Sejarah Masjid Menara Kudus, Bentuk Akulturasi 3 Budaya yang Unik

Sejarah Masjid Menara Kudus, Bentuk Akulturasi 3 Budaya yang Unik

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Sabtu, 21 Des 2024 08:00 WIB
Kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Selasa (27/6/2023).
Kompleks Makam dan Masjid Menara Kudus. Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Jakarta -

Masjid Menara Kudus merupakan salah satu masjid bersejarah yang terletak di Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini dibangun oleh Sunan Kudus, tokoh wali songo yang menyebarkan Islam di Jawa.

Masjid Menara Kudus ini bukan hanya memiliki banyak nilai sejarah, tapi juga terkenal dengan arsitekturnya yang unik. Berikut sejarah Masjid Menara Kudus dan keunikannya.

Sejarah Masjid Menara Kudus

Dikutip dari buku Masjid yang ditulis oleh Teguh Purwantari, Masjid Menara Kudus, yang memiliki nama resmi Masjid Al-Aqsa Menara Kudus, terletak di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Masjid ini didirikan pada tahun 1549 M atau 956 H oleh salah satu anggota wali songo, yaitu Sunan Kudus (Raden Ja'far Shadiq).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan masjid ini merupakan bagian dari upaya dakwah Islam oleh Sunan Kudus, yang menggunakan pendekatan kebudayaan lokal untuk menyebarkan ajaran Islam. Bangunan masjid ini berdiri di atas tanah seluas 7.505 m².

Salah satu ciri khasnya adalah peletakan batu pertama yang menggunakan batu yang berasal dari Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina, yang menjadi alasan masjid ini disebut dengan nama "Al-Aqsa Menara Kudus." Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.

ADVERTISEMENT

Bukti dari pendekatan kebudayaan lokal oleh Sunan Kudus dalam menyebarkan agama Islam terlihat pada arsitektur Masjid Menara Kudus yang menyerupai bentuk candi. Pada masa itu, mayoritas penduduk Indonesia banyak dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu-Buddha dan animisme-dinamisme, sehingga candi menjadi bangunan yang akrab dengan kehidupan masyarakat.

Dengan mengadaptasi bentuk candi, Sunan Kudus memanfaatkan kebudayaan lokal sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengenalkan dan menyebarkan ajaran Islam. Pendekatan ini berhasil memudahkan masyarakat dalam menerima agama baru, karena menggunakan elemen-elemen yang sudah dikenal oleh mereka.

Keunikan Masjid Menara Kudus

Menurut sumber sebelumnya, Masjid Menara Kudus memiliki bangunan yang cukup tinggi, sekitar 17 meter, dan dikelilingi oleh 32 piringan bergambar sebagai ornamen. Pada bagian badan dan kaki masjid, terdapat ukiran dan pahatan dengan motif Hindu-Jawa, yang mencerminkan pengaruh kebudayaan lokal.

Bangunan masjid ini tersusun atas tiga bagian utama, yakni kaki masjid, badan masjid, dan puncak masjid, dengan susunan yang mirip dengan struktur bangunan candi.

Masjid ini memiliki 10 pintu masuk dengan lima pintu masuk di sebelah kiri dan lima pintu masuk di sebelah kanan.

Kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Kamis (7/7/2022).Kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Kamis (7/7/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Pada ruang utama Masjid Menara Kudus terdapat tangga naik yang terbuat dari kayu jati menuju puncak bangunan. Puncak bangunan masjid adalah berupa ruangan yang mirip dengan pendopo.

Di dalam kompleks masjid juga terdapat gapura kuno yang disebut Lawang Kembar. Selain itu, masjid ini juga memiliki kolam pancoran berjumlah delapan yang dahulunya digunakan sebagai tempat wudu terbuat dari padasan.

Angka delapan pada jumlah pancoran ini diperkirakan berasal dari adaptasi ajaran Buddha, yaitu Asta Sanghika Marga atau "delapan jalan kebenaran".

Sementara itu, mengutip buku Wali Sanga yang disusun oleh Masykur Arif, di tiang atap Masjid Menara Kudus terdapat candrasengkala yang berbunyi, "Gapura rusak ewahing jagad." Sengkala ini memiliki arti tahun 1605 Jawa, yang setara dengan tahun 1685 M. Makna tersirat dari sengkala tersebut adalah yakni, gapura = 6, rusak = 0, ewah = 6, jagad = 1. Jika dibaca dari belakang, angka tersebut menjadi 1606.

Kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Kamis (7/7/2022).Kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Kamis (7/7/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Di sekitar Masjid Menara Kudus, terdapat makam Sunan Kudus yang terletak di belakang masjid. Di pintu masuk makam, terukir kalimat Asmaul Husna dengan angka tahun 1296 H atau 1878 M. Jirat dan nisan yang terbuat dari batu andesit ini tampak masih asli hingga saat ini.

Makam Sunan Kudus dilindungi oleh cungkup tunggal dengan bentuk limasan. Di dalam cungkup, terdapat bilik khusus yang terbuat dari batu kapur, dengan ukiran motif sulur-suluran dan palang. Pada bagian tengah palang tersebut, terdapat ukiran bunga yang sedang mekar. Di dalam bilik itulah, terdapat makam Sunan Kudus.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads