Apakah Sholat Jumat Bisa Diganti Sholat Dzuhur?

Apakah Sholat Jumat Bisa Diganti Sholat Dzuhur?

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Jumat, 29 Nov 2024 10:15 WIB
Muslims are performing the Holy Friday prayer. Worshipers are worshiping inside the mosque. Sylhet, Bangladesh, 24 March 2023.
Sholat Jumat. Foto: Getty Images/H M Shahidul Islam
Jakarta -

Sholat Jumat adalah ibadah wajib bagi laki-laki muslim. Sholat ini dikerjakan pada hari Jumat bertepatan dengan waktu sholat Dzuhur. Jika berhalangan, apakah sholat Jumat bisa diganti sholat Dzuhur?

Dalil kewajiban sholat Jumat termaktub dalam Al-Qur'an surah Al-Jumu'ah ayat 9. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ٩

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Sholat Jumat dikerjakan secara berjamaah di masjid. Namun, dalam beberapa kondisi terkadang muncul pertanyaan apakah sholat Jumat bisa diganti sholat Dzuhur? mengingat ada berbagai situasi yang menghalangi seseorang sholat Jumat berjamaah di masjid.

ADVERTISEMENT

Hukum Sholat Jumat Diganti Sholat Dzuhur

Semua ulama mazhab sepakat sholat Jumat hukumnya wajib. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang tidak diwajibkan untuk melaksanakannya. Dalam hal ini, ada pengecualian yang perlu dipahami dengan baik agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjalankan ibadah.

Dijelaskan dalam Ahkamus Sholat karangan Syaikh Ali Raghib yang diterjemahkan oleh Bahauddin, menurut beberapa hadits shahih, terdapat kelompok-kelompok tertentu yang dibebaskan dari kewajiban sholat Jumat. Di antaranya hamba sahaya, perempuan, anak kecil, orang sakit, orang yang sedang dalam ketakutan, dan musafir.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thariq, Nabi Muhammad SAW bersabda, "(Sholat) Jumat adalah hak dan kewajiban atas setiap muslim (yang dilaksanakan) dengan berjamaah, kecuali kepada yang empat: Hamba sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang sakit."

Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka yang termasuk dalam kategori tersebut tidak diwajibkan untuk melaksanakan sholat Jumat.

Begitu juga dengan orang yang sedang ketakutan, sebagaimana diungkapkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, "Barang siapa mendengar seruan (adzan) lalu tidak menyambutnya, maka tidak ada sholat baginya kecuali karena ada udzur. Mereka (para sahabat) bertanya: Ya Rasulullah ! Udzur apakah ini? Beliau menjawab: Takut atau sakit."

Dalam hal ini, jika seseorang berada dalam keadaan ketakutan yang membahayakan dirinya, mereka bisa meninggalkan sholat Jumat.

Selain itu, dalam kasus musafir, ada hadits yang diriwayatkan saat Nabi SAW melaksanakan ibadah haji wada' di Arafah pada hari Jumat. Ketika itu, beliau tidak mengerjakan sholat Jumat, melainkan hanya sholat Dzuhur dan Asar dengan cara jamak taqdim (menggabungkan keduanya sebelum waktunya berakhir).

Untuk mereka yang tidak termasuk dalam golongan-golongan pengecualian ini, sholat Jumat hukumnya adalah fardhu 'ain, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan. Namun, jika seseorang terhalang untuk melaksanakan sholat Jumat, maka ia diperbolehkan untuk mengganti dengan sholat Dzuhur. Dalam hal ini, jika seseorang memilih untuk sholat Jumat, sholat Dzuhur tidak perlu dikerjakan lagi karena sholat Jumat sudah mencakup kewajiban tersebut.

Namun, jika seseorang terlambat atau tidak dapat mengikuti sholat Jumat, disunahkan untuk menunggu hingga waktu sholat Jumat selesai sebelum melaksanakan sholat Dzuhur. Meskipun demikian, sholat Dzuhur tetap sah jika dikerjakan sebelum waktu sholat Jumat berakhir.

Dengan demikian, meskipun ada pengecualian bagi sebagian orang untuk tidak melaksanakan sholat Jumat, bagi mereka yang diwajibkan untuk melaksanakannya, sholat Dzuhur tidak dapat dijadikan pengganti.

Hukum Meninggalkan Sholat Jumat

Menurut penjelasan dalam Ensiklopedia Ibadah Jumat karya Wawan Shofwan Sholehudin, setiap muslim mukallaf (orang yang sudah baligh dan dibebani kewajiban agama) diwajibkan melaksanakan sholat yang telah ditetapkan dalam Islam.

Sebelumnya, sholat Dzuhur adalah kewajiban yang harus dilakukan setiap hari. Namun, setelah diturunkannya ayat yang mewajibkan sholat Jumat, kewajiban sholat Dzuhur digantikan dengan sholat Jumat pada hari Jumat setiap pekan.

Namun, timbul pertanyaan penting mengenai hukum meninggalkan sholat Jumat. Apakah seseorang yang meninggalkan sholat Jumat, meskipun tanpa alasan yang sah, dapat dianggap keluar dari agama Islam atau murtad?

Untuk memahami hal ini lebih lanjut, perlu menelaah beberapa hadits yang menjelaskan bahaya meninggalkan sholat Jumat, khususnya jika seseorang meninggalkan sholat tersebut hingga tiga kali berturut-turut tanpa alasan yang dibenarkan.

Salah satu hadits yang terdapat dalam buku Rahasia Kedahsyatan Hari Jumat yang ditulis oleh Nur Aisyah Albantany menyebut, "Barang siapa meninggalkan sholat Jumat tiga kali tanpa udzur dan tanpa sebab (yang syar'i) maka Allah akan mengunci mata hatinya." (HR Malik)

Syarat Melaksanakan Sholat Jumat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan sholat Jumat. Mengutip dari buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap yang disusun oleh Moh. Rifa'i berikut syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan sholat Jumat sah.

1. Sholat Jumat harus dilaksanakan di tempat yang khusus untuk sholat Jumat, yaitu masjid atau tempat ibadah yang telah disiapkan untuk melaksanakan sholat tersebut.

2. Untuk sahnya sholat Jumat, jumlah jemaah yang hadir harus minimal 40 orang laki-laki.

3. Sholat Jumat harus dilakukan pada waktu yang sama dengan waktu sholat Dzuhur, yakni setelah matahari tergelincir ke barat.

4. Sebelum melaksanakan sholat Jumat, wajib ada dua khutbah yang dibacakan oleh khatib.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads