2 Anggota Tubuh yang Menyebabkan Manusia Masuk Neraka, Ini Cara Menghindarinya

2 Anggota Tubuh yang Menyebabkan Manusia Masuk Neraka, Ini Cara Menghindarinya

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 01 Des 2024 10:00 WIB
Arab woman with veil against orange yellow sky
Ilustrasi wanita muslim (Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets)
Jakarta -

Ada dua anggota tubuh yang menyebabkan seorang manusia masuk neraka. Bagian tubuh itu adalah mulut dan kemaluan. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Dalil tentang Anggota Tubuh yang Dapat Menjerumuskan Manusia ke Neraka

Menjaga anggota tubuh dari perbuatan dosa adalah bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa di antara penyebab-penyebab banyak orang masuk neraka karena kesalahan dari dua anggota tubuhnya.

Hal ini ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ، فَقَالَ: تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الخُلُقِ، وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، فَقَالَ: الْفَمُ وَالْفَرْجُ

Artinya: "Rasulullah SAW ditanya tentang amal yang paling banyak membawa orang masuk surga. Dia berkata, 'Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.' Beliau ditanya tentang amal yang paling banyak membawa orang masuk neraka. Beliau menjawab, 'Mulut dan kemaluan'." (HR Bukhari)

ADVERTISEMENT

Berdasarkan hadits di atas, Sofyan Hadi dalam bukunya Surga dan Neraka: Syarahan terhadap Kitab Washf al-Jannah wa al-Nar min Shahih al-Sunnah wa al-Akhbar karya Syaikh Wahid ibn Abd al-Salam Bali, menjelaskan bahwa dua anggota tubuh yang paling banyak membawa seseorang ke neraka adalah mulut dan kemaluan.

Mulut yang tidak dijaga cenderung mudah terjerumus dalam menggunjing, memfitnah, memprovokasi, menyebarkan ujaran kebencian, dan perbuatan negatif lainnya. Sedangkan kemaluan yang tidak dijaga dengan baik akan menjadi sumber perbuatan maksiat yang menyebabkan dosa besar dan malapetaka.

Mulut

Mulut atau lisan adalah karunia dari Allah SWT. Akan tetapi, sebagaimana nikmat-nikmat Allah yang lainnya, lisan pun bisa mendatangkan petaka jika tidak dijaga, tidak dikendalikan, atau terbiasa mengatakan keburukan.

Allah SWT bahkan mengingatkan dalam surah Al-Mu'minun ayat 3,

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ ٣

Artinya: "orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,"

Dalam buku yang ditulis Prof. Dr. H. Zubaedi, M.Ag., M.Pd. dengan judul Pendidikan Karakter dengan Prinsip-Prinsip Hidup Tasawuf, mengutip perkataan Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya beliau menasihatkan enam adab menjaga lisan. Berikut ini penjelasannya:

1. Tidak Melibatkan Diri dalam Hal-Hal yang Tidak Berguna

Bergaul adalah hal yang baik dan dianjurkan. Tetapi dalam pergaulan harus dihindari hal-hal yang tidak ada gunanya apalagi yang mendatangkan mudarat, seperti ghibah, atau menggunjing.

Mencampuri urusan orang lain yang jelas-jelas bukan kewenangan kita termasuk hal-hal yang semestinya dihindari. Sebab tidak jarang menimbulkan ketidaksenangan dari pihak yang dicampuri urusannya.

2. Jangan Bersumpah Demi Nama Allah

Sering menyebut nama Allah tentu merupakan hal yang baik karena termasuk dzikir. Namun, jika penyebutan tersebut digunakan sebagai sumpah yang dilakukan secara main-main, maka hal itu jelas tidak baik. Sumpah dengan berucap "Demi Allah" dapat dibenarkan jika bersungguh-sungguh.

3. Hindarilah Segala Macam Kebohongan

Secara umum berbohong adalah perbuatan dosa, kecuali keadaan memaksa demi kemaslahatan bersama yang lebih luas. Artinya, sebagian besar kebohongan adalah haram sehingga dianjurkan untuk dihindari. Kekacauan dapat timbul akibat kebohongan berupa fitnah yang tersebar dan dipercayai masyarakat.

4. Jauhkan Diri dari Pergunjingan dan Fitnah

Menggunjing, memfitnah, dan bercanda kelewat batas adalah perbuatan yang tidak baik. Sebagai seorang muslim hendaknya selalu berusaha menghindari ketiga hal ini karena berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan permusuhan.

Dalam Islam, menggunjing diibaratkan memakan bangkai saudara sendiri yang telah mati. Sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Hujurat ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.

5. Hindari Setiap Ucapan Keji

Berbicara kepada orang lain adalah salah satu cara berkomunikasi dalam kerangka silaturahmi. Hal ini tentu saja baik, tetapi jika dalam pembicaraan justru mengandung ucapan-ucapannya keji sudah pasti tidak baik. Karena Islam menganjurkan kita untuk berbicara yang baik.

6. Jagalah Lisan dari Ucapan Kurang Baik dan Tercela

Ucapan yang kurang baik dan apalagi tercela harus dihindari sebisa mungkin. Untuk menghindari hal seperti ini, sebaiknya kita membiasakan diri untuk bertawadhu atau rendah hati kapan pun dan di mana pun kita berada.

Kemaluan

Kemaluan dalam KBBI mengandung dua makna, jika dalam kata kerja kemaluan dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman atau pengertian dinamis lainnya. Jika makna kata benda, kemaluan dapat menyatakan sebuah benda atau sesuatu yang dibendakan, contohnya kelamin laki-laki dan perempuan.

Kemaluan dalam pembahasan ini adalah alat kelamin laki-laki atau perempuan. Kemaluan adalah salah anggota tubuh yang harus dijaga selain mulut. Dalam surah Al-Mu'minun ayat 5, Allah SWT berfirman,

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ ٥

Artinya: "dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,"

Agar terhindar dari api neraka, maka umat Islam dianjurkan untuk menjaga kemaluannya. Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah cara menjaga kemaluan:

1. Menahan Pandangan

Dalam hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nur ayat 30 yang berbunyi:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Artinya: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan Bahrun Abu Bakar mengatakan, ayat ini memerintahkan Rasulullah memerintahkan orang-orangnya yang beriman untuk menahan pandangan mata dari melihat apa yang diharamkan dan segera memalingkan pandangan.

2. Tidak Berkhalwat (Berduaan) dengan yang Bukan Mahram

Terdapat dua larangan, yang pertama larangan berduaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dan belum resmi menikah. Larangan kedua, larangan untuk perempuan berpergian tanpa mahramnya.

Apabila ada keperluan dengan perempuan yang bukan mahramnya, surat Al-Ahzab ayat 53 mengajarkan untuk memintanya dari balik tabir (penghalang):

وَاِذَا سَاَلْتُمُوْهُنَّ مَتَاعًا فَاسْـَٔلُوْهُنَّ مِنْ وَّرَاۤءِ حِجَابٍۗ

Artinya: Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), mintalah dari belakang tabir.

Mengutip buku Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum karya Rachmat Syafi'i, larangan tersebut dimaksudkan sebagai batasan dalam bergaul antara lawan jenis demi menghindari fitnah. Berduaan dengan lawan jenis merupakan langkah awal rusaknya kemaluan.

3. Menutup Aurat

Menutup aurat baik laki-laki apalagi perempuan merupakan hal yang wajib dengan tujuan untuk melindungi diri dari godaan, serta menjaga kehormatan dan martabat.

Mengutip penjelasan Abdurrahman Al-Baghdadi dalam bukunya Hermeneutika & Tafsir Al Quran, perintah menutup aurat bagi muslimah ini tercantum pada surah An-Nur ayat 31 yang berbunyi,

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣١

Artinya: Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.




(hnh/inf)

Hide Ads