Musim dingin menjadi salah satu waktu favorit umat Islam untuk melaksanakan ibadah umrah. Cuaca yang lebih sejuk dibanding musim panas membuat aktivitas ibadah terasa lebih ringan. Namun, suhu dingin di Tanah Suci tetap memerlukan persiapan khusus agar jamaah dapat beribadah dengan nyaman dan tetap menjaga kesehatan.
Arab Saudi resmi memasuki musim dingin sejak 1 Desember 2025. Pergantian musim ini ditandai dengan penurunan suhu udara serta meningkatnya aktivitas cuaca di sejumlah wilayah, mulai dari hujan lebat, badai petir, hingga angin kencang. Kondisi ini penting untuk diperhatikan oleh jamaah yang berencana melaksanakan ibadah umrah pada periode Desember 2025 hingga Februari 2026.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musim dingin memang dikenal sebagai waktu favorit umrah karena cuacanya lebih sejuk. Namun, perubahan cuaca ekstrem tetap membutuhkan persiapan matang agar ibadah berjalan aman, nyaman, dan khusyuk.
Arab Saudi Masuki Musim Dingin, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi
Menurut laporan Saudi Gazette, juru bicara Pusat Meteorologi Nasional (NCM), Hussein Al-Qahtani, menyampaikan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan masih akan berlangsung di Saudi. Sejumlah wilayah bahkan diminta waspada terhadap kabut tebal dan potensi cuaca ekstrem.
NCM mencatat beberapa provinsi yang berpotensi terdampak signifikan, antara lain Madinah, Hail, Jazan, Asir, dan Al-Baha. Di wilayah-wilayah ini, cuaca dapat disertai badai petir, hujan es, serta angin kencang yang berisiko mengganggu aktivitas luar ruangan.
Selain itu, kabut tebal diprediksi menyelimuti Jazan, Asir, Al-Baha, dan sebagian Provinsi Timur, terutama pada malam hingga dini hari. Kondisi ini dapat mengganggu jarak pandang, termasuk bagi jamaah yang melakukan perjalanan darat menuju Makkah atau Madinah.
Musim Dingin, Waktu Paling Nyaman untuk Umrah
Meski diwarnai hujan dan angin, musim dingin tetap menjadi periode paling ideal untuk umrah. Suhu udara di Makkah dan Madinah jauh lebih bersahabat dibanding musim panas yang ekstrem.
Musim dingin di Arab Saudi berlangsung dari Desember 2025 hingga Februari 2026, dengan puncak suhu terendah biasanya terjadi pada Januari. Mengutip data Weather Spark, 22 Januari tercatat sebagai hari paling dingin dalam setahun, dengan suhu berkisar antara 16°C hingga 28°C. Rentang suhu ini dinilai sangat ideal untuk aktivitas ibadah luar ruangan seperti thawaf dan sa'i.
Tips Penting Umrah di Musim Dingin
1. Persiapan Pakaian yang Tepat
Jamaah disarankan membawa pakaian hangat ringan, terutama untuk shalat Subuh dan Isya. Jaket tipis, syal, dan kaus kaki sangat membantu menjaga suhu tubuh. Bagi jamaah pria, jaket boleh dikenakan di luar rangkaian ihram. Jamaah wanita dianjurkan memilih gamis berbahan agak tebal dan outer yang nyaman.
2. Waspada Hujan dan Angin
Membawa payung lipat atau jas hujan ringan sangat disarankan. Gunakan alas kaki yang tidak licin karena lantai masjid dan pelataran bisa basah akibat hujan.
3. Gunakan Masker dan Pelindung Kulit
Angin debu dapat menyebabkan iritasi ringan. Masker membantu melindungi saluran pernapasan, sementara pelembab kulit dan lip balm berguna mencegah kulit kering akibat udara dingin dan kering.
4. Jaga Daya Tahan Tubuh
Konsumsi air putih secara rutin meski tidak merasa haus. Perbanyak makanan hangat dan bernutrisi, serta siapkan vitamin dan obat pribadi, terutama bagi jamaah lansia.
5. Atur Waktu Ibadah dengan Bijak
Jika memungkinkan, lakukan thawaf dan sa'i pada pagi atau siang hari ketika suhu lebih hangat. Manfaatkan waktu istirahat agar stamina tetap terjaga selama rangkaian ibadah.
6. Tetap Menjaga Kekhusyukan Ibadah
Cuaca dingin seharusnya tidak menjadi penghalang untuk meraih kekhusyukan ibadah. Justru suasana sejuk di Tanah Suci dapat menjadi momentum untuk lebih fokus berdoa, berzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Niatkan setiap langkah sebagai ibadah, bersabar dengan kondisi yang ada, dan saling membantu sesama jamaah agar perjalanan umrah menjadi pengalaman ibadah yang berkesan.
(dvs/erd)












































Komentar Terbanyak
Innalillahi, Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Meninggal Dunia
Bolehkah Rujuk Tanpa Menikah Ulang Setelah Talak 1?
Ditjen PHU Pamit dari Kemenag setelah 75 Tahun Tangani Haji Indonesia