Surat Maryam adalah surat ke-19 dalam Al-Qur'an. Surat ini dinamakan Maryam karena memuat kisah Siti Maryam, ibunda Nabi Isa AS, dengan salah satu kisah yang sangat ajaibnya ialah kelahiran Nabi Isa AS.
Dalam buku Rahasia Kemukjizatan Surat-surat Paling Populer dalam Al-Qur'an yang ditulis Mas'ud Ruhul Amin dijelaskan bahwa Maryam melahirkan Isa tanpa hubungan suami istri sebagaimana terjadi pada umumnya. Hal tersebut menunjukkan kekuasan Allah SWT, tidak bergantung pada hukum sebab akibat.
Surat Maryam tidak hanya bercerita soal kisah Maryam, melainkan juga memuat kisah-kisah lain seperti Nabi Zakaria hingga Nabi Ibrahim. Jika Allah SWT berkehendak maka tidak akan ada yang mustahil bagi-Nya.
Begitu pula dengan kelahiran Nabi Isa AS yang dilahirkan tanpa berhubungan suami istri. Mengutip dalam buku Mukjizat Surat Yusuf dan Maryam karya Rizem Aizid, Siti Maryam menjadi sosok wanita shalihah yang selalu menjaga kesuciannya dan selalu taat perinta Allah SWT. Berkat kesalihannya, Allah kemudian menganugerahinya seorang anak laki-laki yang tidak memiliki ayah yaitu Isa bin Maryam. Karena anugerah inilah, Maryam dicemooh dan dihina serta dituduh berzina oleh kaumnya.
Kandungan Surat Maryam Ayat 30-35
Kisah Maryam diceritakan dalam Al-Qur'an, surat Maryam ayat 30-35:
قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ ٣٠
Artinya: Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi.
وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ ٣١
Artinya: Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan memerintahkan kepadaku (untuk melaksanakan) salat serta (menunaikan) zakat sepanjang hayatku,
وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا ٣٢
Artinya: dan berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong lagi celaka.
وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا ٣٣
Artinya: Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali)."
ذٰلِكَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚقَوْلَ الْحَقِّ الَّذِيْ فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ ٣٤
Artinya: Itulah (hakikat) Isa putra Maryam, perkataan benar yang mereka ragukan.
مَا كَانَ لِلّٰهِ اَنْ يَّتَّخِذَ مِنْ وَّلَدٍ سُبْحٰنَهٗ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ۗ ٣٥
Artinya: Tidak patut bagi Allah mempunyai anak. Mahasuci Dia. Apabila hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka, jadilah sesuatu itu.
Tafsir Surah Maryam Ayat 30-35
Mengutip Tafsir Qur'an Kemenag dijelaskan bahwa Nabi Isa AS yang berada dalam gendongan ibunya mendengar pembicaraan kaumnya. Dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah hamba Allah Yang Mahakasih. Dia akan memberiku sebuah Kitab Injil sesuai ketetapan-Nya, dan Dia juga akan menjadikan aku seorang nabi untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada Bani Israil.
Dan ketahuilah bahwa Dia juga menjadikan aku seorang yang diberkahi dengan berbagai rahmat di mana dan kapan saja aku berada, dan Dia juga memerintahkan kepadaku untuk menunaikan salat dan membayar zakat dari rezeki yang kudapatkan, selama aku hidup.
Allah SWT juga memerintahkan aku untuk santun, taat, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia juga tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka, karena hal itu merupakan sifat dan sikap yang tercela."
Nabi Isa AS mengakhiri perkataanya dengan doa, "Keselamatan dan kesejahteraan semoga selalu dilimpahkan kepadaku. Semoga aku terhindar pula dari aib dan kekurangan, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali di Padang Mahsyar."
Demikianlah proses kelahiran Nabi Isa AS dan tanggapannya atas keraguan Bani Israil. Pada ayat ini, Allah lalu menerangkan kedudukannya sebagai hamba Allah. Itulah sifat dan ucapan Nabi Isa putra Maryam yang mengungkap semuanya dengan perkataan yang benar. Namun demikian, kaum Yahudi itu tetap tidak memercayainya karena menganggapnya sebagai hal yang tidak wajar dan merupakan bukti yang mereka ragukan kebenarannya, kendati semuanya merupakan fakta yang sangat nyata.
Sungguh mustahil dan tidak patut bagi Allah mempunyai anak. Mahasuci Dia dari kemungkinan mempunyai anak, dari segala kekurangan, dan dari butuh pada sesuatu. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Karenanya, Dia tidak memerlukan apapun, termasuk kebutuhan terhadap anak.
Simak Video "Video KuTips: Mengejar Target Khatam Al-Qur'an di Ramadan dengan ODOJ"
(lus/lus)