Bagaimana Cara Manusia Menerima Catatan Amal di Akhirat? Begini Kondisinya

Bagaimana Cara Manusia Menerima Catatan Amal di Akhirat? Begini Kondisinya

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Jumat, 29 Nov 2024 06:30 WIB
Ilustrasi Catatan Amal.
Ilustrasi catatan amal manusia. Foto: Freepik
Jakarta -

Seluruh amal perbuatan manusia akan ditimbang setelah Allah SWT mengadakan penghitungan (hisab) terhadap setiap amal perbuatan hamba-Nya. Setiap perbuatan, baik atau buruk, tercatat dengan lengkap dalam buku catatan amal.

Semua amal buruk akan mendapat hukuman, sementara amal baik akan dibalas dengan ganjaran yang setimpal. Pada saat itu, setiap orang sangat mengharapkan adanya kebaikan, sekecil apa pun, meskipun hanya satu amal. Begitu pula, mereka sangat berharap agar segala keburukan mereka dapat dikurangi, meskipun hanya satu.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 47,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ صلے شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَسِبِينَ

Artinya: "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan."

ADVERTISEMENT

Allah SWT juga berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 8-9,

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَبِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَبِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ بِتَايَاتِنَا يَظْلِمُونَ

Artinya: "Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami."

Setiap manusia pada akhirnya juga akan menerima catatan amal yang telah tersusun rapih oleh malaikat. Catatan ini diserahkan kepada mereka dalam bentuk buku yang berisi segala perbuatan mereka selama hidup di dunia. Lantas, bagaimana cara manusia menerima catatan amalnya? Ini penjelasannya.

Bagaimana Cara Manusia Menerima Catatan Amalnya?

Mengutip buku Al-Mizan Ash-Shuhuf Ash-Shirath Anwa'usy Syafaat karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy terjemahan Tim Love Pustaka, setelah penghitungan amal (hisab) selesai dan hasilnya telah tercatat dalam buku catatan amal, barulah dapat terlihat apakah catatan kebaikan seseorang bertambah atau sebaliknya, catatan keburukannya yang bertambah. Setelah itu, buku catatan amal masing-masing individu ini akan disesuaikan dan dibagikan kepada mereka.

Inilah saat di mana setiap amal perbuatan, baik yang besar maupun yang kecil, akan diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Isra ayat 13-14,

وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰۤىِٕرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰىهُ مَنْشُوْرًا ۝١٣ اِقْرَأْ كِتٰبَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ

Artinya: "Setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab yang dia terima dalam keadaan terbuka. (Dikatakan,) "Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu pada hari ini sebagai penghitung atas (amal) dirimu."

Allah SWT juga berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 49, https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-kahfi/tafsir-ayat-49-2189

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا

Artinya: "Diletakkanlah kitab (catatan amal pada setiap orang), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. Mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, kecuali mencatatnya." Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun."

Dalam buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas IX yang disusun oleh Harjan Syuhada dijelaskan bahwa, cara manusia menerima catatan amal mereka adalah masing-masing akan diberikan dalam dua bentuk. Pertama, ada yang menerima bukunya dari arah kanan, yaitu mereka yang beriman dan bertaqwa selama hidup di dunia. Mereka ini adalah golongan yang akan masuk surga.

Sebaliknya, ada juga manusia yang menerima kitab catatan amal dari arah belakang, yaitu mereka yang kafir dan membangkang kepada Allah SWT. Mereka ini adalah golongan ahli neraka yang akan diarak ke dalamnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Insyiqaq ayat 7-13,

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِبَهُ بِيَمِينِهِ, فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتُبَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا وَيَصْلَى لا سعيراً إِنَّهُ كَانَ فِي أَهْلِهِ مَسْرُورًا الإنسقق

Artinya: "Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir)"

Pada saat inilah manusia tidak dapat berkutik, hanya pasrah dengan keadaan masing-masing, penuh penyesalan yang dalam. Mulut mereka tertutup rapat, sehingga tidak dapat berbicara. Tangan-tangan mereka dibiarkan berbicara tentang apa yang telah mereka lakukan di dunia, dan kaki-kaki mereka memberikan kesaksian atas semua perbuatan mereka di dunia.

Allah SWT berfirman dalam surah Yasin ayat 65,

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya:" Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

Dan dalam buku Surga dan Neraka yang ditulis oleh Syofyan Hadi disebutkan bahwa saat membaca catatan amal mereka masing-masing, waktu yang dibutuhkan sangat lama. Hal ini karena yang akan dibaca bukan hanya apa yang pernah dilakukan di dunia, tetapi juga semua yang pernah diucapkan. Allah SWT berfirman dalam surah Qaf ayat 17 dan 18,

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: "(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya). Yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda,

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ

"Kaki anak Adam belum akan beranjak dari Mahsyar pada hari Kiamat kecuali dia akan ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya untuk apa diamalkannya, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia belanjakan dan tentang badannya untuk apa digunakannya." (HR. Tirmidzi)

Setelah masa perhitungan dan pertimbangan amal manusia ini telah selesai, datanglah hari pembalasan atas segala perbuatan manusia selama hidup. Orang yang beriman akan melewati jembatan Shirat setelah amal kebaikan dan keburukannya dihisab dan ditimbang.

Di sinilah umat manusia akan ditentukan nasibnya. Mereka yang melewati Shirat akan masuk Surga sebagai balasan untuk semua amal kebaikannya. Mereka yang ingkar kepada Allah SWT akan masuk ke Neraka.




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads