Selain puasa wajib di bulan Ramadan, umat Islam juga dianjurkan melaksanakan berbagai puasa sunnah. Waktu pelaksanaan puasa sunnah sudah diatur dan tidak boleh dikerjakan setiap hari.
Puasa dalam Islam berarti menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, disertai niat karena Allah SWT. Puasa memiliki dimensi ibadah, pengendalian diri, dan pendidikan.
Mengutip buku Fiqih Puasa karya M. Hasyim Ritonga, tidak semua jenis puasa diperbolehkan dan bernilai baik, sebab ada juga hari-hari yang diharamkan berpuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Puasa Setiap Hari
Secara umum, puasa setiap hari sepanjang tahun tidak dianjurkan dalam Islam. Bahkan, praktik ini dikenal dalam hadits sebagai shaum ad-dahr (puasa sepanjang waktu), yang oleh Rasulullah SAW tidak dianjurkan dan dalam beberapa riwayat dinilai sebagai perbuatan yang makruh atau terlarang.
Dikutip dari buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2, Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi menyebutkan dalam hadits Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun." (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ini dipahami oleh para ulama sebagai bentuk larangan terhadap puasa yang dilakukan terus-menerus tanpa jeda, karena bertentangan dengan prinsip keseimbangan dalam Islam.
Puasa Nabi Daud AS: Puasa Terbaik
Islam justru menganjurkan pola puasa yang seimbang, sebagaimana puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud AS.
Rasulullah SAW bersabda,
"Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud, yaitu beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari." (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa ibadah yang paling utama bukanlah yang paling berat, melainkan yang paling seimbang dan konsisten.
Jenis-jenis Puasa Sunnah dalam Islam
Dirangkum dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-Hari yang ditulis KH. Muhammad Habibillah, berikut beberapa puasa sunnah yang dapat diikuti umat Islam.
1. Puasa Senin dan Kamis
Puasa Senin dan Kamis merupakan puasa sunnah yang paling populer dan sering dikerjakan Rasulullah SAW. Dalam sabdanya, beliau bersabda,
"Amal-amal diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka amalanku diperlihatkan dalam keadaan aku berpuasa." (HR Tirmidzi)
2. Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah, saat bulan purnama.
Dalil yang melandasinya adalah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA,
أَوْصَانِي خَلِيْلِي ﷺ بِثَلَاثٍ صِيَامُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى وَأَنْ أُوَتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Artinya: "Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Dhuha, dan salat witir sebelum tidur." (Muttafaq 'alaih)
Dalam hadits lain dikatakan, "Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR Bukhari dan Muslim)
3. Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa dengan pola sehari puasa dan sehari berbuka. Puasa ini disebut sebagai puasa sunnah paling utama.
Rasulullah SAW bersabda, "Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud, yaitu beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari." (HR Bukhari dan Muslim)
4. Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Puasa ini dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal, setelah menunaikan puasa Ramadan.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim)
5. Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji.
Rasulullah SAW bersabda, "Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR. Muslim)
6. Puasa Asyura
Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram, dan disunnahkan juga berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu'a).
7. Puasa Tasu'a
Puasa Tasu'a dikerjakan pada tanggal 9 Muharram, biasanya digabung dengan puasa Asyura.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika aku masih hidup sampai tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan." (HR Muslim)
Puasa ini bertujuan untuk membedakan umat Islam dari kebiasaan puasa kaum Yahudi.
8. Puasa di Bulan Syakban
Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah di bulan Syakban, kecuali beberapa hari menjelang Ramadan bagi yang tidak terbiasa puasa.
Aisyah RA berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada di bulan Syakban." (HR Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Apakah Boleh Niat Puasa Rajab di Pagi Hari? |
(dvs/kri)












































Komentar Terbanyak
Innalillahi, Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Meninggal Dunia
Bolehkah Rujuk Tanpa Menikah Ulang Setelah Talak 1?
Ditjen PHU Pamit dari Kemenag setelah 75 Tahun Tangani Haji Indonesia