Dosa Jariyah: Dalil, Contoh Perbuatan dan Cara Menghapusnya

Dosa Jariyah: Dalil, Contoh Perbuatan dan Cara Menghapusnya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 24 Nov 2024 10:00 WIB
Ilustrasi Kejahatan
Foto: Getty Images/iStockphoto/Peerayot
Jakarta -

Dosa jariyah harus dihindari oleh kaum muslimin. Sebab, dosa ini terus mengalir meski ia telah meninggal dunia.

Diterangkan dalam buku 100 Pertanyaan dan Jawaban Seputar Islam susunan Salamuddin Abubakar Yusuf, jariyah artinya mengalir. Dosa jariyah timbul ketika orang lain melakukan dosa karena kita yang membantunya.

Dosa tersebut akan selalu memiliki bagian dari si pelaku untuk kita. Ini dikarenakan pelaku dosa berbuat demikian karena hasil ajakan, pelajaran atau contoh buruk yang pernah kita berikan kepadanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalil Dosa Jariyah

Dalam buku Jangan Baca Buku Ini Jika Belum Ingin Taubat karya Ustazah Umi A Khalil terdapat hadits tentang dosa jariyah, Rasulullah SAW bersabda,

"Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun." (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

ADVERTISEMENT

Ada juga riwayat lain yang menyebut hal serupa,

"Barang siapa yang mensunnahkan (mempelopori) satu sunnah yang baik, maka ia akan mendapat pahalanya dan pahala orang yang mengerjakannya hingga hari kiamat; dan barang siapa yang mensunnahkan (mempelopori) satu sunnah yang buruk, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya hingga hari kiamat." (HR Ahmad)

Selain itu, ada pula dalil Al-Qur'an yang menerangkan terkait dosa jariyah tersebut. Allah SWT berfirman dalam surah Yasin ayat 12,

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz)."

Contoh Perbuatan Dosa Jariyah

Masih dari sumber yang sama, ada beberapa contoh perbuatan dosa jariyah, yaitu:

1. Menjadi Pelopor Satu Dosa

Salah satu contoh perbuatan dosa jariyah adalah menjadi pelopor dosa. Dalam hal ini, meski ia tidak mengajak orang lain untuk berbuat dosa, apa yang dilakukannya menjadi sebab orang lain melakukan suatu dosa.

2. Mengajak Orang Lain Berbuat Dosa

Kedua, mengajak orang lain berbuat dosa. Artinya, orang tersebut melakukan tindakan maksiat atau suatu dosa karena diajak oleh seseorang. Bisa juga dia pernah diajak sehingga dosa tersebut terus dilakukan oleh yang diajaknya.

3. Menyediakan Sarana bagi Orang Lain Melakukan Dosa

Menyediakan sarana bagi orang lain untuk melakukan dosa termasuk salah satu dosa jariyah. Dalam hal ini, ia melakukan suatu dosa atau membuat kebijakan dengan mengizinkan suatu tempat agar dipergunakan untuk maksiat.

Cara Menghapus Dosa Jariyah

Menukil dari At Taubah Wadziifatul Umur oleh Muhammad bin Ibrahim Al Hamid terjemahan Muhibburrahman, satu-satunya cara menghapus dosa jariyah adalah melakukan tobat nasuha. Artinya, muslim harus memohon ampun dan berjanji tidak mengulanginya lagi.

Tobat nasuha harus dilakukan dengan tulus karena Allah SWT. Terkait tobat disebutkan dalam surah At Tahrim ayat 8,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."

Dengan bertobat nasuha, maka muslim menyesali segala dosa yang pernah berbuat. Mereka juga harus berjanji dengan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi di waktu yang akan datang.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads