Nasib Anak-anak yang Wafat dalam Islam

Nasib Anak-anak yang Wafat dalam Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 10 Nov 2024 08:00 WIB
SENSITIVE MATERIAL. THIS IMAGE MAY OFFEND OR DISTURB   Mourners gather next to bodies of Palestinian children killed in an Israeli strike, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, at Abu Yousef al-Najjar hospital in Rafah, in the southern Gaza Strip, January 11, 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Seorang perempuan sedang menggendong anaknya yang wafat di Gaza, Palestina. (Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM)
Jakarta -

Nasib anak-anak yang wafat dalam Islam akan dijamin surga tanpa perlu dihisab. Namun, hal ini tidak bisa disamaratakan dengan anak yang bukan dari golongan mukmin.

Bayi atau anak-anak yang meninggal sebelum baligh mendahului kedua orang tuanya akan menjadi syafaat bagi orang tuanya. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan, anaknya tersebut dapat menarik ayah atau ibunya untuk masuk surga.

Rasulullah SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wahai Ummu Sulaim, tidaklah dua orang muslim yang telah ditinggal mati tiga orang anaknya kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena kasih sayangnya kepada mereka." Ummu Sulaim kemudian bertanya, "Kalau dua?" Beliau menjawab, "Dua juga." (HR Bukhari, An Nasa'i, dan Ahmad)

Nasib Ruh Anak Kecil yang Wafat

Dikutip dari Seni Menjemput Kematian yang ditulis oleh H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., anak yang meninggal dalam usia belum baligh dijamin masuk surga tanpa dihisab, serta bisa memberikan syafaat dalam bentuk menolong kedua orang tua untuk bisa masuk surga. Ruh seorang anak berada di dalam alam barzakh dengan tenang dan senang, sejak meninggal hingga hari Kiamat, mereka selalu ingat kedua orang tuanya.

ADVERTISEMENT

Jika diziarahi, seorang anak yang telah wafat akan tahu dan melihat yang menziarahi mereka serta mendengarkan omongannya, menjawab salam, dan mendengarkan doa. Kegiatan sehari-harinya di alam barzakh hanya istirahat menunggu datangnya hari Kiamat.

Dalam buku Fikih Anak Muslim karya Muhammad bin Saleh al-Utsaimin, surga adalah tempat kembalinya anak-anak orang mukmin yang telah meninggal dunia, karena mereka mengikuti akidah kedua orang tua mereka. Allah SWT telah berfirman dalam surat At-Tur ayat 21:

ΩˆΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‘Ψ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ Ψ§Ω°Ω…ΩŽΩ†ΩΩˆΩ’Ψ§ وَاΨͺΩŽΩ‘Ψ¨ΩŽΨΉΩŽΨͺْهُمْ Ψ°ΩΨ±ΩΩ‘ΩŠΩŽΩ‘Ψͺُهُمْ Ψ¨ΩΨ§ΩΩŠΩ’Ω…ΩŽΨ§Ω†Ω Ψ§ΩŽΩ„Ω’Ψ­ΩŽΩ‚Ω’Ω†ΩŽΨ§ بِهِمْ Ψ°ΩΨ±ΩΩ‘ΩŠΩŽΩ‘ΨͺΩŽΩ‡ΩΩ…Ω’ ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ’ Ψ§ΩŽΩ„ΩŽΨͺْنٰهُمْ مِّنْ ΨΉΩŽΩ…ΩŽΩ„ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ مِّنْ Ψ΄ΩŽΩŠΩ’Ψ‘ΩΫ— كُلُّ امْرِئٍ Ϋ’Ψ¨ΩΩ…ΩŽΨ§ ΩƒΩŽΨ³ΩŽΨ¨ΩŽ Ψ±ΩŽΩ‡ΩΩŠΩ’Ω†ΩŒ

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Sementara itu, anak-anak yang bukan keturunan orang mukmin, yaitu anak yang lahir dari kedua orang tua yang bukan beragam Islam, maka nasib mereka di akhirat kelak hanya Allah yang mengetahuinya. Sebagaimana sabda Rasulullah ketika beliau ditanya nasib anak-anak orang musyrik di akhirat kelak,

"Sesungguhnya Allah Ta'ala Mahamengetahui apa yang telah mereka lakukan." (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Adapun riwayat lain yang diceritakan ummul mu'minim, Aisyah, berkata "Pada suatu ketika Rasulullah pernah diundang untuk melayat jenazah seorang bayi dari kaum Anshar. Kemudian saya berkata kepada beliau, 'Ya Rasulullah bahagianya bayi kecil ini! Seekor dari burung-burung di surga.'

Kemudian Rasulullah bersabda, 'Hai Aisyah, sesungguhnya Allah telah menciptakan bagi surga penghuni yang akan mendiaminya, sedangkan mereka, kala itu masih dalam tulang rusuk orang tua mereka.'"

Maksud dari sabda Rasulullah tersebut adalah larangan bagi Aisyah untuk memberikan kepastian tentang tempat kembalinya seseorang di akhirat kelak, surga atau neraka, sekalipun dia anak kecil yang belum mempunyai dosa. Sebab, boleh jadi anak kecil itu mengikuti agama dan keyakinan kedua orang tuanya yang bukan muslim.

Anak-anak di Surga akan Diasuh Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah

Dalam Buku Pintar Hari Akhir, Abdul Muhsin al-Muthairi menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah akan menjadi pengasuh bagi anak-anak kecil yang meninggal dunia sebelum orang tua mereka di sebuah gunung di surga.

Digambarkan kehidupan anak-anak kecil tersebut di surga berlari-larian ke sana kemari tanpa ada yang menghalangi mereka satu pun.

Hal ini dijelaskan dalam riwayat Imam Bukhari. Rasulullah SAW pernah bermimpi melihat seorang lelaki tinggi bersama banyak anak. Rasulullah SAW bersabda,

ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ…ΩŽΩ‘Ψ§ Ψ§Ω„Ψ±ΩŽΩ‘Ψ¬ΩΩ„Ω Ψ§Ω„Ψ·ΩŽΩ‘ΩˆΩΩŠΩ„Ω Ψ§Ω„ΩŽΩ‘Ψ°ΩΩŠ فِي Ψ§Ω„Ψ±ΩŽΩ‘ΩˆΩ’ΨΆΩŽΨ©Ω فَΨ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘Ω‡Ω Ψ₯ΩΨ¨Ω’Ψ±ΩŽΨ§Ω‡ΩΩŠΩ…Ω Ψ΅Ω„Ω‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨΉΩ„ΩŠΩ‡ ΩˆΨ³Ω„Ω… ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ…ΩŽΩ‘Ψ§ Ψ§Ω„Ω’ΩˆΩΩ„Ω’Ψ―ΩŽΨ§Ω†Ω Ψ§Ω„ΩŽΩ‘Ψ°ΩΩŠΩ†ΩŽ Ψ­ΩŽΩˆΩ’Ω„ΩŽΩ‡Ω ΩΩŽΩƒΩΩ„ΩΩ‘ Ω…ΩŽΩˆΩ’Ω„ΩΩˆΨ―Ω Ω…ΩŽΨ§Ψͺَ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω’ΩΩΨ·Ω’Ψ±ΩŽΨ©Ω ‏

Artinya: "Adapun lelaki tinggi di dalam Raudhah itu adalah Ibrahim AS dan sekeliling baginda itu ialah wildan (anak yang meninggal dunia pada waktu kecil). Mereka semua yang dilahirkan pada waktu kecil itu mati di atas fitrah (yakni Islam dan dimasukkan ke dalam surga)."

Dalam buku Pertanyaan Seputar Alam Barzakh (Edisi Indonesia) karya Syekh Hamid Az-Zaini, dijelaskan bahwa anak-anak yang telah meninggal akan hidup bahagia di surga. Mereka bebas bermain, bersenang-senang, dan mendapatkan segala kenikmatan yang mereka inginkan.

Ketika Rasulullah SAW mengunjungi alam barzakh, beliau bersabda, "Kemudian aku dibawa melanjutkan perjalanan, dan ternyata di sana ada anak-anak yang sedang bermain di antara dua sungai. Aku berkata, "Siapa ini?" Dia menjawab, "Ini adalah keturunan orang-orang mukmin."

Mereka akan diasuh dan dijaga hingga hari Kiamat tiba, saat mereka akan dipertemukan kembali dengan orang tua mereka.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda, "Anak-anak kecil orang muslim (yang sudah meninggal dunia) tinggal di sebuah gunung di surga. Mereka diasuh oleh Ibrahim dan Sarah hingga dikembalikan lagi ke pangkuan orang-orang tua mereka pada hari kiamat."

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads