Dalam ajaran agama Islam, kaum muslim perlu meneladani segala tindakan dan moralitas yang sesuai dengan anjuran yang ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Salah satunya mengenai anjuran tidur setelah Isya.
Tidur merupakan media yang baik untuk dilakukan yang mampu memberikan energi dan tenaga baru untuk melanjutkan serta menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Syamsinar dalam bukunya Pola Tidur dalam Al-Qur'an, dalam ilmu kesehatan, tidur adalah proses fisiologis normal yang bersifat aktif, teratur, dan berulang.
Bukan hal yang asing bahwa tidur merupakan sarana istirahat, karena ketika seseorang tertidur, ia sedang memulihkan berbagai fungsi tubuh dan otaknya. Hal itu dijelaskan dalam surat An-Naba ayat 9-11:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَّجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتًا ۙ ٩ وَّجَعَلۡنَا الَّيۡلَ لِبَاسًا ۙ ١٠ وَّجَعَلۡنَا النَّهَارَ مَعَاشًا ١١
Artinya: "Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian, dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan."
Dalam Tafsir al Wasith Jilid I karya Wahbah Az-Zuhaili yang diterjemahkan oleh Muhtadi dkk., diketahui dalam ayat di atas bahwa Allah menjadikan gelapnya malam sebagai penutup laksana pakaian dan menjadikan tidur laksana kematian, menghentikan pergerakan dan memberikan kenyamanan. Allah juga yang menjadikan siang sebagai saat bertebaran di muka bumi untuk mencari rezeki dan lainnya.
Dalam Islam ada dua waktu terbaik untuk tidur sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW. Ahmad Farid dalam bukunya The Power of Tahajjud mengatakan dua waktu terbaik untuk tidur adalah di waktu Zuhur dan di waktu setelah Isya.
Anjuran Tidur Setelah Isya
Mengutip buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad SAW yang ditulis oleh Daeng Naja, Rasulullah biasa tidur di awal malam dan bangun disepertiga malam terakhir. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata,
وَعَنْهَا : أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ ، وَيَقُومُ آخِرَهُ فَيُصَلِّي . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: "Rasulullah SAW tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam. Lalu beliau melakukan sholat," (HR Muttafaqun 'alaih).
Masih mengutip dari buku yang sama, waktu tidur Rasulullah saat malam hari adalah setelah sholat Isya, tepatnya pukul 19.45 hingga 20.00. Tidur lebih awal bertujuan agar dapat bangun lebih pagi untuk melaksanakan sholat malam.
Hal senada dijelaskan juga dalam buku Sunnah Rasulullah Sehari-Hari karya Syaikh Abdullah bin Hamoud Al Furaih, Rasulullah mencontohkan agar tidak tidur sebelum waktu Isya. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam tidak meninggalkan ibadah wajib mereka, yaitu sholat Isya.
Pernyataan di atas berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Barzah, ia berkata:
"Bahwa Nabi Muhammad SAW tidak suka tidur sebelum sholat Isya dan berbincang-bincang setelahnya." (HR. Bukhari no. 568 dan Muslim no. 647).
Dalam buku Etika Tidur Nabi karya Muhammad Hasan Yusuf, tidur sebelum Isya adalah hal yang makruh, karena terkadang tidur sebelum Isya menyebabkan seseorang tidur hingga keluar dari waktu Isyadan berakibat tidak melaksanakan sholat Isya. Sedangkan mengobrol setelah Isya, terkadang menyebabkan seseorang tidur atau melaksanakan sholat Subuh bukan pada waktu utamanya dan tidak berkesempatan melaksanakan sholat malam.
Selain itu, terdapat beberapa kegiatan yang diperbolehkan, seperti tilawah, menerima tamu, membahas urusan kaum muslimin, dan menuntut ilmu. Jika memang tidak ada aktivitas yang syar'i maka makruh untuk begadang setelah waktu Isya.
لاَ سَمَرَ إِلاَّ لِمُصَلٍّ أَوْ مُسَافِرٍ
Artinya: "Tidak ada obrolan (setelah sholat Isya) kecuali bagi orang yang sedang sholat atau orang yang berpergian," (HR Tirmidzi).
Waktu yang Tidak Dianjurkan untuk Tidur
Mengutip buku Kita Hidup Hanya Tiga Hari; Kumpulan Nasihat dan Kalam Hikmah Sepanjang Tahun, ada beberapa waktu tidur yang dilarang oleh Islam. Berikut selengkapnya:
- Tidur di waktu pagi, karena ia akan mewariskan kemiskinan dan waktu pagi adalah waktu yang diberkahi. Nabi bersabda: "Ya Allah, berkahilah bagi umatku pada pagi harinya." (HR Abu Dawud)
- Tidur sebelum sholat Isya. Tidur pada waktu ini dapat menghalangi seseorang dari memperoleh pahala besar sholat Isya berjamaah, yang setara dengan pahala sholat malam selama setengah malam.
- Tidur setelah makan. Ibnu Qayyim berpesan agar seseorang berjalan setelah makan, karena tidur setelah makan dapat menyebabkan penyakit dan memicu obesitas.
- Tidur sepanjang hari. Tentu saja hal ini sangat dilarang dalam Islam, karena Islam adalah agama yang mendorong aktivitas dan semangat bagi hamba-Nya, sebab di dalamnya terdapat banyak keberkahan.
- Tidur setelah Ashar, dianggap berbahaya. Ulama salaf mengatakan, "Siapa yang tidur setelah Ashar, ia telah merusak akalnya, maka jangan salahkan siapapun selain dirinya sendiri."
Wallahu'alam.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi