kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkanku maka kalian akan tersesat dari jalan lurus. Bahkan seandainya Musa masih hidup dan menyaksikan kenabianku, niscaya dia akan mengikutiku."

3. Menahan Amarah Jika Muncul

Dijelaskan dalam buku La Takhsya oleh Badrul Munir Buchori, adab lainnya ketika emosi adalah menahan amarah ketika muncul. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 134,

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

4. Diam

Diam termasuk ke dalam adab saat emosi. Ketika marah, biasanya orang akan mencaci dan memaki hingga mengeluarkan perkataan yang seharusnya tidak diucapkan.

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

"Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad)

5. Mengubah Posisi Tubuh

Mengubah posisi tubuh ketika emosi juga menjadi adab yang perlu dipahami. Ini dijelaskan dalam hadits Nabi SAW,

"Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad)




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads