Surat Al Furqan Ayat 74: Bermunajat Mohon Diberikan Istri dan Keturunan Saleh

Surat Al Furqan Ayat 74: Bermunajat Mohon Diberikan Istri dan Keturunan Saleh

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Sabtu, 23 Nov 2024 05:00 WIB
Ilustrasi membaca al quran
Ilustrasi membaca Al-Qur'an (Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel)
Jakarta -

Surat Al Furqan ayat 74 membahas tentang sifat hamba Allah SWT, yaitu sifat ibadurrahman. Ini merupakan sifat hamba yang diberi kemuliaan oleh Allah SWT.

Al Furqan sendiri merupakan surat ke-25 dalam Al-Qur'an dan terdiri dari 77 ayat. Surat Al Furqan diturunkan di Makkah sehingga tergolong Makkiyah.

Bacaan Surat Al Furqan Ayat 74

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab latin: Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā

Artinya: "Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."

ADVERTISEMENT

Tafsir Surat Al Furqan Ayat 74

Menurut Tafsir Kemenag RI, surat Al Furqan ayat 74 berisi tentang sifat hamba Allah SWT yaitu selalu bermunajat dan memohon kepada-Nya agar diberikan keturunan yang saleh dan baik. Kemudian, istri dan anak-anak mereka menyejukkan perasaan karena terdiri dari orang-orang saleh dan bertakwa.

Dengan begitu, kian bertambah hamba-hamba Allah SWT di muka bumi. Mereka bermunajat kepada Sang Khalik agar keturunannya menjadi orang-orang yang bertakwa dan penyeru manusia untuk bertakwa, termasuk pemimpin bagi mereka yang bertakwa.

Keinginan agar keturunannya menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa bukan semata ingin kedudukan tinggi atau kekuasaan mutlak. Sebaliknya, keinginan tersebut tulus agar manusia di bumi dipenuhi orang-orang beriman dan bertakwa.

Kemudian, bertujuan juga agar anak cucu mereka melanjutkan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Oleh karenanya, walaupun mereka sendiri telah mati, mereka tetap menerima pahala perjuangan anak cucu mereka sesuai sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah RA,

"Apabila seseorang mati, maka putuslah segala amalnya kecuali dari tiga macam: sedekah yang dapat dimanfaatkan orang, ilmu pengetahuan yang ditinggalkannya yang dapat diambil manfaatnya oleh orang lain sesudah matinya, anak yang saleh yang selalu mendoakannya." (HR Muslim)

Sementara itu, dalam Ibnu Katsir menafsirkan bahwa surat Al Furqan ayat 74 berisi tentang nabi dan rasul Allah SWT. Mereka menginginkan agar ibadah mereka berhubungan dengan ibadah generasi penerusnya, yaitu anak dan cucunya. Selain itu, mereka juga menginginkan agar hidayah yang mereka miliki juga menurut kepada selain mereka.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads