Pahala bagi Orang yang Memberi Utang, Dilindungi saat Kiamat dan Lancar Rezeki

Pahala bagi Orang yang Memberi Utang, Dilindungi saat Kiamat dan Lancar Rezeki

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 18 Des 2024 05:45 WIB
Ilustrasi likuiditas perusahaan.
Ilustrasi utang Foto: Josh Appel/Unsplash
Jakarta -

Allah SWT memberikan pahala dan kebaikan bagi orang-orang yang menolong sesamanya. Pahala juga diberikan bagi orang yang meminjamkan utang kepada saudara maupun kerabatnya.

Mengutip buku Amalan Ringan Berpahala Istimewa karya Abdillah F. Hasan, pinjam meminjam dikenal dengan istilah Al-Qardh. Secara istilah, makna Al-Qardh adalah menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk kasih sayang kepada siapa saja yang akan memanfaatkannya dan dia akan mengembalikannya sesuai dengan besarannya.

Dalam Islam, memberi pinjaman utang adalah bentuk dari sikap tolong menolong. Orang-orang yang memberikan utang kepada sesamanya akan mendapat pahala kebaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda, "Saya melihat pada waktu Isra, pada pintu surga tertulis pahala sedekah sepuluh kali lipat da pahala pemberian utang delapan belas kali lipat." Lalu saya bertanya pada Jibril, "Wahai Jibril, mengapa pahala pemberian utang lebih besar?" Ia menjawab, "Karena peminta-minta sesuatu meminta dari orang yang punya, sedangkan seseorang yang meminjam tidak akan meminjam kecuali ia dalam keadaan sangat membutuhkan." (HR Ibnu Majah)

Kautamaan Orang yang Memberi Utang

1. Pahala Kebaikan

Orang yang memberikan kemudahan dan meringankan kesulitan orang yang berutang akan mendapat pahala kebaikan. Sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 280,

ADVERTISEMENT

وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat ini, "Allah SWT memerintahkan untuk bersikap sabar terhadap orang yang berada dalam kesulitan dan tidak dapat melunasi hutangnya. Allah SWT berfirman, "Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan."

Pada zaman Jahiliyah, seseorang akan berkaya kepada orang yang berhutang ketika datang masa pelunasan hutang, "Engkau dapat melunasinya, atau utang itu akan berkembang (riba) jika engkau menangguhkan pelunasannya." Kemudian, Allah menganjurkan untuk membebaskan utang dan menganggap hal itu sebagai kebaikan dengan memperoleh pahala yang besar.

2. Mendapat Naungan di Hari Kiamat

Rasulullah SAW menganjurkan untuk memberikan kemudahan bagi orang yang berhutang. Dalam hadits dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang memberikan tangguh kepada orang yang sedang berada dalam kesulitan, atau membebaskan utangnya, Allah akan menaunginya pada Hari Kiamat di bawah naungan singgasana-Nya, di hari yang tiada ditemukan naungan kecuali naungan-Nya." (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan, "Barangsiapa yang memberi tangguh kepada orang yang berhutang atau membebaskan hutangnya, maka ia akan berada di naungan 'arsy pada Hari Kiamat." (HR Ahmad)

3. Dimudahkan di Dunia dan di Akhirat

Orang-orang yang memberikan kemudahan bagi saudaranya yang berhutang maka akan mendapat kemudahan dari Allah SWT baik semasa hidup di dunia maupu ketika kelak di akhirat. Hal ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang meringankan beban duniawi dari seorang Mukmin, maka Allah akan meringankan bebanmu pada hari Kiamat. Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang ditimpa kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya." (HR Ahmad)

4. Dilancarkan Rezekinya

Mengutip buku Tafsir Ayat-Ayat Ya Ayyuhal-Ladzina Amanu karya Syaikh Muhammad Abdul Athi Buhairi, Al Munawi dalam Faidh Al Qadir berkata, "Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang ditimpa kesulitan, baik kepada seorang muslim atau selainnya, dengan cara membebaskan tanggungan hutang, menghibahkan, menyedekahkan, memberi tangguh sampai berkelapangan dan memberikan pertolongan atau memberikan kelonggaran kepada orang yang ditimpa kesempitan, maka Allah akan memberikan kemudahan kepadanya dalam perkara dan urusan di dunia, dengan diberikan kelapangan rezeki, dijaga dari kesusahan dan ditolong untuk mengerjakan perbuatan baik dan diberi kemudahan di akhirat dengan dipermudah hisabnya, diampuni dari hukuman dan sebagainya. Ketika kesulitan itu lebih besar daripada beban dunia, maka balasannya tidak terbatas di akhirat saja, akan tetapi balasannya diberikan di dunia dan di akhirat sekaligus."




(dvs/lus)
Amalan Pembuka Pintu Rezeki

Amalan Pembuka Pintu Rezeki

41 konten
Kumpulan artikel detikHikmah tentang doa, dzikir dan amalan-amalan pembuka pintu rezeki.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads