Kota Makkah, memiliki sejarah panjang yang melatarbelakanginya, terutama dalam penamaan. Selain disebut Makkah, kota suci ini memiliki sebutan lain, yang banyak diabadikan dalam Al-Qur'an.
Menurut Imam An-Nawawi, yang dikutip dari buku Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram karya Mansya Aji Putra, banyaknya sebutan nama kota ini menunjukkan kebesaran dan keagungan, sebagaimana banyaknya nama Allah SWT (Asmaul Husna).
Hanya Makkah dan Madinah yang memiliki banyak nama dan gelar, hal ini karena banyaknya ukiran sejarah kebaikan yang dinisbahkan kepada kedua kota suci ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
10 Sebutan Lain untuk Kota Makkah
Mengutip buku Makkah yang ditulis oleh Rizem Aizid, Nama kota suci Makkah tercatat di dalam Al-Qur'an dengan beberapa sebutan berbeda. Ada 10 nama berbeda dalam Al-Qur'an untuk menyebut kota makkah, yakni sebagai berikut:
1. Bakkah
Secara Bahasa, kata "Bakkah" berasal dari kata bakka-yabukku, yang artinya menekan. Sebutan ini ditujukan kepada kota suci Makkah karena Makkah menekan leher-leher orang yang sombong (Tafsir Jalalain).
Ada 4 pendapat mengenai nama Bakkah, yaitu nama seluruh tanah haram, nama tapak Ka'bah, nama Ka'bah, dan nama tempat di antara 2 bukit di sekitar Ka'bah.
Dalam Al-Qur'an surah Ali Imran 96, Allah SWT menjelaskan tentang sebutan ini sebagai berikut,
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
Arab Latin: inna awwala baitiw wudli'a lin-nâsi lalladzî bibakkata mubârakaw wa hudal lil-'âlamîn
Artinya: "Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."
2. Ummul Qura
Berikutnya, Al-Qur'an juga menyebut Makkah dengan nama Ummul Qura. Arti dari Ummul Qura adalah kampung tua.
Sesuai dengan arti tersebut, nama ini diberikan kepada Makkah karena memang kota ini merupakan kota tertua di muka bumi. Di kota inilah, manusia pertama, Nabi Adam AS diturunkan oleh Allah SWT.
Di kota ini pula rumah ibadah pertama di bumi dibangun untuk pertama kalinya, yakni Ka'bah.
Nama Ummul Qura diabadikan Allah SWT dalam sebuah firman-Nya surah Al-An'am ayat 92,
وَهَذَا كِتَابٌ أَنزَلْتَهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
Arab Latin: wa hâdzâ kitâbun anzalnâhu mubârakum mushaddiqulladzî baina yadaihi wa litundzira ummal-qurâ wa man ḫaulahâ, walladzîna yu'minûna bil-âkhirati yu'minûna bihî wa hum 'alâ shalâtihim yuḫâfidhûn
Artinya: "Dan ini (Al-Qur'an), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan mereka selalu memelihara salatnya."
3. Al-Balad
Sebutan lain kota Makkah yang ketiga dalam Al-Qur'an adalah Al-Balad. Kata "Al-Balad" berasal dari bahasa Arab, yang artinya. "kota".
Selain berarti kota, Al-Balad juga berarti tanah. Sebutan lain kota Makkah ini merupakan nama salah satu surah dalam Al-Qur'an, yaitu surah Al-Balad.
Adapun firman Allah SWT yang menyebutkan kata Al-Balad sebagai sebutan lain Makkah adalah pada surah Al-Balad ayat 1 dan 2,
لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ ١ وَاَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ ٢
Arab Latin: lâ uqsimu bihâdzal-balad. wa anta ḫillum bihâdzal-balad
Artinya: "Aku benar-benar bersumpah dengan kota Ini (Makkah), Dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Makkah ini."
4. Al-Balad Al-Amin
Makkah juga disebut dengan nama Al-Balad Al-Amin, yang artinya negeri yang aman. Dalam sejarahnya, kota Makkah merupakan sebuah kota atau negeri yang aman.
Tidak ada satu kekuatan pun yang mampu menghancurkan kota Makkah. Hal itu terbukti ketika Raja Abrahah bersama pasukan gajahnya hendak menghancurkan Ka'bah, kemudian Allah SWT mengirim burung ababil untuk menghancurkan pasukan terkuat di muka bumi pada masanya.
Karena itulah, Imam Ibnu Jauzi mengatakan, bahwa barang siapa yang merasa takut, maka pergilah ke Makkah niscaya akan merasa aman. Adapun firman Allah SWT yang menegaskan tentang nama ini adalah dalam surah At-Tin ayat 3,
وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
Arab Latin: wa hâdzal-baladil-amîn
Artinya: "Dan demi kota Al-Balad Al-Amin (Makkah) Ini yang aman."
5. Al-Baldah
Selanjutnya, Al-Qur'an juga menggunakan kata "Al-Baldah" untuk menyebut kota Makkah. Al-Baldah maknanya adalah negeri.
Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 91,
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلِّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Arab Latin: innamâ umirtu an a'buda rabba hâdzihil-baldatilladzî ḫarramahâ wa lahû kullu syai'iw wa umirtu an akûna minal-muslimîn
Artinya: "Aku (Muhammad) hanya diperintahkan menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang Dia telah menjadikan suci padanya dan segala sesuatu adalah milik-Nya. Dan aku diperintahkan agar aku termasuk orang Muslim."
6. Haraman Aamina
Al-Qur'an juga menggunakan kata "Haraman Aamina" untuk menyebut kota Makkah, yang artinya Tanah Haram yang Aman.
Mengenai sebutan kota Makkah yang satu ini, Allah SWT mengabadikan dalam firman-Nya dalam surah Al-Qasas ayat 57,
مِنْ أَرْضِنَا أَوَ لَمْ نُمَكِن لَّهُمْ حَرَمًا نَّتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ . وَقَالُوا إِن عَامِنَا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِّن لَّدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Arab Latin: wa qâlû in nattabi'il-hudâ ma'aka nutakhaththaf min ardlinâ, a wa lam numakkil lahum ḫaraman âminay yujbâ ilaihi tsamarâtu kulli syai'ir rizqam mil ladunnâ wa lâkinna aktsarahum lâ ya'lamûn
Artinya: "Dan mereka berkata: 'Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami'. Dan apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci/Makkah) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui."
7. Waadin Ghairi Dzii Zar'in
Selanjutnya, Allah SWT juga menggunakan kata "Waadin Ghairi Dzii Zar'in" untuk menyebut kota Makkah. Waadin Ghairi Dzii Zar'in artinya lembah yang gersang.
Disebut nama ini karena memang, wilayah Makkah adalah wilayah yang gersang. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 37,
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَوٰةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةَ مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقُهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُون
Arab Latin: rabbanâ innî askantu min dzurriyyatî biwâdin ghairi dzî zar'in 'inda baitikal-muḫarrami rabbanâ liyuqîmush-shalâta faj'al af'idatam minan-nâsi tahwî ilaihim warzuq-hum minats-tsamarâti la'allahum yasykurûn
Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah- buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."
8. Ma'aad
Sebutan kota Makkah yang tercantum dalam Al-Qur'an berikutnya adalah Ma'aad, yang artinya tempat kembali. Menurut Ibnu Abbas RA, yang disebut sebagai tempat kembali merujuk kepada sejarah kembalinya Rasulullah SAW ke Makkah dari Madinah.
Rasulullah SAW beserta kaum muslimin pernah diusir oleh kaum Quraisy, sehingga terjadilah peristiwa hijrah. Mereka baru kembali ke Makkah tanggal 10 Ramadhan 8 Hijriah dalam sebuah peristiwa yang disebut Fathu Makkah (pembebasan Makkah). Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qasas ayat 85,
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ قُل رَّبِّي أَعْلَمُ مَن جَاءَ بِالْهُدَى وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Arab Latin: innalladzî faradla 'alaikal-qur'âna larâdduka ilâ ma'âd, qul rabbî a'lamu man jâ'a bil-hudâ wa man huwa fî dlalâlim mubîn
Artinya: "Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melak- sanakan hukum-hukum) al-Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: 'Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata."
9. Qaryah
Sebutan berikutnya untuk kota Makkah dalam Al-Qur'an adalah Qaryah, yang berarti negeri dan halaman. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam surah Muhammad ayat 13,
وَكَأَتِن مِن قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِّن قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ
Arab Latin: wa ka'ayyim ming qaryatin hiya asyaddu quwwatam ming qaryatikallatî akhrajatk, ahlaknâhum fa lâ nâshira lahum
Artinya: "Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka."
Mengenai ayat di atas, Imam Ibnu Al-Jauzi menyatakan bahwa kata "negerimu" pada ayat tersebut adalah Makkah.
10. Masjidil Haram
Sebutan lain kota Makkah dalam Al-Qur'an yang terakhir dan umum dikenal adalah Masjidil Haram. Satu alasan mengapa Makkah dinamakan Masjidil Haram, karena Masjidil Haram berada di tanah kota Makkah dan merupakan pusat ibadah umat Islam. d
Di dalam Masjidil Haram itu terdapat Ka'bah. Mengenai nama ini, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 144,
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ، وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Arab Latin: qad narâ taqalluba waj-hika fis-samâ', fa lanuwalliyannaka qiblatan tardlâhâ fa walli waj-haka syathral-masjidil-ḫarâm, wa ḫaitsu mâ kuntum fa wallû wujûhakum syathrah, wa innalladzîna ûtul-kitâba laya'lamûna annahul-ḫaqqu mir rabbihim, wa mallâhu bighâfilin 'ammâ ya'malûn
Artinya: "Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI