Ziyadah Adalah Penambahan Hafalan Al-Qur'an, Ini Bedanya dengan Murajaah

Ziyadah Adalah Penambahan Hafalan Al-Qur'an, Ini Bedanya dengan Murajaah

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 21 Nov 2024 11:00 WIB
Umat Muslim membaca kitab suci Alquran di masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2024). Memasuki bulan suci Ramadan 1445 Hijriah, umat Muslim diwajibkan melakukan ibadah berpuasa dan memperbanyak ibadah wajib dan sunah kepada Allah SWT.
Ilustrasi menghafal Al-Qur'an. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Kata ziyadah berasal dari bahasa Arab (زيادة) yang berarti "penambahan" atau "pertambahan." Secara umum, ziyadah digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang bertambah atau meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Dalam buku Jika Menghafalmu Lillah Jangan Berhenti karena Lelah: Rahasia Menghafal Al-Qur`an dengan Hati karya Ahmad Khoirul Anam, ziyadah diartikan sebagai menambah hafalan. Sedangkan murajaah adalah menjaga atau mengulang hafalan sebelum masa ingatnya berakhir.

Maka, murajaah lebih penting daripada ziyadah. Karena ziyadah hukumnya sunnah, sementara murajaah hukumnya wajib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adakalanya ziyadah menjadi terlarang jika hafalan yang sudah dimiliki tak pernah dijaga. Karena menjaga hafalan lebih penting daripada menambah.

Sebagaimana haram hukumnya melaksanakan salat tahajud, jika menjadikan salat subuhnya lalai. Artinya, yang sunnah tak boleh mengalahkan yang wajib.

ADVERTISEMENT

Apakah Murajaah Lebih Sulit daripada Ziyadah?

Masih mengutip buku yang sama, murajaah seharusnya jauh lebih mudah ketimbang ziyadah. Tapi dikalangan penghafal Al-Qur'an, ada mindset yang meracuni bahwa murajaah lebih sulit daripada ziyadah

Padahal, mengulang hafalan itu mestinya selalu lebih mudah daripada menghafalnya pertama kali. Karena saat pertama kali menghafal, kita harus mengarahkan seluruh fokus dan pikiran untuk mendapatkan hafalan yang sebelumnya tidak dimiliki. Memasukkan sesuatu yang belum ada dalam ingatan tentu perlu perjuangan yang besar.

Kesalahan dalam proses murajaah yang sering terjadi yaitu mengulang hafalan setelah masa ingatannya berakhir. Dengan kata lain, setelah lupa baru dimurajaah. Itulah yang menyebabkan murajaah terasa berat dan tidak nikmat.

Maka dari itu, murajaahlah dengan cara yang benar. Yaitu dengan mengulang hafalan sebelum ia hilang dari ingatan. Marajaah seperti itu pasti nikmah dan menyenangkan.

Mengutip buku Cara Mudah Menjadi Seorang Hafidz karya Anggita Zahra Afrianto, Umar RA meriwayatkan sebuah hadits yang berbunyi:

"Jika seorang penghafal Al-Qur'an salat lalu ia membacanya pada malam dan siang hari, niscaya ia akan senantiasa mengingatnya. Namun, jika ia tidak melakukan hal itu, niscaya ia akan melupakannya." (HR. Muslim)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Perumpamaan hafalan Al-Qur'an adalah seperti onta yang diikat oleh tali. Jika pemiliknya selalu memegangnya, maka dia tetap miliknya. Tetapi jika pemiliknya melepaskannya maka onta itu akan pergi." (HR. Muslim)

Teknik Murajaah

Berdasarkan kajian Ilyas dalam jurnal Metode Murajaah dalam Menjaga Hafalan Al-Qur'an, terdapat beberapa teknik murajaah yang dapat diterapkan oleh umat Muslim, yaitu:

  • Murajaah sendiri
  • Murajaah dalam salat
  • Murajaah bersama
  • Murajaah kepada guru



(hnh/inf)

Hide Ads